bc

ENELOVEDIA

book_age4+
661
FOLLOW
5.0K
READ
hollywood
drama
comedy
twisted
sweet
like
intro-logo
Blurb

Sarah gadis periang yang hiper aktif bertemu dengan seorang Johnny yang super dingin, dengan celotehan Sarah yang mengganggu kehidupan baru Johnny di SMA sebagai anak baru justru membuat Johnny tertarik padanya. Bagaimana bisa? Sang musuh yang pendiam bisa menjadi cinta Sarah yang centil dan pecicilan? terungkap di Enelovedia.

chap-preview
Free preview
1. Diri Sarah dan diri Johnny
Sarah masih berbicara sendiri depan cermin, sementara ini sudah pukul tujuh."Ya ampun, gue kaya beda deh hari ini, apa bedak gue terlalu tipis?" Ujarnya sembari mendekatkan wajah nya lebih dekat kearah cermin "OMG! Gue lupa pake pelembab dari Prancis yang dad beliin kemarin! Duh ko bisa gue selupa ini sih?" Ia segera berlari ke toilet untuk membersihkan muka nya, dan berlarian kembali kearah cermin "Sarah, Sarah kenapa sih lu bisa sepikun ini! Nenek gue aja yang umurnya udah 1 abad belum pikun" ia memukul jidat mulusnya itu pelan. Ia mulai mengoleskan pelembab yang ia sebut dari prancis itu, dengan lihay nya ia mampu secepat kilat mempercantik dirinya."Aah, beres!" "Sarah! Loe niat sekolah kagak sih?" Teriak seseorang dari luar pintu kamar Sarah"Hmm, tunggu bentar nan" "Loe cari angkot aja! Gue mau berangkat sekarang!" "Yaelah ngambek" gerutu Sarah Sarah segera berlari menuju pintu, namun saat itu juga ia lupa! Sepatu nya belum ia kenakan! Ia pun kembali kearah rak sepatu pribadinya. "Hmm hari ini, hari selasa. Berarti gue harus pake sepatu yang... hmm" "Sarah loe tuli?" Teriak kakaknya lagi semakin menggema "Dasar rewel ya lu! Bentar kadal!" Ia pun langsung membawa salah satu sepatu, ia segera mengenakannya. Setelah selesai, ia kembali berlari kearah pintu. Setelah pintu dibuka, nampak Nando yang melihat Sarah dengan tatapan tak sukanya. "Besok, suruh si kelvin jemput! Gue males tingkat sunggokong nunguin lo" ujarnya dengan nada ditekan "Yaelah galak banget sih jadi abang! Mau sejahat itu sama gue? Heuh?" Ujarnya so imut Nando berjalan meninggalkan Sarah, ia geram dengan kembarannya yang menyebalkan ini. "Mom, Dad! Kita berangkat" teriak Sarah "Mom!" Tambah Nando Seli datang dari arah dapur dengan senyuman diwajahnya "Aduh, anak mom udah pada gede nih, ahay cakep-cakep lagi, unyu-unyu juga" Seli mencubit-cubit pipi Nando dan Sarah "Yaiya lah mom, Sarah!" Ujar Sarah berbangga "Yaelah mom, udah kali! Ini udah siang, entar kita dihukum sama cek gu besar!" "Ya sudah, sana! Hati-hati ya?" Seli tersenyum tulus pada keduanya, keduanya pun mengangguk sopan. Nando dan Sarah pun berjalan cepat karena ini memang sudah siang "Eh, tunggu! Bekal kalian nih, mom sampe lupa" Seli berlari menuju dapur"Yaampun punya emak rempong amat" gerutu Sarah"Gak jauh beda sama lo" tegas Nando membelototi Sarah "Diem lu kadal item" "Nah, ini dia! Bekal spesial untuk kalian berdua, anak-anak mom yang paling cakep" dua buah misting yang berisi roti dan buah-buahan diberikan kepada Nando dan Sarah.Nando dan Sarah terkejut, mereka menatap satu sama lain, menelan salivanya kuat kuat. "Yaampun mom! Masa Nando ketua geng motor dikasih kayak beginian?" "Eh, bagus ko mom! Nando sama Sarah suka banget malah" Sarah memberi aba-aba diam pada Nando "Hmm, iya ko mom Nando suka ko hehe" "Ya sudah, cepat berangkat!" Nando dan Sarah pun memberi salam pada orang tuanya itu, mereka melanjutkan berjalan, menuju garasi. Dikeluarkannya mobil sport berwarna hitam, milik keduanya."Bang, hari ini gue yang bawa. Ya?" "Gue aja, ini udah siang! Kita musti ngebut" "Yadeh" "Bang?" "Hmm" "Gue cantik gak hari ini bang?" "...." Nando malah menatap datar kearah wajah Sarah, lalu memalingkan mukanya lagi kedepan tepat kejalanan. "Abang Nando?" "Hmm" ia masih sibuk mengendarai mobilnya "Aku cantik gak hari ini?" "..." Nando masih diam, ia sibuk dengan jalanan didepannya "Nando gue cantik gak hari ini?" "Bang! Loe tuli? Bisu?" TegasnyaRahang Nando nampak mengeras "Loe bisa diem gak sih? Gue males denger suara rombengan loe!" Ia membuang nafasnya pelan "Jahat banget sih, Sarah cuma nanya aja! Hari ini Sarah cantik gak? Tinggal jawab iya atau engga, susah amat sih! Gitu banget deh elo sama gue! Sampe kap.." Nando membekap mulut Sarah menggunakan tangan kirinya yang kekar dan putih "Mungkin ini satu-satu nya cara membuat loe diem. Gimana caranya si kelvin masih bisa hidup sampe sekarang kalau tiap harinya bareng lo! Heran gue" Sarah menggigit tangan Nando begitu keras hingga membuat empunya kesakitan "Aww! Nyeri Sarah" tegas Nando "Heuh.. loe itu pengen gue mati nan? Heuh? a***y cewek secantik seanggun semanis gue mah loe bunuh? Mikir dua kali lo nan" ujarnya sambil masih mengatur nafasnya Nando hanya menatapnya datar, sembari memegangi tangannya yang sakit dan mulai memerah. "Gue gak peduli" "Jangan so cool deh lu! Gue gak suka Nando, muka pas-pasan aja so ganteng kebangetan lu!" "Gue kembaran lo, kalo loe bilang muka gue pas-pasan berarti loe juga sama b**o!" Ujarnya dengan nada yang ditekan Sarah menatapi Nando tak kalah datarnya dibanding Nando "Tapi realita membuktikan, gue punya pacar! Sedangkan loe? Jomblo tetap! Kan? Itu artinya, gue itu lebih cakep daripada lo nan! Udah lah terima keadaan" "Serah loe ayam kampung!" "Dan satu bukti lagi tentang kecerdasan! Gue masuk kelas unggulan, sementara loe? Masuk kelas ipa 8 kan? Kan? Kan? Kan?" Nando semakin tak sabar dengan keberadaan Sarah yang berada disebelahnya ini "Besok, loe berangkat bareng kelvin! Tanpa penolakan" "Yaelah bang, gak mau lah! Dia itu berangkat sekolahnya siang banget, diakan kebo" "Gak mau tau!""Ya sudah deh, Sarah minta maaf sama babang Nando! Sarah janji gak bakalan ngomongin keburukan yang babang Nando miliki, meski Sarah juga tau sih babang Nando itu gak punya kebaikan. Hehe" "Turun!" Nando menghentikan mobilnya tepat dipinggir jalan yang terdapat pohon rindang disana, Sarah menatapnya nanar seakan-akan ia akan menangis saat itu juga "Turun!" Jelas Nando "Babang, maafin" ujarnya dengan nada terputus-putus "Gue bilang turun Sarah! Gue enek sama loe! Naik angkot aja" "Ihh abang ko gitu? Kan ini mobil Sarah juga" "Yang berhak memiliki mobil ini sepenuhnya, hanya anak pertama Sarah! Hanya anak pertama!" Sarah menatap sebal pada kakanya, ia turun dari mobil Nando yang sebenarnya juga mobil miliknya, hanya saja ia tak ingin berkelahi untuk saat ini."Lihat nanti dirumah Nando! Ingat itu, loe bakalan abis sama mom dan dad!" "Bodo!" Celoteh Nando sambil mengeluarkan lidahnya pada Sarah. Ia segera melesatkan mobil sport nya jauh dari hadapan Sarah.Sarah menatapi kepergian Nando dengan mengerucutkan bibirnya. Mata Sarah tak henti-henti nya mencari angkutan umum yang Nando sarankan, meski pada dasarnya Sarah memang sangat membenci Nando yang terlalu keras kepala, dan sangat enteng berbicara. "Issh, udah siang lagi! Awas lu bang Nando, entar Sarah bilangin sama mom dad, lagian napa sih tuh cowok nyebelin banget! Muka pas-pasan, so cool, so keren, idih masih mendingan gue lah daripada si Nando yang sangat-sangat menyebalkan itu, mulai hari ini pokonya gue gak mau nganggap dia kakak gue lagi" Sarah menghentak-hentakan kakinya dan berjalan kesana-kemari seperti orang yang kehilangan sesuatu "Gue benci" dihentakannya lagi "Nando! Gue benci loe!" Semakin keras hentakannya "Dasar kadal item!" Hentakan kaki semakin keras, namun nampak tak menimbulkan suara sedikitpun dari sumber suara "Oww" seorang pria seusia dengannya, nampak kesakitan dan memegangi sepatu bersih yang ia kenakan. Mata Sarah terbuka lebar-lebar, ternyata ia telah menginjak kaki seseorang, karena hentakan kaki yang ia timbulkan semenjak kepergian Nando. "Sori sori, eh loe gak papa kan? Aduh, gak ampe lecet kan?" "Gak berdarah kan?" "Gak ngelupas kulitnya?" Pria itu masih sibuk dengan memegangi kakinya, nampaknya hentakan kaki yang Sarah timbulkan benar-benar keras. "Loe baikan?" "Yaampun loe tuli?" Teriak Sarah Pria itupun kini menatap Sarah benci "Bisa diem?" "Lagian kenapa sih loe gak jawab? Ini loe punya kuping" di pegangnya kuping pria itu "Aww sakit bodoh!" "Sori, apa loe itu punya gangguan mental? Seperti apa yaa namanya itu.. eee" Sarah memikirkan sesuatu yang pernah singgah diotaknya "Diem!" Tegasnya, pria itu kini pergi meninggalkan Sarah. Sarah dengan cepat mengejarnya "Loe ko marah sih?" Pria itu tak menggerakan kepalanya satu derajat pun "Hei ? Jawab gue, biasanya gak ada yang cuekin gue kaya gini, kecuali bang Nando" "Eh loe tau gak? Gue itu sekarang lagi sebel banget sama babang Nando si kadal item, tau gak kenapa?" Pria itu masih fokus dengan perjalananya menuju sekolah. "Dia itu, nurunin gue dari mobil! Yaampun, masa ada ya abang sejahat itu sama adeknya, apa lagi kan gue cantik iya, gaya gue modern iya, gue hits disekolah iya, gue pinter juga iya" Sarah memandangi wajah pria itu dari arah kanan "Hei pria! Jawab ngapa jawab?" Teriak Sarah tepat dikupingnya "Yaampun, jangan jangan bener pria ini punya gangguan mental" Sarah berhenti seketika, wajahnya nampak ketakutan. Pria itu pun berhenti tepat di depanSarah, ia membalikan wajahnya kearah Sarah. "Yang punya gangguan mental? Bukan gue, tapi loe! Dan inget jangan pernah nunjukin muka loe lagi depan gue" ujarnya sambil pergi memasuki gerbang SMA TERTINGGI NASIONAL "Ehh tunggu!" Teriak Sarah menatapi kepergian pria itu. "Loh, ko gue udah sampe di SMA ya? Aduh ngelantur deh" Sarah segera memasuki sekolahnya dengan berlari, setelah memasuki gerbang, ia langsung membuka ponselnya. Kelvin : Yang jemput Sarah di depan lapang basket nih, Sarah gak kuat bawa tas Sarah berat banget nih. "Yes langsung di read" serunya sambil tersenyum ria, ia duduk dibebangkuan dekat lapang basket. Pelajaran memang belum dimulai karena semua guru masih sibuk menata jadwal pelajaran. Kelvin : Iyaiya, tunggu 5 minuts beib! Sarah menyandarkan tubuhnya di kursi tersebut, ia merasa lelah karena baru kali ini ia berjalan kesekolah, sedangkan jarak tadi dari sekolah lumayan jauh. "Ko bisa secepat ini ya tadi gue jalan? Tuh cowok lebih aneh dari Nando kayaknya, oh tuhan jauhkan lah hamba dari keturunan-keturunan vampir yang masih tersisa dimuka bumi ini" "Sarah, disini loe! Ni anak bikin gue pusing aja" Ananda ikut duduk disamping kiri Sarah "Hari ini s**l banget geng! Omaygat kalian gak bakal percaya apa aja yang udah gue lewati sepanjang perjuangan perjalanan ku menuju tempat terbaik dihidupku ini, ohh sudahlah kalian tak akan percaya" "Apaan sih Sar, pagi-pagi udah ngayal aja lu" "Iya nih" tambah Bella yang sedari tadi membaca buku fisika "Bell, napa sih belajar mulu? Ntar tu otak kapasitas rendah mau gimana? Gak ada yang jualan kartu memory buat otak an?" "a***y! Lama-lama gue bisa gila deket loe Sarah" gerutu Ananda Bella hanya tersenyum manis kepada kedua sahabatnya ini, ia memang seperti itu. "Udahlah gue capek! Ambilin minum ditas gue dong Nda" Sarah menunjuk tas mahalnya itu "Dasar pemalas" ketus Ananda sambil membawakan minuman yang Sarah bekal dari rumahnya "Mana sih kelvin?" "Kenapa nungguin kelvin?" "Nih ya Nda, kelvin mau gue suruh ambilin tas! Kan punggung gue sakit, kalo kelamaan bawa tas, entah gue pegel-pegel bisa sakit deh" "Atau kalo gue kelamaan pake tas, entar bakalan ada bekas tas dipundak gue, yaelah masa perawatan kulit mahal-mahal malah gugus, kan gue gak rela" Ananda memutar kedua bola matanya, ia muak dengan sahabatnya yang berlebihan ini. "Eh bell, kita kan tadi mau bawa barang di si bara" "Oh iya" "Ko bisa lupa ya? Ya sudah sekarang aja yuk!" Seru Ananda menarik tangan Bella "Sarah, loe mau ikut?" "Gak ah, masih capek nih! Gue tunggu dikelas ya?" Mereka berdua mengangguk, Sarah pun kembali menyandarkan tubuhnya di kursi putih. Sarah kembali mengotak-atik ponsel pinknya. "Mana sih kelvin" "Beib" seru seseorang dari sebelah kiri Sarah "Ih ko kamu lama sih yang, liat nih tangan aku pegel-pegel banget! Gara-gara si Nando nih aku tadi jadi jalan kaki ke sekolah, tuh kadal item emang nyebelin banget! Nanti kamu takut-takutin dia ya?" "Hmm, ah jangan gitu beib! Dia kan kaka ipar aku, Ya sudah besok aku jemput kamu ya?" "Seriusan?” "Iya beib" "Yeyeyeyeye!! Aku dijemput, uuhh makasih cayangkuu" Sarah mencubit kedua pipi kelvin "Sakit sayang, cium dong! Bukannya dicubit" "Kamu ko m***m gitu sih?" Sarah menatapi kelvin dengan tak sukanya "Iya maaf aku bercanda sayang" "Ya sudah nih bawain tas aku, anter juga aku kekelas ya?" Kelvin membuang nafasnya pelan "Napa kamu gak mau? Heuh?" Sarah membelototinya "Ehh, siapa yang bilang gak mau coba? Aku mau ko beib" "Bagus" Sarah dan kelvin pun berjalan menuju kelas Unggulan, kelvin yang membawakan tas milik Sarah, dan Sarah yang sedang asik-asik menggunakan earphone milik kelvin ditelinganya sambil meminum air putih. Ketika sampai dikelas, Sarah nampak tersentak kaget. "What?" Teriaknya, hingga membuat kelvin yang berada dibelakang Sarah tersentak "Apa sih yang?" "Ko ada anak itu sih? Pria keturunan vampir ke tiga!" "Kamu ngomong apa sih?" "Hei? Ko disini ada murid baru?" Teriak Sarah pada teman-temannya yang ada dikelas "Iya Sarah, anak baru nih" ujar agus Pria itu nampak tak peduli dengan ocehan orang-orang disekitarnya "Aduh beib, aku gak mau berurusan sama vampir vampir yang masih hidup, aku pindah aja ya kekelas kamu! Yuk?" "Vampir apa maksud kamu sayang? Vampir ketiga apa?" "Selama aku hidup aku udah nemuin 3 vampir yang masih ada didunia ini" "Lhaa? Ko kamu tau? Emang ciri-cirinya vampir gimana sih? Ko kamu bisa sedetail itu nyatain orang sebagai vampir?" "Mudah aja kelvin, vampir itu sikapnya dingin! Dan kalau dia lagi marah semua orang pasti ketakutan" "Ah kamu ini ngawur sayang! Udah masuk kelas, belajar yang bener ya?" "Tapi sayang aku serius" "Iya aku tau kamu serius ke aku, Ya sudah siapa aja vampir menurut kamu heuh?" "Vampir pertama Nando, kedua Bella, dan ketiga sekarang murid baru itu.. beib aku takut" "Kamu alay banget sih, makanya jangan kebanyakan nonton film! cepetan masuk!" Tegas kelvin sambil membelototi Sarah Sarah mengerucutkan bibir nya "Iya deh, kamu jangan bandel ya?" Kelvin menganggukan kepalanya "Bye!" Sarah berjalan menuju kursi nya, ia duduk ditengah tengah Bella dan Ananda, dan tepat di depanSarah kini diduduki oleh seorang murid yang menurut Sarah sangat aneh dan tak menarik sama sekali, Johnny. Sarah melihat bangku Johnny dengan tatapan yang sangat tajam penuh kebencian, ia mendengus sebal karena Johnny sama sekali tak membalas kelakuan Sarah ini, bahkan untuk menatap Sarah pun ia sangat enggan. Sarah duduk dikursinya, menaruh tasnya tepat dibelakang tubuhnya, ia kembali menatap Johnny yang masih lurus kedepan, kini difikiran Sarah mulai melayang. "Apa yang difikirkan orang aneh ini?" "Apa seorang manusia? Hewan? Alien? Atau kaum vampire" "Eh bentar, kenapa ia harus berfikir? Emang ada hal penting didunia ini buat dia?" "Dasar firaun" lugas Sarah tepat ditelinga Johnny, ia menutup mulutnya, ia tak tau kini mulutnya yang ia gunakan untuk mendefinisikan pria ini. Johnny menatap Sarah dengan datar dan wajah yang sangat malas untuk mencari masalah dengannya lagi. "Siapa firaun?" "Eh, firaun apa? Gue bilang sopan santun! Ya sopan santun, loe kan orangnya sopan santun banget" Johnny kembali mengarahkan pandangannya kedepan, Sarah semakin heran dengan anak ini. Tak lama Ananda dan Bella datang membawa beberapa bingkisan. "Loe berdua ngeonline lagi?" Ananda dan Bella mengangguk "Omaygat! Kenapa si gak ajak ajak gue?" "Kata loe kemaren gak mau ngeonline lagi kan?" "Yadeh, sini gue liat barangnya!" "Ish murahan inimah bell, Nda! Harga berapa ni barang?" "599.000" jawab Ananda sambil memutar bola matanya "Omaygat! Demi einstein dan keturunannya! Kalian ketipu" "Alay banget sih" ujar Ananda, sementara Bella semenjak tadi duduk damai dikiri Sarah "Gue abis beli kemaren, asli lagi! Harganya itu 598 ribu bodoh!" Ananda semakin geram dengan sahabatnya ini "beda 1000" "Tapi itu namanya pemborosan! Lumayan kan uang seribu itu bisa kasih sarimin uang, kasian tiap hari dia itu ngehibur kita sementara hatinya yang lemah menyimpan berbagai luka" "Udahlah, si wono aja gak lu ladenin! Hati dia itu jauh lebih sakit saat loe tolak" "Ngapa sih?" "Jangan bahas si wono lah, males gue dengernya" Ananda duduk di kursi samping kanan Sarah "Eh Sar, kayanya gue baru liat anak ini" Ananda menunjuk tubuh seseorang, tak lain adalah vampir ketiga dihidup Sarah "Anak baru! Tuh keturunan vampir ketiga" "Maksud loe? Ni anak sama kaya si Bella dan babang ganteng?" Sarah mengangguk "Omaygat Sarah! Gimana kita bisa hidup diantara mereka?" Teriak Ananda histeris "Gue harus beli ramuan penahan vampir!" "Emang ada?" "Ada Nda, kita minta aja ke edward" "Korban film" gerutu Ananda menatap Sarah sebal Tak berselang lama pak darwis datang memasuki kelas Sarah, membawa beberapa lembaran fotokopian jadwal pelajaran.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

T E A R S

read
312.7K
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.2K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.7K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.1K
bc

Wedding Organizer

read
46.7K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook