bc

Persimpangan Rasa

book_age18+
915
FOLLOW
4.5K
READ
love-triangle
possessive
dominant
self-improved
dare to love and hate
drama
sweet
bxg
city
wife
like
intro-logo
Blurb

Farhana Zean Marada berada di sebuah persimpangan rasa antara cita-cita, cinta dan kebencian. Farhana memerangi batinnya sendiri hingga depresi, lantaran utang piutang sang ayah membuatnya harus terikat dengan keluarga Pranaja.

Apa yang akan Farhana pilih? Kanan, cintanya terhadap Gias Mahesa, si beruang kutub dari Alaska, atau kiri, sebuah kebencian terhadap Arganantha Farras Pranaja, atau meleburkan keduanya dan maju terus ke depan untuk meraih cita-cita besarnya membangun kembali bisnis properti milik ayahnya?

chap-preview
Free preview
Prolog
Panas terik matahari membuat Farhana semakin merasa kehausan. Gavin memang sudah berjanji akan mengajaknya ke kafe favorit mereka.  "Kamu duluan," ucap Gavin. Farhana mengangguk. Dia membuka sabuk pengaman dan turun dari mobil sedan putih milik Gavin, hadiah ulang tahun ke 18, bulan lalu.  Hati Farhana berbunga, lantaran hubungannya dengan Gavin semakin harmonis, meski dua bulan lagi akan dipisahkan oleh cita-cita masing-masing, lantaran Gavin sudah memutuskan untuk kuliah di New York. Namun, Farhana berharap mereka masih bisa berhubungan, meski harus berjauhan.  Ada banyak rencana yang ingin Farhana cetuskan bersama Gavin, bahkan dia ingin Gavin menjadi pria pertama dan terakhir dalam hidupnya.  Farhana mengayun kaki, menaiki tiga undakan anak tangga. Tiba-tiba saja dia terkesiap saat seorang pria merengkuh tubuhnya dan mendaratkan bibir tepat di bibir Farhana.  Mata Farhana membola dengan dentuman keras di balik dadanya. Benda lembab dan basah itu telah menguasai dirinya dengan menghadirkan gelenyar-gelenyar aneh,  bak aliran listrik yang dialirkan ke seluruh tubuhnya. Aroma green tea bercampur peppermint merangsek melalui kerongkongnya, hingga memenuhi paru-paru Farhana dan menguasai otaknya.  Farhana ingin menjatuhkan diri saat semua orang menyaksikan adegan tidak senonoh yang dilakukan pria berbadan tegap itu padanya.  Pria itu kembali membelenggu Farhana dengan cecapan yang berirama. Meski Farhana berusaha untuk melepaskan diri, nyatanya pria itu semakin menguatkan belenggunya.  Hingga Farhana terkesiap saat seorang perempuan berbaju merah berteriak di belakang pria itu bersamaan dengan Gavin yang meneriakinya dari belakang.  "Hana!" Kemarahan Gavin menusuk ke relung hati Farhana. Dia segera mendorong pria beraroma green tea itu, agar menjauh darinya dan melepaskan belenggunya. Namun, pria itu menahan tubuh Farhana dengan melilitkan tangan ke punggung Farhana dan memeluknya, hingga tubuh Farhana hampir terkoyak karena kerasnya pelukan itu.  “Sayang, aku kangen,” ucap pria itu tepat di telinga Farhana, membuat Gavin semakin kesal lantaran mengira Farhana telah berselingkuh darinya.  Farhana mencoba melepaskan diri dengan mendorong pria itu. Dia ingin segera mencegah kepergian Gavin. Namun, pria itu terus saja menahannya.  Wanita berbaju merah itu masih berdiri di belakang pria yang sedang memeluk Farhana. "Arga?" pekiknya.  Namun, pria yang dipanggil Arga itu tidak menghiraukannya, hingga wanita itu pergi dengan kaki yang mengentak akibat rasa sakit yang baru saja diberikan Arga padanya.  Farhana sudah tidak kuat lagi, berani-beraninya pria berpenampilan semi formal dengan jas abu misty itu melecehkan anak SMA sepertinya di depan umum pula. Apa pria itu rabun, sehingga tidak melihat seragam putih abu-abu yang Farhana kenakan? Pria itu bisa saja dikenakan hukuman pidana atas apa yang dia perbuat.  Farhana melayangkan tamparan pada pria yang tiba-tiba meminta maaf atas kesalahannya yang disengaja itu. Desisan maafnya terlampau pelan, hingga Farhana merasa pria itu tidak ikhlas. Farhana sedikit menunduk dan mengangkat satu kakinya, lalu dia membuka sneakersnya dan memukulkannya tepat di kepala pria tersebut, hingga pria itu mengaduh dan merintih.  “Rasain kamu!” pekik Farhana. “Tolong!” Farhana berteriak dengan keras, dari tadi memang dia kesulitan bicara lantaran pria itu menahan bibirnya. Farhana tak ingin kehilangan jejak dengan membiarkan pria itu pergi, maka dia mengejarnya sembari terus mengacungkan sepatu, dia belum puas jika pria itu belum mendapatkan akibat dari perbuatannya.  "Aku minta maaf," ucap pria tersebut sembari mengacungkan telapak tangannya ke depan.  "Aku tidak akan memaafkanmu, meski kamu bersimpuh di kakiku sekalipun."  “Dengar!” Pria itu terus mengacungkan kedua telapak tangannya sembari terus mundur. “Aku minta maaf, tapi terima kasih karena kamu sudah menyelamatkanku dari perempuan tadi.” “Enak saja, pacarku jadi marah karena ulahmu,” pekik Farhana lagi. Dia mengedarkan pandangan. “Tolong!” Teriakan Farhana kini membuat si pemilik kafe datang menghampiri mereka.  “Ada apa?”  “Dia--” Farhana menunjuk hidung pria itu, “telah melecehkan saya.” “Tidak. Tidak.” Pria itu mengelak. “Dia pacar saya,” ucapnya. “Sudah lama tidak bertemu dan saya rindu,” imbuhnya.  Farhana mengernyit. “Dasar cowok gila!” pekik Farhana. Tak ada gunanya dia lebih lama ada di sana, dia harus segera meluruskan kesalahpahaman Gavin tentang ini.  “Aku mengutuk perbuatanmu. Aku bersumpah, tidak akan ada wanita yang mau padamu, setiap hubungan yang kamu jalani adalah malapetaka!” Sumpah serapah Farhana hanya dibalas senyuman miring pria tersebut.  Farhana segera pergi meninggalkan tempat terkutuk itu. Seketika kafe yang menjadi favoritnya, kini menjadi tempat yang paling dia murkai seumur hidupnya, lantaran membawa kenangan buruk yang akan terus membekas dalam ingatannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook