bc

JIWA (Two worlds True love)

book_age16+
6
FOLLOW
1K
READ
time-travel
fated
goodgirl
tragedy
mystery
ghost
another world
horror
lonely
friends
like
intro-logo
Blurb

Another title: Damitry High School's Secret.

"Kehidupan kalian tak pernah searah Yura, jika dia hidup maka sebagai balasannya kau yang tiada."

Ada satu kisah yang melegenda mengenai sekolah kita, konon 18 tahun lalu di DHS, ada pemuda yang luar biasa sempurna, semuanya diatas rata-rata, sosoknya juga merupakan ketua osis yang sangat berpengaruh di masa itu. Masa depannya sudah di pastikan secerah matahari disiang hari . Namun suatu hari di bulan Desember, sosoknya harus harus tiada dalam kebakaran di ruang pribadinya, ruang kosong di lantai tiga itu miliknya di masa lalu. Dia rapuh dan selamanya tak akan kembali. Katanya setiap bulan Desember ada saja seseorang yang melihatnya, namun itu bukan suatu keberuntungan. Karena setelah bulan Desember seeorang yang pernah melihatnya akan tiada, maksudnya bisa saja hilang di culik tak kembali atau tiada selamanya. Itu bentuk kemarahan darinya yang tiada secara tidak adil. Jadi Yura, bagaimana? yang kamu lihat tadi itu, bukan hantu ketua osis ganteng itu kan?

chap-preview
Free preview
Ruang Terlarang di Damitry
Pagi hari, dalam satu kelas. Hanya ada beberapa siswa, karena memang mungkin kebanyakan siswa masih terjebak macet di jalanan menuju sekolah, dan beberapa lainnya terjebak dalam mimpi. Kelas dimulai jam delapan, namun pukul 7 tepat, seorang gadis dengan rambut sebahu sudah datang. Wajahnya mengantuk yang tambah cantik tanpa polesan apa-apa duduk di kursinya. Mengeluarkan pouch-nya dan bersiap berdandan sebelum kelas dimulai. “Ayura wahhh serius ini lo?" seseorang gadis dengan ransel berwarna rose baby datang dengan wajah yang terlihat speechless. "Bukann.. gue hantu" senyum Yura menatap sebentar orang itu. "Pengaruh kak Dimas topcerr ya, belum juga sebelum kebiasaan telat lo berubah wkwkwk." "Ini kali ke 27" peringat Yura membuat Rhea terkekeh. gadis itu segera duduk di samping Yura dan menumpu kepalanya dengan tangannya sembari menatap sahabatnya. "Tapi ya Ra meskipun udah lewat sebulan lihat lo kayak gini masih sering buat gue kaget hahaha” jawabnya Rhea dengan tawa yang renyah yang khas. pada akhirnya Yura melirik malas ke arah sahabatnya itu lalu menghela napas lelah. “Kayaknya gue perlu mutusin Dimas deh” putusnya membuat Rhea dengan cepat menatap sahabatnya itu terkejut. “Lah kenapa sih?? Orang kalian tenang-tenang begini, see, kamu berubah jadi anak yang baik gara gara kak Dimas juga kan.” “Ubah apa sih, diam deh.” Sahut Yura memoleskan bedak di wajahnya. “Serius ihh, kalau di pikir pikir keren juga sih kak Dimas. Bisa gitu naklukin sikap lo yang malas banget bangun pagi jadi yang ter ajin begini.” tambah Rhea baru saja Yura mau menjawab, dua orang lagi-lagi datang. “Ehh Yuraa udah datangg, widihh besar banget ya pengaruh Kakak Dimas. Ayura yang sering bangett ngett ngeet terlambat ini jadi dia yang paling cepat datang wkwkwk!!” cerocos Ameera dari kursi belakang mereka. “Hahaha gue udah ada feeling deh tadi pas lihat kak Dimas di depan pagar wkwkwk” kata Olive “Diemm dehh, iri kan bilang aja" "satu sekolah iri tahu kamu bareng sama kak Dimas" "termasuk lo juga dong" tanya Rheaa Rhea terkekeh, "Nope, thanks" lalu kembali membaca bukunya. ketika memoleskan lip tink ke bibirnya, dan dirasa sudah perfect. Yura menanyakan perihal penampilannya kepada sahabatnya itu. membuat Rhea menghembuskan napasnya berat. "Cantikan juga tadi, natural.” “Aii masa sih, dilihat lihat tadi ga ada apa apanya sama yang sekarang" jawab Yura. “Mirip tante-tante girang sih itu” potong Rhea membuat Yura otomatis memukul pelan pundak Rhea. “Orang ga bercanda juga” “Kalau tanya pendapat gue sih cantikan tadi, And I'm not kidding!"” “Dahlah” Beberapa menit kemudian, segera dirasa cukup melihat penampilan di kaca. Yura menatap Rhea dalam. “Rhea menurut lo gue cocok ga sih sama Dimas?” “Cocok!” “Tapi Rhea seriusan ya, Dimas itu kayaknya ga satu circle deh sama gue. Ga cocok banget, dan kalau gue terusin bisa mati muda gue sumpah..” “Mana ada, dia itu bawa pengaruh baik tahu. Buktinya sekarang ini” “Enggak gue ke siksa tahu, dua hari ini gue dandannya di sekolah terus ya ini. Karena Dimas ga mau make mobil dan datangnya cepat banget.” “Kan bagus” “Dah ahh pokoknya sebentar gue mau minta putus deh. Ga banget gue siksa batin terus. Ganteng si ganteng cuman plis dehh dia ga sesuai sama yang gue bayangin!” “Astaga ngucap Ra, beruntung si lo dapetin kak Dimas dari pada tuh si Vee dapat tai.” Olivia lagi lagi kembali nyerocos, namun menyinggung seseorang didepan Rhea. merasa terpanggil, Vee menoleh kearah Olivia, mendengus kesal, gadis itu hampir berdiri namun ditahan oleh Sica “Heh!! pacar gue tuh namanya Taoo ya bukan tai.. seenak jidat lo tuh ganti ganti nama bebep kesayangan gue jadi ekskresi makhluk hidup. ” “Ya iya maap, tapi kan ya perbandingan antara kak Dimas dan kak Tao tuh ya antara langit sama bumi. Tao udah ga pintar, kurang ganteng, nakal pula. Ga banget sih jika dibandingin sama kak Dimas, yang kek dewa. Cakep, baik, sopan, pintar, ketua OSIS, intinya positif banget orangnya” “Dah ya bandingin-bandingin calon suami aku. Gue laporin di palak lo tiap hari. Dan akhirnya gue sering sering makan enak deh” “Haishhh” Yura berdesis, menghela napas panjang lalu berdiri. “pengap” katanya sebelum berlalu. “Mau kemana sih Je??” Tanya Rhea melihat kepergian Yura yang mendadak Sedikit menoleh, “cari sesuatu yang menarik dan ga berisik” lalu berlalu menghilang di pintu. “Kalian sih” bentak Rhea pada dua orang di sampingnya. “Loh kok kita” “Yaiyalah siapa yang paling berisik kalau ga kalian berdua. Sudah dehh pindah sana” “Ga asik lo!” “Biarin!” Hani dan Vee berlalu dengan kesal, Sedangkan Rhea kembali membuka bukunya, dan membaca. Satu hal yang merupakan rutinitasnya tiap hari. ??? Di koridor yang sepi Yura berjalan sendirian, ini lantai 3 hanya ada beberapa kelas lainnya adalah ruangan keterampilan. Seperti ruang musik, ruang seni, museum mini, gudang, dan ruang yang ditutup. Ruang kelas Yura ada di lantai 3, ia akan berjalan jalan sebentar namun tiba-tiba sampai di tangga sebelum kelantai 4 (atap) aura di sekitar sana berbeda. Yura akan naik ke tangga namun ia mendengar instrumen yang sangat indah, langkahnya terhenti dan pelan-pelan ia melangkah mengikuti arah suara itu. Dalam hidupku yang kaku, aku menyukai beberapa hal yang menenangkan alih alih menggembirakan. bukan karena apa, namun aku mudah lelah untuk sesuatu hal. Namaku adalah Ayura Rosetta. Putri semata wayang dari seorang penulis terkenal, ibuku sudah tiada lama sekali. saat aku lahir, dia berpulang. Aku punya hobi yang biasa, keinginan yang sama dengan para gadis pada umumnya. dan aku juga suka visual. menyukai sesuatu hal tak melihat dari kemampuan namun hanya pada fisiknya saja. diusia ku yang hampir menginjak 17 tahun aku untuk pertama kalinya mengangumi sesuatu, bahkan belum melihat siapa itu. aku sudah jatuh cinta dengan suara musik yang ia ciptakan. satu hal yang membuatku tenang, dan terbawa perasaan... itu adalah sebuah instrumen dari dalam ruangan kosong. untuk beberapa hal air mata mengalir di pipiku. Itu adalah kali pertama aku mendengar instrumen yang seindah itu, dimainkan dengan tulus dan penuh perasaan. Setiap ketukannya sangat memilukan, menaruh segala perasaan dalam instrumennya. Siapa dia? Dan kenapa aku tiba tiba menangis? Reaksi tubuhku berlebihan hanya karena instrumen itu. Siapa yang memainkannya? Bahkan Moza seorang pianis terbaik saja tak pernah membuatku sekagum ini Ayura berdiri tepat di sebuah ruang yang terletak paling sudut, katanya tak seorang pun pernah melewati daerah ini, makanya aura dingin dan tak terawat tampak dalam sekali lihat. Warna cat yang berbeda dan sudah pudar dan ubin yang nampak kotor. Berbeda dengan ubin pada umumnya. Namun siapa yang berani memainkan musik disini? ditempat yang tak terjamah oleh manusia, karena sudah tak terawat dan muncul beberapa mitos yang tak mengenakkan. siapa yang berani melakukan itu? Yura pelan-pelan membuka pintu, dan suasana temaram di dalam sana terlihat. Jantungnya berdebar kencang seiring dibukanya pintu tersebut “Siswa! apa yang kamu lakukan di sana?” Suara itu membuat Yura dengan cepat menutup kembali pintu tersebut. Dan menghadap seseorang itu. “Eh pak Harto?” Harto adalah seorang penjaga sekolah, sosoknya lah yang paling lama bekerja disini. Perangainya yang nampak menakutkan membuat siapapun tak mau berlama lama atau sekedar akrab dengannya. “Kenapa disini?” “Ehh anu pak tadi saya dengar seseorang memainkan piano dan indah sekali, makanya saya kepo mau lihat” kata Yura dengan canggung. “Memainkan piano?” “Iya pak” “Ruang musik ada di sebelah sana” Ayura menghela napas keras, “Tapi saya dengar dari dalam sini pak” Pak Harto tampak lebih menakutkan dari biasanya, lalu berjalan mendekat dan membuka pintu itu. “Lihat terkunci kan, bagaimana bisa ruangan yang sudah lama tertutup tiba-tiba ada seseorang yang memainkan piano. Jangan melindur nak, ini masih sangat pagi.” “Terkunci? Tadi bisa saya buka ko pak!” Kata Yura dan ketika akan membukanya lagi pintu itu sudah tertutup. “Bagaimana bisa? Tadi sumpah pak saya beneran bisa buka. Dan memang ada seseorang yang lagi main piano dari dalam sana. Saya tidak mungkin salah dengar, saya jelas jelas dengar kok” “Sebaiknya hiraukan. Apapun yang terjadi jangan pernah dekati tempat ini. Karena kalau tidak bencana akan datang!” Yura masih kekuh tak percaya, bagaimana bisa tiba terkunci, “ta..tapi saya tidak salah dengar, dan tadi saya buka pintu itu kok pak. Bapak jangan nakut-nakutin saya.” “Nakut-nakutin siapa? Pintu ini sudah terkunci jauh sebelum kamu ada di dunia ini! Dan siapapun tak akan pernah bisa membuka ruangan ini meskipun kuncinya ada.” Katanya lalu menatap Yura tajam. “Hiraukan, jangan masuk lebih dalam. Karena sekali masuk kau tidak akan bisa keluar lagi” Kebingungan itu nampak jelas, namun pak Harto dengan cepat menyuruh Yura segera pergi. Aku meninggalkan tempat itu dengan pikiran kemana-mana. Sangat penasaran sampai membuat kepalaku akan meledak. Aku tidak bodoh. Aku jelas jelas mendengar suara indah dari dalam ruangan itu. Dan bagaimana temaram ruang itu begitu pintunya kubuka. Itu tampak seperti ruang musik pribadi karena aku melihat sofa tua. Namun kenapa dalam sekejap terkunci? Ruangan seperti apa itu? Apa itu merupakan satu legenda dari sekolah ini? Aku akan mencari tahu. **** Seperginya Yura, pak Harto lagi-lagi menatap kearah pintu ruangan itu dengan tatapan sedih. “Saya jelas melihat pintu itu di buka oleh gadis itu, bagaimana bisa kamu menutup nya lagi saat saya ada? Apakah ini pertanda bahwa tahun kelam itu akan kembali lagi? Dan gadis itu ada sangkut pautnya?” Setelah mengatakan itu angin yang tidak tahu dari mana begitu menusuk tulangnya. Pak Harto merapatkan jaketnya, dan berlalu dengan wajah pucat. Seakan tahu apa yang kan terjadi dan terkejut oleh beritanya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.0K
bc

Time Travel Wedding

read
5.2K
bc

Romantic Ghost

read
162.2K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
2.9K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook