Omar sudah siap dengan semua barang, yang terpacking rapi di dalam kopernya. Dia merebahkan tubuhnya di atas kasurnya. Pandangannya menerawang jauh menatap langit-langit. Berjuta pikiran berkelana di dalam isi kepalanya saat ini. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, jelas saja itu adalah sang Mama. “Masuk aja, Ma!” kata Omar. Tanti membuka pintu kamar Omar perlahan, tatapannya berubah menjadi sendu ketika melihat putranya yang seperti kehilangan semangat hidupnya. Dia sudah mendengar jika Omar mengembalikan Eva kepada sang Kakak. Sebagai seorang ibu, Tanti merasakan sakit yang luar biasa. Dia bahkan tak tahu harus melakukan apa untuk putranya. Tanti berjalan perlahan menghampiri Omar, kemudian duduk di sebelahnya. “Kamu yakin dengan keputusan kali ini?” Tanti tidak ingin ada peny