Proyeksi

1315 Kata

Masih di pohon besar tempet Anindita dan Dekker berada, angin berembus semakin kencang. Suara-suara binatang malam tak kalah syahdu, memeriahkan keheningan, membawa suasana makin mencekam. "Kita harus pergi!" kata Dekker begitu selesai berurusan dengan burung elang itu. "Tidak! Turunkan aku.dulu, Di sini berbahaya!" kata Anindita yang berpegangan erat pada pohon tersebut. Dia begitu histeris setelah embusan angin menggoyangkan pohon itu dengan keras. Dekker tidak bisa berbuat banyak, akhirnya dia meraih gadis itu dan membawanya turun menapak tanah dengan kekuatannya. "Lepas!" teriak Anindita begitu Dekker kembali menyeretnya dengan berjalan. "Kita mau ke mana?" "Tidak ada waktu lagi. Kita harus segera menuju ke gerbang petirtaan. Kau harus menemukan kepingan cakram itu!" kata Dekker,

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN