bc

Si Kembar Mencari Ayah

book_age18+
2.4K
FOLLOW
28.8K
READ
one-night stand
HE
stepfather
blue collar
childhood crush
like
intro-logo
Blurb

Anggi dijebak oleh saudari tirinya Karen yang bekerja sama dengan Anton yang memmang menginginkan Anggi. Mereka memberikan minuman berobat perangsang pada Anggi agar Anton dapat tidur dengannya di malam acara yang mereka hadiri di sebuah hotel. Rencana tak berjalan seperti yang dinginkan tapi berdampak sama terhadap Anggi. Anton yang menunggu untuk membawa Anggi ke kamar nyaa justru mendapat kunjungan seorang perempuan nakal yang salah kamar. Sedang Salman seorang pengusaha muda yang sedang menanjak kariernya, menjadi target licik lawan bisnisnya. Mereka ingin membuat citra buruk Salman yang memiliki cara hidup positif menjadi buruk dengan publikasi m***m bersama wanita nakal yang sudah dipersiapkan dan direkayada malam itu. Ia yang di beri minuman perangsang diacara yang sama dengan yang dihadiri Anggi, Salman yang cukup paham dengan kondisi yang dialaminya memilih kembali ke kamar yang ia booking sebelumnya karena ia dari luar kota. Tapi pengaruh obat yang kuat membuat ia keluar untuk mencari obat penenang sakit kepala. Ketika membuka pintu ia pun bertemu Anggi yang senasib dengannya dan tanpa kuasa menariknya masuk ke dalam kamar dan akhirnya terjadilah yang tidak diinginkan.Tentu saja walau ada kesalahann tidak ada yang diuntungkan dengan peristiwa tersebut. Anggi yang malu dengan dirinya yang tiba tiba hamil. entah dengan siapa memilih jauh dari rumah yang juga tidak mewaraskannya. Sedang Salman yang berhasil membongkar penjebakan nya justru terombang ambing dengan rasa bersalah apalagi melihat bercak darah di seprei kamar hotel yang menjadi saksi apa yang telah ia lakukaan pada seorang gadis yang tidak dikenalnya.

chap-preview
Free preview
Bab 1. Rumah Hanya Tempat Singgah
"Anggi, pinjam dulu sepatu sport N*ke mu yang berwarna biru, besok aku mau jogging", Karenina berkata setengah berteriak di pintu. " Besok mau kupakai, ada acara seminar bantu dosen", kata Anggi yang memang di mintai tolong oleh dosen pembimbing nya yang mengadakan seminar ilmiah. "Lagi pula sepatu N*ke nggak pantes buat jogging, itu kalau mau ada sepatu sport jogging biru di rak", kata Anggi masih sibuk dengan laptopnya, karena pagi pagi besok dia sudah harus di hotel tempat presentasi Pak Harun pembimbingnya. " Kamu pake yang lain aja kenapa sih. mana sepatunya mengapa tidak ada di rak", Karenina beranjak masuk. " Kakak itu harusnya pake yang lain saja, kalau mau jogging kan pake model kets. Lagi pula aku berangkatnya pagi sepatu sudah ku bersihkan, banyak sepatu di sana, kok maksa sepatuku", Anggi mulai kesal dengan tabiat kakak nya yang pemaksa. " Iya, tapi aku butuh yan N*ke, ngerti kamu", Karen masuk ke kamar hendak menggeledah kamar Anngi. " Jangan kelewatan kak, sepatu itu kubeli dengan uangku sendiri, jadi harusnya sebagai peminjam kamu tau diri dong kak?", Anggi mulai gusar karena Karen dengan kasar mengobrak abrik tempat tidurnya padahal mana mungkin dia meletakkan sepatu di atas tempat tidur. " Kau itu yang harus tau diri tinggal dirumah ini". " Jangan pura pura bodoh kak ya, aku tinggal disini karena ini rumah ku, kalian itu pendatang di rumah ku kan, rumah peninggalan Ibu ku. Aku akan baik jika kalian juga baik", kata Anggi yang jenuh diperlakukan seenak nya. " Kalian ada apa ribut terus, sudah malam ini hampir jam sembilan", tiba-tiba Tante Nia menghampiri kami. " Ini Ma, aku hanya ingin meminjam sepatu dia, pelitnya minta ampun", Karenina berkata sedih dan manja seolah Anggi telah mengintimidasinya. " Meminjam atau memaksa, besok sepatu itu mau Anggi pakai ke seminar sedang dia hanya untuk jogging, itu di rak ada juga sepatu jogging yang sesuai. Justru minta yang Anggi mau gunakan", Anggi menjelaskan walau bagaimanapun ia berhadapan dengan orang tua harus bisa meredam emosi begitu etikanya. " Mam, aku mau sepatu N*ke ori, malu kalau jogging bareng Winda dan kawan kawan justru pake fake", kata Karen yang sudah memegang tangan Nia dengan merajuk. " Sesekali, pinjamkan lah Anggi, kakak mu. Kamu mau kemana bisakan pake sepatu yang lain", Nia mencoba bicara lembut ke Anggi. " Besok Anggi ada acara seminar bantu dosen pembimbing dalam penyajian materi, sepatu itu cocok dengan jaket almamaterku. Lagian sepatu itu ku beli sendiri dengan uangku beli preloved, kemarin kak Karen pakai sepatuku rusak pada banyak lengketan aspal tapi nggak ada tanggung jawabnya. Anggi nggak punya sepatu flat lagi selain yang mau dipakai besok". " Sudahlah nanti kamu minta saja ke Papa mu, nggak usah pinjam pinjam sepatu dia", ucap Nia ketus, dan berlalu dari situ. " Huh, dasar tak tau diri, numpang aja sombong", kata Karen ikut keluar dari kamar. " Lah siapa numpang dan yang maksa minjem, dasar senewen", kata Anggi cepat menutup pintu kamarnya. Sebenar nya Anggi dan Karen hanya kakak adik tiri. Ayah Anggi menikah lagi dengan Tante Nia setelah kematian Ibunya Anggi akibat kecelakaan tragis empat tahun yang lalu. Almarhum Reina Ibu kandung Anggi adalah teman Tante Nia walau tidak begitu dekat. Tante Nia satu perkumpulan arisan dengan Ibu Anggi, dua tahun sebelum kematian ibu nya Tante Nia mengontrak di perumahan yang sama sehingga sebelum menikah Anggi sudah kenal dengan keduanya. Tante Nia seorang Janda yang dalam keseharian sering terlihat glamour. Anggi tidak begitu menyukainya karena bila ayah nya dirumah sering kali pura pura mempunyai keperluan datang kerumahnya. Anggi tidak tahu bagaimana mereka bisa membiasakan diri dengan dandanan glamour padahal rumah dan perabotan mereka cukup sederhana dan hanya Tante Nia yang bekerja, senagai sale produk. Tapi Anggi positif thinking bisa saja mereka punya aset yang memberikan hasil rutin pada mereka. Setahun lebih setelah Ibunya meninggal Ayahnya menikah dengan Tante Nia. Hal ini cukup mengejutkan Anggi. Tapi sekali lagi di berpikir bahwa selama ini ia memang asyik sendiri dengan kuliah dan kegiatan kegiatannya sehingga tidak ramah ke lingkungan, bahkan dengan Ayahnya. Ayah Anggi mengatakan beberapa tetangga awalnya menjodohkan mereka Ayah pikir nggak apalah menikah daripada jadi fitnah dan berdosa. Kata kata itu awalnya mengganjal pikiran Anggi jadi fitnah dan berdosa? Apa ayahnya sering terlihat bersama itu janda. Setelah menikah Anggi tidak mau merubah panggilannya. Ia pun semakin sibuk dengan perkuliahannya dan kegiatan e commercenya. Ayahnya yang selalu mentransfer kebutuhan per bulan semakin membuat nya jarang mengikuti dan ambil tahu soal rumah. Baginya semua pakaian dan harta pribadi ibunya sudah dibagi dan sebagian besar ada pada dirinya, sehingga sudah tidak ada yang dia khawatirkan lagi toh tante Nia istri ayah nya dan memang sepatut dibiayai. Rumah yang mereka ditempati juga milik Ibu Anggi dari semasa gadis yang dibeli dengan uang warisan orang tuanya dan kini sudah atas nama Anggi. Ayahnya juga tahu jika suatu saat ia menikah lagi harta bawaan istrinya harus jelas jatuh ke Anggi dan dengan cepat mengalihkan kepemilikan rumah atas namanya. Hanya saja tak mungkin Anggi sendiri tinggal di rumah yang cukup besar ini. Jadi sebelum ia menikah bahkan jika ayahnya masih sendiri mereka akan tetap tinggal bersama. Hanya saja yang membuat Anggi gerah adalah Karenina, mentang mentang Ayah nya tidak membedakan perlakuan nya terhadap mereka berdua, malah Ia semakin nyelekit rasanya, untung Anggi masih sabar walau mengusir mereka pun harusnya bisa karena ini rumahnya. Sekarang Karenina berkuliah di kampus yang sama hanya beda jurusan dengan Anggi walau usianya lebih tua dua tahun tapi karena telat bersekolah setahun dan bekerja sebelumnya jadilah ia setahun dibawah Anggi yang kini menyusun skripsi. Sekarang Anggi hanya tinggal menunggu sidang komprehensif untuk kelulusannya yang dijadwalkan dua minggu lagi untuk ia dapat meraih gelar sarjana teknik sipil seperti ayahnya. Sudah dari sebelum ibunya meninggal, Ayahnya mengarahkan Anggi agar dapat meneruskan perusahaan kontraktor nya. ** Pagi Sabtu ini Pramudya, Ayah Anggi sudah duduk di meja dengan secangkir kopi dan goreng pisang buatan Mbok Inah. Anggi turun ke ruang makan dan mengambil teh hangat serta sepotong roti selai yang disiapkan Mbok Inah untuknya. " Yah, Anggi permisi mau bantu dosen pembimbing yang mengadakan seminar di Hotel Harmoni ", katanya, sadar dari tadi Ayahnya memperhatikanku. "Ayah antar hari ini ya, ayah tidak ada kesibukan", kata Pramudya, yang merasa anak nya semakin jauh, bahkan Anggi tidak pernah meminta apapun darinya setelah mereka menetapkan perjanjian Bahwa Ayahnya memberikan jatah bulanan padanya setiap awal bulan. Justru Karenina anak tirinya dan istrinya lah yang selalu merengek minta itu dan ini hingga pengeluarannya cukup besar. Sering ia mengatakan agar mereka juga di jatah setiap awal bulan untuk kebutuhannya agar dapat belajar mengelola keuangan tapi lagi lagi Nia mengacaukan nya dengan menghabiskan dana sebulan di pertengahan bulan dan membuat anggaran semakin besar saja. Kadang ia rindu rengekan Anggi anak semata wayang nya tapi sulit sekali mendapatkan waktu berdua saja untuk dirinya dan Anggi. Anggi bangkit berdiri dan menyalami Ayahnya, Pram menyempatkan mencium kening anaknya. " Gak usah Ayah, Anggi ada motor, ini kan hari istirahat Ayah", kata Anggi mengambil tas nya bergerak ke luar. " Hati hati, sayang jangan terlalu ngebut", Pramudya berdiri mengantar kan Anggi ke teras. " Mbok, Anggi berangkat dulu", kata Anggi ketika melihat Mbok Inah, pengasuhnya sejak kecil berada di samping menjemur pakaian. "Iya Non, hati hati ", katanya melihat Anggi mengeluarkan motor maticnya,sebenarnya ayahnya menawarkan untuk membeli mobil bekas yang masih bagus untuk Anggi. Tapi Anggi menolak karena pasti mengundang perdebatan nantinya. "Assalamualaikum , Yah", kata Anggi melajukan motornya. Tidak terlihat Tante Nia dan Karenina apa sudah pergi jogging atau malah masih mimpi jogging. Anggi merasa rumah bukan lagi tempat nya pulang dengan rasa rindu pada suasananya tapi justru hanya tempat singgah sementara saja.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

SESAL (Alasan Menghilangnya Istriku)

read
12.8K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.1K
bc

Aku Pewaris Harta Melimpah

read
153.5K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.7K
bc

KEMBALINYA RATU MAFIA

read
11.8K
bc

Aku Pewaris Keluarga Hartawan

read
146.0K
bc

Breaking the Headline

read
23.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook