“Devan? Kamu sedang apa di sini?” tanyaku merasa bingung karena Devan mengulurkan tangannya untukku. Ya, orang yang mengulurkan tangannya tadi adalah Devan, teman masa SMA-ku. “Kau juga sedang apa di sini dengan wajah kusut seperti itu?” tanya balik Devan membuatku menghela napas. Devan bertanya seperti itu masih dalam posisi mengulurkan tangannya ke arahku, aku melihat tangan Devan kemudian meraihnya dan berdiri dari posisi jongkokku. “Hei, aku yang bertanya lebih dahulu,” kataku mengingatkan Devan bahwa pertanyaan akulah yang seharusnya dijawab. Devan terlihat tersenyum kemudian ia melihat sekitarnya dengan kedua tangan di saku celananya. “Ayahku ada urusan bisnis dengan pemilik perusahaan Sanjaya dan aku disuruh ikut, hitung-hitung ini latihanku untuk meneruskan perusahaan ayahku,”