Pertemuan dan Nostalgia

1015 Kata

“Pa, aku tinggal ke toilet bentar, ya. Sambil nungguin om Hendri datang.” Tiwi berkata kepada Irwan karena memang dia merasa ingin buang air kecil. “Jangan lama-lama, Nak. Nggak enak nanti kalau om Hendri datang dan kamu belum kembali,” sahut Irwan dengan lembut. Tiwi tersenyum pada Irwan sembari berdiri tempat duduknya. “Beres, Pa. Papa tenang aja kalau soal itu. Aku bentaran doang kok, Pa.” Suara Tiwi memang selalu lembut saat berbicara kepada Irwan. “Ya udah, buruan sana ke toilet!” titah Irwan dan langsung diberi acungan jempol oleh Tiwi. Tepat saat Tiwi baru saja menghilang di balik tembok yang menuju ke toilet, Irwan melihat sahabat lamanya – Hendri sedang berjalan ke arahnya dan tersenyum dari kejauhan. Mereka memang sudah tidak muda lagi, tapi persahabatan mereka perlu diacungi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN