Dari semua karakter Kai sering menguji hati, aku harus terima jika segala hal dia punya bagian dari dirinya yang telah buat aku jatuh cinta dengan mudah dan teramat dalam. Aku pernah sekali marah karena Kai lupa janji makan malam, sedangkan aku sudah siap dengan penampilan maksimal mungkin. Memantaskan diri untuk serasi ketika berdiri disisi seorang Kaivan Lais. Kejadian itu pada satu tahun pernikahan kami. Janji pulang cepat, jam enam sore Kai belum tampak batang hidungnya sampai hampir jam tujuh malam. Aku menghubungi dirinya. Panggilan kedua baru dijawab. "Kai, kuharap kamu tidak lupa ada janji dinner malam ini dengan istrimu. Perayaan satu tahun kita!" Sindirku. "Aku tidak lupa, Anna." "Lalu? Apa ini? Kamu masih di kantor?" Kai mendesah sementara telingaku tegak baca situasi