bc

Sang Duda Impian

book_age18+
2.9K
FOLLOW
17.0K
READ
love after marriage
friends to lovers
goodgirl
inspirational
drama
tragedy
comedy
sweet
first love
like
intro-logo
Blurb

Dan bijaklah dalam membaca bacaan! Selamat membaca.

Duda? Mungkin untuk sebagian orang langsung berfikir dua kali, saat dijodohkan dengan seorang duda.

Tapi berbeda dengan Harumi Widjaya, yang begitu antusias saat di jodohkan dengan seorang duda.

Apalagi duda tersebut adalah Karama Nasution. Laki-laki yang selalu mengisi hati Harumi Widjaya selama ini.

Apakah Harumi akan bahagia menjalani rumah tangga bersama Karama Nasution? Ketika masih ada bayang-bayang mantan istri Karama Nasution?

chap-preview
Free preview
Bar-bar
Suara langkah kaki begitu jelas di lorong rumah sakit membuat semua orang langsung menatap ke arah langkah kaki tersebut dan langsung terpana saat melihat kecantikan wanita yang melangkahkan kakinya tersebut. Yang sedang membawa parcel buah di tangannya. Semua mata yang menatap wanita tersebut, pasti akan mengira kalau wanita tersebut adalah seorang aktris atau photo model, dengan Paras cantik dan juga rupawan, tapi mereka salah, dia adalah Harumi Widjaya, anak tunggal dari keluarga Widjaya pengusaha yang lumayan terkenal di bidang kuliner di pusat kota. Dan Harumi hanyalah seorang penulis novel di dunia maya dan dunia nyata, yang sudah menjadi kegemarannya sejak dirinya duduk dibangku sekolah menengah pertama dan sudah banyak novel yang dirinya tulis, dan diterbitkan oleh penerbit. Mungkin menurut sebagian orang menulis novel hanya omong kosong, begitu juga dengan kedua orang tuanya yang tidak pernah mendukung Harumi menjadi seorang penulis, tapi Harumi tidak peduli dengan kedua orang tua yang melarang dirinya, yang terpenting dirinya bisa menghasilkan uang, walaupun tidak seberapa, yang terpenting Harumi bisa melakoni apa yang memang dirinya bisa. Hingga kedua orang tuanya lambat laun menerima keputusan Harumi, tapi dengan syarat Harumi harus menuruti perintah kedua orang tuanya dan melaksanakannya dengan baik. Dan ini saatnya Harumi akan menjalankan kewajiban sebagai anak dengan baik, seperti sekarang ini, Harumi akan melakoni kewajibannya sebagai seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya, saat dirinya menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Bukannya bersedih seperti orang yang kebanyakan di jodohkan, berbeda dengan Harumi dirinya menerima dengan senang hati dan juga antusias dengan perjodohan yang kedua orang tuanya lakukan, mengingat laki-laki yang dijodohkan adalah Karama Nasution, laki-laki yang menjadi idolanya sejak dirinya masih kecil, dan selalu memenuhi hatinya, hingga Harumi tidak pernah membuka hati untuk orang lain, walaupun banyak laki-laki yang mengejar dirinya. Dan Harumi tidak mempermasalahkan status duda tanpa anak yang disandang oleh Karama Nasution, walaupun sahabat, teman dan juga orang disekeliling Harumi selalu mengejek Harumi, tapi bagi Harumi tidak masalah yang terpenting dirinya bisa mendapatkan apa yang dari dulu ingin dia dapatkan, toh duda hanya status, bagi Harumi, Karama Nasution tetaplah laki-laki yang sempurna karena bagi seorang laki-laki yang sudah berstatus duda tidak ada bekasnya, pusakanya masih tetap sama. "Sus mau tanya, ruang raflesia nomor dua puluh dua sebelah mana?" tanya Harumi pada suster yang kebetulan lewat di sampingnya. "Baik sus terima kasih." ucap Harumi ketika suster sudah memberi tahu dimana ruang raflesia nomor dua puluh dua berada. "Lurus, belok kanan belok kanan lagi terus belok kiri." ucap Harumi mengingat apa yang suster tadi katakan kepadanya. "Rama maafkan aku, aku khilaf aku mohon," ucap Saras sambil memegangi tangan Rama yang sedang terbaring lemah diranjang rumah sakit. "Aku tidak ingin melihatmu pergilah," "Rama aku mohon kali ini maafkan aku," rengek Saras sambil menggenggam erat tangan Rama. "Saras…! Pergilah!" "Aku tahu kamu tidak serius untuk menceraikanku, dan aku tahu kamu pasti akan memaafkanku, karena dihatimu hanya ada diriku," ucap Saras kemudian Saras langsung mencium bibir Rama, begitupun Rama tidak menolak saat Saras mencium dirinya, karena di dalam hati Rama dirinya masih mencintai Saras mantan istrinya yang sudah menyakitinya berulang kali. "Hei apa yang kamu lakukan pada calon suamiku," ujar Harumi sambil menarik tubuh Saras yang sedang mencium bibir Rama, ketika Harumi sudah berada di dalam ruang perawatan Rama. "Hanya calon istri, aku mantan istrinya dan sebentar lagi aku akan mendapatkan Rama kembali," ujar Saras sambil tersenyum sinis ke arah Harumi. "Ha ha ha ha" tawa dari mulut Harumi pecah. "Mantan? mantan itu bekas, bekas itu seharusnya dibuang ditempat sampah, terus diambil sama tukang sampah, lalu dibawa ke pembuangan sampah kemudian dibakar dan jadi debu, bey bey debu," ujar Harumi lagi dan tawa yang semakin kencang. "Kurang ajar!" "Eits tidak semudah itu," ujar Harumi sambil menangkis tangan Saras yang ingin menampar Harumi. "Rama…" "Rama… Lihat wanita bar-bar ini, apa kamu tidak salah ingin menggantikan aku dengan dirinya." ujar Saras kesal sambil menunjuk Harumi. "Tidak usah tunjuk-tunjuk, aku gigit juga jari kamu ini," ujar Harumi sambil menyikirkan tangan Saras yang sedang menunjuk dirinya "Pergi sana dan jangan pernah mengganggu calon suamiku apalagi sampai menciumnya lagi, menjijikan dimana harga diri seorang perempuan, murahan sekali jadi wanita." ujar Harumi lagi membuat Saras langsung menarik rambut Harumi, begitu juga dengan Harumi yang juga langsung menarik rambut Saras, dan keduanya terlibat jambak-menjambak dengan sengit. "Stop… Hentikan" ucap Rama yang sudah terduduk diranjang, membuat keduanya langsung menghentikan aksi jambak-menjambak nya. "Jangan seperti anak kecil, Saras pergi kamu dari sini" ucap Rama membuat Harumi langsung tersenyum dan Harumi langsung mendorong tubuh Saras untuk keluar dari ruang perawatan Rama. "bey, bey, sampah" ujar Harumi, ketika Harumi sudah mendorong tubuh sarah hingga keluar pintu. "Kurang ajar, awas kamu nanti aku..." "Aku tidak dengar wek" ucap Harumi sambil menjulurkan lidahnya dan langsung menutup pintu ruang perawatan Rama. "Awas saja akan aku buat perhitungan, pada apa yang telah kamu lakukan kepadaku hari ini" ujar Saras sambil tersenyum sinis setelah Harumi menutup pintu, dan Saras langsung meninggalkan rumah sakit dimana Rama sedang dirawat. "Kamu juga pergi dari sini" ucap Rama pada Harumi, ketika Harumi mendekat kearah Rama. "Kara, aku ini calon istrimu tega sekali kau mengusirku" ucap Harumi membuat Rama langsung menatap kearah Harumi. "Jangan menatapku begitu, dan jangan kamu menyuruh aku untuk merubah panggilanku kepadamu, aku tidak akan pernah mau" ujar Harumi membuat Rama langsung menghembuskan nafasnya, mendapati Harumi masih saja memanggil dirinya dengan sebutan Kara, setelah sekian lama tidak pernah bertemu Harumi, dan mendapati sikap Harumi yang masih tetap sama bar-barnya, dan hanya penampilannya saja yang berubah menjadi lebih cantik dan rupawan. "Kenapa kamu masih menatapku, apa kamu terpesona dengan kecantikanku ini?" tanya Harumi dengan percaya dirinya saat Rama masih menatap Harumi, membuat Rama langsung mengalihkan pandanganya. "Cie naksir nih, tenang saja sebentar lagi aku akan menjadi istrimu, dan kamu bisa memilikiku seutuhnya," ucap Harumi sabil membuka parcel buah, membuat Rama langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ini makanlah, kamu harus banyak makan biar cepat sembuh, karena kita harus melakukan photo prewedding sebelum kita menikah" ujar Harumi sambil menyodorkan buah apel yang sudah dipotong-potong ke hadapan Rama. "Rumi?" "Apa?" "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu" ujar Rama membuat Harumi langsung beranjak dari duduknya sambil pura-pura mengangkat telepon, dan berpamitan kepada Rama kemudian dirinya langsung keluar dari ruang perawatan Rama. "Huufff…" Harumi menghembuskan nafasnya setelah keluar dari ruang perawatan Rama, karena dirinya tahu apa yang akan dikatakan oleh Rama kepadanya, yang sudah sering sekali dirinya dengar saat beberapa kali Harumi mencoba mengatakan cinta kepada Rama. "Maaf aku tidak ingin mendengar kamu mengucapkan, aku tidak bisa mencintaimu Rumi, karena aku sudah menganggapmu sebagai sahabatku," ucap Rumi menirukan apa yang akan dikatakan oleh Rama kepadanya. "Aku akan membuat kamu bisa mencintaiku Kara, karena kamu satu-satunya laki-laki yang selalu ada di dalam hatiku, aku yakin aku bisa, semangat, perjuangan akan segera dimulai fighting," ucap Harumi menyemangati dirinya sendiri, dan dirinya langsung pergi dari rumah sakit dimana Rama sedang dirawat. "Calon pengantin baru, sudah datang, silahkan putri ratu," ujar Luci sahabat Harumi mempersilahkan Harumi untuk duduk, ketika keduanya sepakat bertemu di sebuah Coffee Shop, untuk membahas proyek novel yang akan berkolaborasi dengan penulis ternama sahabat dari Luci. "Terima kasih Lucita." "Lucita Luna," sambung Luci memotong perkataan Harumi yang sudah hafal apa yang akan dikatakan oleh sahabatnya tersebut. "Aku Luciana, dan aku wanita seutuhnya, dasar pea" ujar Luci sambil menoyor kepala Harumi dan keduanya langsung tertawa. "Kamu yakin, akan tetap menikahi duda?, apa lagi kamu menikah karena perjodohan, dan aku yakin Rama juga tidak mencintaimu sama sekali," ujar Luci membuat Harumi langsung menatap tajam kearah Luci yang duduk tepat di hadapannya. "Jangan menatapku begitu, iya maaf, Rama adalah milikmu dan akan selamanya milikmu, wek," ujar Luci meledak Harumi. "Apa kamu meledekku?" "Tidak, aku hanya heran denganmu maunya kamu menikah dengan duda yang sudah jelas-jelas bekas orang." "Lucita Luna..." "Ampun..."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.9K
bc

My Secret Little Wife

read
94.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
101.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook