18 - Deja Vu 2

1916 Kata

Trisya menoleh cepat ke arah sang kakak ketika mereka telah keluar dari kereta kuda milik Pangeran Terry. Tatapannya tampak was-was. Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, jika ia tetap merasa khawatir akan terjadi hal yang tak diinginkan selama ia berada di kediaman sang karakter utama ini. “Ada apa, Trisya? Kamu terlihat murung. Apa kamu masih kesal karena kita tidak jadi berkeliling istana seperti yang sudah Kakak janjikan?” tegur Darian lembut. Trisya menggeleng cepat. “Kakak janji tidak akan lama, kan?” “Ada apa? Apa kamu buru-buru? Apa kamu ada sesuatu yang mendesak?” Lagi, Trisya menggeleng. “Aku hanya merasa tidak nyaman jika harus sendirian di tempat yang menurutku asing, Kak.” “Kamu tidak sendirian, Trisya. Kan ada Layla dan yang lainnya,” balas Darian santai, membuat Tri

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN