“Sudah sampai sini saja,” ketus Ditha. Belum sampai depan rumah, motornya bahkan belum sampai ke gang menuju kediaman Prayoga dan Hani. “Jangan macam-macam, deh, Dith. Aa minta kamu baik-baik kepada Abah, Aa pamit baik-baik kepadanya, tidak lucu kalau sekarang Aa turunkan kamu di sini.” “Ditha gak mau Abah tahu kalau kita sedang ada masalah.” “Justru dengan Ditha turun di sini Abah sama Ibu akan tahu. Sudah nurut saja Ditha, Aa tidak minta hal yang aneh-aneh, enggak macam-macam.” Ditha cemberut, ada rasa ngilu dalam hati kala mengingat potongan demi potongan kejadian yang dia lalui akhir-akhir ini. Sejak perempuan itu datang dalam hidupnya, menghancurkan rumah tangganya, hidup Ditha sudah tidak sama lagi. Duka dan lara dia rasakan dari hari ke hari. Tidak ada hal menyenangkan yang dia