Rumah 2

1977 Kata

Tidak banyak yang berubah, begitu yang kutemukan di rumah ini meski akan selalu terasa kurang tanpa kehadiran Mama. Papa, Kai dan Kaflin berbincang. Aku pilih undur diri dari ruang keluarga. Papa tersenyum, sementara Kai terus memandang setiap gerakanku. Aku mengabaikan, bertemu tatap dengan Kaflin barulah tersenyum. Mendorong pintu kamar orang tuaku yang ada di lantai dasar. Aku menghela napas karena dalam penglihatan masih ada bayangan Mama sedang duduk di sisi ranjang, tersenyum lalu tangan melambai minta aku mendekat. Aku tatap setiap sisi kamar hingga jatuh pada foto yang mengantung di dinding. Foto pernikahan orang tuaku, juga foto mereka sedang menimang seorang bayi, yang tidak lain diriku. Ada juga foto aku berusia lima tahun, rambutku diikat dua sambil tersenyum lebar hingga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN