Perempuan Malang Yang Terluka

1151 Kata

Bab 17 Lilis, yang merupakan Kakak ipar Narendra mendengar sebuah getaran dalam tas yang dibawa Narendra. Itu jelas adalah dering ponsel, tanda panggilan masuk. Dia beranjak dan mengetuk pintu anak-anak, di mana Narendra berada sekarang, sedang membacakan dongeng si Kancil kepada anak perempuannya. “Masuk, Teh.” Sesaat setelah mendengar ketukan pintu itu, Narendra berusaha membenahi posisi duduknya, walau bagaimanapun dia di sana adalah seorang tamu. “Barangkali ada yang penting, angkat saja dulu teleponnya. Biar Azzura sama Teteh.” Tas Narendra yang disimpan di luar kamar kini sudah berpindah tangan kepadanya. “Ayah,” rengek Azzura. “Biar saja, Teh. Saya enggak setiap hari ke sini, terlebih Azzura sedang sakit. Jadi saya sengaja simpan tasnya di luar biar bisa konsentrasi dengan Azz

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN