Rea duduk canggung di sebelah Jouvan. Ia tidak berniat menatap pria yang sebenarnya sangat di rindukan. Tangannya sibuk memilin tisu yang sudah tidak berbentuk. Jouvan memperhatikan geral gerik Rea “Gimana kabar kamu, Re?” “Baik mas” jawab Rea pelan dan masih tertunduk. “Kamu sibuk ya? Lama tidak pernah ke kafe” “..” Rea mengangguk. Jouvan bingung harus bagaimana menghadapi sikap Rea yang mendadak menjadi gadis pendiam. Ia ingin tahu apa isi kepala gadis itu. Apakah ini berhubungan dengan pengakuan Rea dan penolakan dari dirinya? “Kamu menghindari saya?” tanya Jouvan ragu. “Nggak..” jawabnya pelan. “Rea kalau ada yang sedang bicara dengan kamu, jangan menunduk. Coba lihat saya” Jouvan mendekatkan duduknya tepat di sebelah Rea. Menyadari sikapnya yang kurang sopan, Rea men