bc

22 JUNE

book_age4+
710
FOLLOW
3.7K
READ
contract marriage
love after marriage
opposites attract
friends to lovers
drama
tragedy
comedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

Kisah cinta Januar dan Frisca dimulai sejak pertemuan mereka di smp waktu itu mereka masih sangat imut-imutnya, takdir menyatukan mereka saat osis justru menghukum mereka berdua saat bersamaan. Darisitulah cinta bersemi diantara keduanya. Bagaimana kisah selanjutnya? Ayo baca

chap-preview
Free preview
Pertemuan Januar dan Frisca
SMP NUSA INDAH Aku menjalani Masa Orientasi Siswa disini dan kali ini aku ditunjuk karena salah menjawab teka teki dari satu anggota osis, s**l. Karena hukuman dari osis, aku disuruh ke depan, jujur aku sangat malu. Dan setelah beberapa menit, osis pergi ke sekumpulan anak cowok yang di MOS karena antara siswa dan siswi dipisah, entah karena apa? Bodo amat, gusarku. Osis pada satu cowok memberikan teka teki yang sama diujung sana yang terlihat misterius, yang tak bisa aku deskripsikan apa dia cowok baik atau nakal, karena ia tak menampilkan satu mimik muka pun. Aku berharap ia bisa menjawab teka teki dari osis, karena aku tak mau untuk dihukum dengannya. Namun dugaanku salah, ia tidak bisa sama seperti aku, Ah hari ini benar benar s**l saja. Cowok itu berjalan ke depan sesuai dengan kemauan osis sama sepertiku. Ia memperkenalkan diri, dan kini aku tahu siapa namanya, Januar Aryo Prasetyo. Aku sangat penasaran dengan nya dia berbeda, dari cowok mana pun yang ada di benakku Januar hannyalah seorang cowok yang benar benar dingin, susah ditebak, dan acuh pada sekitarnya. Aku dan Januar dihukum untuk melontarkan gombalan satu sama lain, jujur aku sangat kaku karena sulit untuk menghadapi Januar yang menatapku datar, itu membuat siapa pun kaku untuk dekat Januar. Semenjak itu lah aku merasa Januar adalah cowok es si pembawa s**l, namun tak berhenti disitu, saat hari pembagian kelas justru aku dan Januar sekelas, itu membuatku sangat kesal. Setelah beberapa bulan berlalu, aku cukup kenal dengannya yang super cuek dan misterius, hubungan kami kadang baik dan buruk, aku tak mengerti saat Januar tiba-tiba selalu mendekati ku dan tiba-tiba selalu melihat ku jijik, entah lah aku tak paham dengannya, yang pasti aku menyukainya, hingga di satu hari aku diharuskan pindah oleh orang tua ku karena ibuku menikah lagi. namun Entah aku sangat mengapa kehilangan Januar, meski aku dan dia hanya berstatus teman, dia berbeda dari yang lain. Januar menatap kepergian ku dengan datar, dan kali ini aku masih tak mengetahui bagaimana isi ini. Aku menghampiri Januar yang berdiri bersama teman temannya "Jan, maafin gue ya kalo gue punya salah sama lu" lirih ku pelan sambil menundukkan kepalaku "Loe gak punya salah ko, jaga diri lu baik baik disana" ujarnya dengan merinding mendengarnya suara yang membuatku "Gue tau ko sikap lu sama gue dingin, tapi gue juga tau dibalik itu lu juga perhatian sama gue. Dan gue tau itu karena lu menganggap gue temen lo, makasih banget Jan" ujar ku sambil tersenyum pada Januar Untuk pertama kalinya aku melihat seorang Januar tersenyum padaku "Teman" ujar Januar sambil menunjukkan jari kelingkingnya padaku Aku menyambut nya "Teman" sahut ku semangat. Aku pergi meninggalkan sekolah kesayanganku, banyak kenangan yang aku simpan disini. Kini meninggalkan semuanya, meninggalkan Januar yang statusnya hanya teman denganku. "Terima kasih atas senyuman nya Janu" lirihku pelan tak terasa air mataku mengalir, sadar akan diriku yang tak akan pernah bisa memiliki Januar sadar akan semuanya, bahwa aku dan Januar hannyalah seorang teman. POV'S JANUAR Aku menyalahkan diriku lagi, lagi lagi aku tak bisa mengungkapkannya padanya, justru sekarang ia malah pergi dengan semua beban yang ia beri padaku, beban yang tak bisa aku tanggung lagi, bodoh!  Memang bodohnya aku tak bisa mengutarakan semuanya kebingungan.  Kini dia malah pergi, jauh dariku jauh dari pandanganku.  Maafkan aku Fris, aku gak bisa ungkapi semuanya, mungkin ikatan pertemanan inilah yang bisa kita jalani sekarang.  Hari hari ku berjalan buruk tanpa dia, sekolah pun aku enggan bersemangat.  Hanya satu yang dapat disatukan dengan ponsel.  Aku membaringkan tubuhku di atas kasur sederhana dikamar yang sederhana, memandang langit langit tetapi berbeda dengan mata hati yang sedang berfikir indah senyumnya.  Dia berbeda, cantik Tidak idei menghilangkan kepribadiannya humoris dia tidak memiliki sifat gengsi, dia kuat dan dia penyabar ia memiliki berbagai masalah keluarga, aku tahu semua itu dari sebangkunya Aurel, itu yang membuatku dekat dengan.  teman Aku tahu kadang-kadang Frisca selalu terlihat cemburu kompilasi aku bersama Aurel, padahal aku kompilasi dengan Aurel, adalah dia.  Aku memang tak pandai mengatakan cinta, tak pandai mengungkapkannya begitu saja, aku hanya bisa mengungkapkannya melalui perhatian yang lebih, dan berbeda.  Setelah beberapa bulan berlalu aku masih saja menyayangkan kepergiannya, aku selalu berusaha menghubunginya, dan betul saja dia selalu ada saat aku membutuhkannya, sama seperti dulu.  Hari demi hari terus berganti-ganti yang ku alami, gundah harus ganti lagi aku memeluk dan memendam rasa ini.  Sampai di suatu hari, aku benar benar yakin, aku harus segera bertemu.  Ditanggal 22 Juni, aku memantapkan untuk menembaknya mengumpulkan semua yang sudah aku pendam selama 1 tahun lebilh.  Aku membuka ponselku, dan menarik nafas panjang, segera mencapai tujuanku.  Tuuttt ... tutt.  "Fris?"  "Iya Janu, ada apa? Tumben nelpon?"  Aku sulit menarik nafas dalam-dalam "Ada yang penting, ini udah gue pikirin banget!"  "Hmm apa Janu?"  Frisca terdengar begitu penasaran dengan sedikit gemetaran Aku menghela nafasku "Gue suka sama lu" Seketika semuanya menjadi hening, diam dan diam, tak ada yang berbicara.  "Fris" ujarku mengecek apa Frisca masih ada di sana, "Em apa Jan?"  tanya Frisca sepertinya tersentak kaget "Gimana?"  tanyaku lagi "Em gimana apanya Janu?"  tanya Frisca yang terdengar gugup "Apa lu mau jadi pacar gue?" ujar ku keinginanku sejak lama Lagi lagi Frisca terdiam, entah mengapa. "Fris, maaf kalo gue lancang. Tapi selama ini gue gak ngerti apa perasaan yang gue alami, tapi sekarang gue sadar Fris, gue suka sama lu gue suka. Loe boleh ngatain gue hianat atas pertemanan kita, tapi ini kemauan hati gue Fris, maaf. Loe boleh marah sama gue, gue tau gue salah, tapi gue gak tahan dengan mendam semua ini." 1lirih ku pelan, karena aku tahu pasti Frisca marah karena aku yang menghianati pertemanan ini "Jan" lirih Frisca pelan Membuat jantungku berdegup sangat kencang "Apa Fris" ujar ku "Gue juga sama Jan, sama. semua yang lu sama dengan apa yang gue katain itu bener bener rasain selama ini Janu, gue suka sama lu." ujar Frisca padaku Aku menghela nafasku pelan "Loe gak bohong kan Fris? Seriusan lu?" ujarku yang kaget "Iya Janu" "Terus gimana Fris?" "Gimana apanya sih?" sahutnya berpura pura tidak tahu enggak terima gue? Ditanggal 22 juni ini?" ujarku mengulangi “Ehm, iya. gue mau Jan" ujarnya dan lagi lagi membuatku kaget "Iya tolak maksudnya?" "Iya terima lu Janu" FRISCA POV Aku berjalan mondar mandir, semenjak tadi, menunggu ibu dan ayah tiriku datang.  "Ya tuhan semoga saja" ucap ku pelan Cklek ... Pintu rumah ku terbuka, dan menampilkan sosok yang sedari tadi aku tunggu tunggu aku segera menghampirinya.  "Bu, gimana keadaan ibu? Baikkan?"  ujarku sangat cemas "Ibu kamu baik sayang, dia cuma butuh istirahat yang cukup! Papa yakin ko dia bakalan pulih lagi" kata papa ku.  "Beneran bu?"  Ibuku mengangguk pelan, dan tersenyum manis menyerahkan, aku tahu apa yang ibuku alami, ia sedang kesakitan.  Tak lama ponselku menelepon.  berdering, terlihat kakakku "Siapa?"  tanya ibuku pelan "Kakak bu" jawabku “Iya deh, nih bu katanya kalau mau ngomongin hal yang penting " Aku membaringkan tubuhku di atas kasur kesayanganku, nyaman rasanya.  Tapi aku tak bisa membayangkan nyamannya jika aku dekat dengan Januar, sudah 7 bulan lebih kami menjalin hubungan, tapi malah kami tak pernah bertemu, bahkan sebagian besar temanku sangat iri hubungan aku jalani bersama Januar, Januar yang memang setia, dan aku sangat  percaya.  "Frisca !!"  teriak ibuku dari luar sana Aku segera berlari menghampiri sumber suara tadi "Apa bu?"  tanya ku cepat "Dua bulan lagi kita pindah ya? kan kamu dua bulan lagi lulus, nah kita langsung pindah lagi" ujar papa panjang lebar Aku tersentak kaget "Pindah ke mana pa?"  lirih ku pelan karena takut aku dan Januar akan semakin jauh "Ke Jakarta lagi, katanya kakak kamu gak mau jauh dari ibu, dia ibuku. mau merawat ibu" ucap Deggg ..  Banyak angan anganku yang akan menjadi kenyataan kali ini.  Bertemu lagi dengan Januar, salah satu impian terbesarku.  Aku melihat jalanan yang luas dari sini, indah.  Namun tak seindah jika aku bertemu dengan Januar, hati ku bergemuruh bahagia, aku bahkan belum mengatakan pada Januar, semuanya akan kujadikan hadiah terindah untuknya, dan aku sudah menyusun rencana untuk kekasihku itu.  Setelah beberapa jam di perjalanan akhirnya sampai dengan selamat, aku menghirup udara dalam "Bau Jakarta" ujarku Aku segera membuka rumah lama ku, bersama dengan papa dan ibuku.  Menghantamkan tubuh di kasur lama ku, aku membuka ponselku dan berniat untuk menelepon Januar, aku tak sabar ingin bertemu bertemu.  Tutt ... Tutt ... Tutt ... "Halo King?"  sahut ku "Iya Queen, ke mana aja dari tadi? Ko, aku gak dibalas! Kamu udah makan belom?"  ”Emm, maaf. Udah ko udah makan, nanti kamu pergi ke tukang bakso, suka aku? Yang pernah ceritain dulu, pokonya jam 4  sakit kamu harus udah ada di sana, dan gak boleh ada alasan bye" ucapkan ku segera tutup sambungan telepon pada Januar, dan matikan ponselku.  Itu semua saya lakukan agar membuat Januar bingung dengan ucapanku tadi, dan aku ingin mengetesnya, apa ia akan datang dan menuruti permintaan ku atau tidak.  Pukul 16.00 Aku duduk sendirian di tempat bakso yang terkenal didaerah ku ini, aku melihat kearah arloji ku, Jam empatik.  Setelah beberapa menit, aku mendapati aku yang menunggu sedari tadi, nampak nya. Sekarang sedang bingung, sementara aku tertawa geli melihat, "Miss you!"  mengatakan ku pelan, aku segera menutup wajah ku dengan menu.   Aku bisa mengaktifkan ponselku Kembali ke jalan raja nomor 22 Ujian ku dalam pesan singkat itu, sementara Januar lebih mudah dari kejauhan Aku melihat Januar berjalan kemeja ku, tatapannya penuh kenyamanan dan aku sangat disukai.  Jadi semakin dekat, dan jantungku Bues terasa berdegup begitu kencang, "Oh tuhan ko jadi kaya gini ya jantung Frisca" lirihku pelan Januar menatapku serius, sementara aku masih bersembunyi dibalik menu.  "Em, permisi mba?"  mengatakan Januar kaku, jujur saja itu membuatku tak ingin tertawa terbahak bahak menyaksikan.  Aku masih diam diposisiku, tidak bergerak Buies sekali.  Dan yang tampak begitu kesal, pergi dan diselesaikan dengan wajah, aku berlari cepat kearahnya dan memeluknya dari belakang, itu berhasil tersentak kaget.  "Eh maaf, siapa ya?"  sahut Januar pelan, sambil menolehku "Frisca!" "Aku kangen kamu Janu" lirihku pelan sambil mendekap tubuh Januar kuat kuat membalikkan Januar tubuhnya membalas pelukan ku erat, jujur saja ini pertama kalinya aku memeluk seorang pria dan jujur saja aku berusaha menahan semua rasa tegang yang sedang aku rasakan sekarang. "Aku bahagia ketemu kamu Frisca!" ujar Januar pelan sambil mengecup keningku pelan "Aku juga king" hebat, air mata ku sudah berjatuhan dari tadi. Januar mengajak ku kembali duduk di kursi nomor 22, karena itu adalah nomor kesukaan kami, tepat nya itu tanggal jadian kami. seru ku sambil bergemetar "Fris, eh Queen" ujar Januar padaku sambil menatap ku dengan serius "Apa king?" ujar ku cepat sambil menatapnya tak kalah serius "Hah... Aku gak menyangka semua ini nyata Queen, setelah sekian lama kamu itu cuma ada di khayalan aku, dimimpi ku setiap malam! Tapi sekarang kamu ada di depanku aku bener bener kangen lebar dan nampak masih tak percaya sama kamu" ujar Januar padaku panjang Aku hanya tersenyum padanya, menahan air mata ini, takut menetes lagi. Januar memegang kedua tanganku erat, dan menciumnya lembut. "Queen? Kamu tau? Aku bersikap cuma sama kamu doang, aku yang bawel dan aku sweet gini yang posesif itu cuma sama kamu Ratu. Kamu segalanya buat aku" Perkataan Januar itu membuat aku benar-benar tersentuh, aku menundukkan kepalaku di dalam dan kembali memeluk Januar yang ada di sampingku "Sekarang jarak tak akan mampu mendukung kita raja, aku mau!" Ucap ku tak terasa air mata ku sudah  bergelinangan lagi, Januar mendekapku pelan-pelan saja, "Maksud kamu apa?" lirihnya "Aku pindah lagi, Januar melepaskan pelukannya dan sekarang menatapku kesini" katakan ku serius "Beneran Queen?" tegas Januar Aku mengangguk cepat "Iya" lugas ku  dan kembali memelukku erat, benar benar erat dari sebelumnya membuatku tersentak. "Makasih sayang, makasih" katakan Januar "Buat apa?" "Makasih kamu udah bikin aku senang sayang, makasih semuanya bisa kamu bantu selama ini.  Terima kasih yang tulus darimu" ujar dia lagi Itu membuatku kembali menggelinangkan mata, memang benar apa kata Januar, hubungan kami tak seperti LDR. Aku mau Januar dekat denganku, membuatku nyaman dan tak ingin jauh darinya. "Janu, apa kamu gak malu punya pacar kaya aku?" "Malu kenapa sayang?" ujarnya pelan sambil memegang kedua pipiku "Aku kan orangnya konyol, humoris, nyebelin, dan sedikit tomboi" ujar ku mengutarakan isi hatiku, aku memang berbeda dengan Januar yang cool dan pendiam, sementara aku seloyoran dan konyol. "Terus?" ujar Januar padaku,  Aku menatapnya datar "Tau ah nyebelin kamu!" ujarku "Gimana keadaan ibu?" "Masih sakit" jawab ku pelan Januar nampak khawatir "Gimana kalo aku jengukin ya? ljinin sekali aja" "Belom waktu nya Janu, kan kamu tau kita aku! Aku hubungan itu sembunyian dari mama harap kamu bisa sabar dulu ya king" ujar ku sambil mengelus elus pundak Januar "Iya deh iya" "Jangan ngambek napa?" gerutuku "Engga ko, Queen mau daftar ke sekolah ana nih?" ujar Januar padaku sambil menatapku serius "Mau masuk SMA terus aku mau masuk jurusan IPS" seru ku padanya "Oh yaudah kalo gitu Januar masuk nya ke SMK dong" "Laahh ko gitu sih, Januar mau jauh jauhan lagi ya sama aku?"  "Bukan gitu yang, kan kalo kita jarang ketemu bakalan ada rasa rindu, beda kalo kita ketemu setiap hari mau kan bosan" "Oh bakalan bosan sama Frisca?"  Teriakku yang membuat Januar tersentak kaget, "Ehhh bukan gitu sayang, tapi menurut Januar itu lebih baik. Dan apa kamu kamu tau?” “ Iya deh iya" ketusku aku mengangguk paham "Tapi kamu sekolah antar jemput ya?"  seru Januar Aku berpikir "Tapi .." "Iya aku gak bakalan anterin kamu sampe rumah ko Queen, aku anterin sampai rumah si Najwa, masih inget kan? Nanti aku suruh si Najwa anterin kamu pulang! Paham?" ucap Januar Aku suka kebingungan, takut akan sesuatu yang tak aku inginkan. Tapi dibalik itu, aku melihat senyum Januar yang berharap lebih dari dariku.  "lya sayang aku mau!"  Ujarku bersemangat

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

PEMBANTU RASA BOS

read
15.7K
bc

MY ASSISTANT, MY ENEMY (INDONESIA)

read
2.5M
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
470.9K
bc

I Love You Dad

read
282.8K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.2K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
53.2K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook