Vondelpark

1954 Kata

Kai benar-benar sudah menguji kesabaranku, seperti biasa dia lakukan yang sama seperti dulu. “Keluar kamu dari sini!” kataku tegas. Sungguh, aku lelah. Berharap Kai tidak kian memguji hati. Tentu saja, malah bergeming di tempatnya dengan tingkah santai khas seorang Kaivan Lais yang aku temui setelah dua tahun. “Kai, jangan sampai aku panggil polisi! Kamu tidak akan suka” ancaman jadi senjataku dengan sorot mata serius sambil bersedekap. Aku tidak main-main. Akan aku lakukan jika Kai tetap mengira hanya omong kosong. Kai menghela napas, menjatuhkan kaki ke lantai setelah salah satu bertumpu pada kaki lainnya. Dia menegakkan punggung, lekat memaku tatapanku dengan sorot dingin, lebih mengancam dibanding hanya ucapanku. “Baiklah, kamu bisa mengusirku sekarang, tapi tidak untuk kedua kal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN