Rumah

1861 Kata

Penerbangan memakan waktu tidak sebentar, belasan jam kian bosan karena seseorang bersamaku memasang wajah tidak bersahabat sejak tadi. Padahal yang lebih pantas marah, ya aku. Kai bertingkah keterlaluan tadi, dia menarikku menjauh dari Abbas. Perbuatan Kai yang terbilang kasar, buat Abbas langsung maju hendak mencegah, hampir terjadi keributan bila aku tidak memohon pada Abbas untuk mengerti. Akhirnya aku hanya bisa tersenyum, menjauh dari posisi Abbas yang tetap di sana sampai aku tidak terlihat lagi. Kami berada di kursi First class, fasilitas membuat nyaman selama perjalanan. Pesawat sudah mengudara sejak satu jam, meninggalkan Amsterdam. Aku menguap beberapa kali, sudah berbaring. Membenarkan letak bantal, melirik Kai yang masih duduk dengan mata fokus pada layar di depannya. Dari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN