Akhir Cerita

1673 Kata

           Di usia senjanya, simbok ndak ingin merepotkan. Simbok masih keras kepala seperti sebelumnya. Beliau bahkan ndak mengeluh sakit atau lelah. Saya mencoba mencari obat, mulai dari obat tradisional hingga obat yang dari dokter. Namun tetap saja, jawaban mereka sama. Ini sudah terlambat, Ndalu! Begitu! Mereka ndak mengerti kalau hidup dan mati itu ada di tangan Gusti Allah. Mereka ndak akan pernah paham karena mereka selalu beranggapan kalau mereka bisa melihat angka dan presentase kematian. Mereka ndak akan pernah tahu dan ndak akan pernah mengerti. Tetapi... Ini fakta, Ndalu. Dan kamu seharusnya paham soal ini. Hanya Gusti Allah yang mampu menyembuhkan simbok sekarang. Kamu jadi sangat sensitif hanya karena mereka mengatakan hal yang sama. Lalu saya bisa apa? Setiap hari simbo

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN