16 - Istana Pangeran

1704 Kata

Kereta kuda yang ditumpangi Trisya akhirnya berhenti, yang itu tandanya mereka telah tiba di dalam istana. Trisya menghela napas panjang, menampakkan wajah malas yang membuat Layla meringis ngeri. “Nona, Anda tidak apa-apa, kan?” tanya Layla. “Apa masih ada kesempatan untuk kita pulang saja, Layla? Aku benar-benar tidak dalam suasana hati yang baik untuk berhadapan dengan lelaki sok tampan itu,” ucap Trisya. “Astaga, Nona. Apakah yang Anda maksud adalah-“ “Turunlah, adikku! Kakak sudah menunggumu di sini.” Teriakan itu berhasil mengintrupsi ucapan Layla. Trisya hanya memutar bola matanya malas. Tangannya bersiap membuka pintu kayu yang ada di hadapannya. Namun, Layla mencekalnya. Melempari Trisya dengan tatapan memohon. “Saya mohon tolong bersikaplah baik hari ini di depan Yang Mulia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN