Lelah menunggu Bella ketiduran di sofa ruang tengah. Saat itu televisi dalam keadaan menyala. Sangking lelapnya tertidur, Bella sampai tidak menyadari bahwa Zayn dan Willy sudah berdiri di hadapannya sambil memperhatikan wajahnya.
“Tuan, lihatlah! Kalau sedang tidur wajahnya tampak imut ya!” bisik Willy pada Zayn.
“Imut apanya? Apa kau tidak lihat air liurnya bahkan hampir menetes membasahi sofa kesayanganku!” gerutu Zayn sengit.
“Woi, Bella!!!” seru Zayn sembari menendang sofa yang di tiduri pelayannya itu.
“Pergi sana! Mengganggu saja!” racau Bella ketika dirinya merasa terusik saat sedang tidur.
“Sialan! Dia malah mengusirku!” umapt Zayn kesal, sementara Willy tampak terkekeh geli.
Zayn merunduk dan mendekatkan mulutnya di telinga Bella.
“Api!!” teriak Zayn.
“Kebakaran!!!” teriak Bella berlarian kesana-kemari bak orang yang sedang kebarakan jenggot. Sementara Zayn hanya menatapnya dengan puas, sedangkan Willy tertawa geli melihat aksi Bella.
“Hahaha, lucu sekali dia!” Willy tertawa gelak sambil menunjuk kearah Bella.
Mendengar gelak tawa Willy, Bella lantas tersadar dengan apa yang dilakukannya. Ia menoleh pada Zayn yang sedang menatapnya sedari tadi.
“Eh tuan, sudah pulang ya.” Kata Bella pada Zayn.
“Kau tidur seperti orang mati, mana mungkin kau tau aku sudah pulang dari tadi!” gerutu Zayn kesal.
“Hehehe, maaf tuan… habisnya bosan menunggu tuan pulang, jadinya aku ketiduran.” Kata Bella.
“Cuci mukamu sana… setelah itu kita bicara!” kata Zayn.
“Baiklah,” sahut Bella lantas melangkah ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Zayn dan Willya menunggu Bella di ruang tamu. Tak lama kemudian Bella datang menghampiri mereka.
“Duduk!” seru Zayn menyuruh Bella untuk duduk berhadapan dengannya.
Bella pun segera melakukan apa yang diperintahkan majikannya tersebut.
“Tuan, mau bicara apa?” tanya Bella.
“Kau butuh uang kan!” kata Zayn.
“Iya.” Sahut Bella.
“100 ribu dollar!” kata Zayn lagi.
“I-iya.” Sahut Bella masih bingung.
Zayn menjentikkan jarinya memberikan kode pada Willy untuk meletakkan sebuah koper diatas meja. Bella masih bingung melihat koper besar yang Willy letakkan diatas meja.
“Buka!” seru Zayn memberikan perintahnya.
Willy pun membuka koper itu. Bella tampak syok melihat isi dalam koper tersebut.
“Hah? Apa-apaan ini?” tanya Bella dalam benaknya.
“100 ribu dollar… untukmu!” kata Zayn pada Bella.
“Apa?” ucap Bella semakin terkejut.
“Aku akan memberikannya tanpa embel-embel utang padamu!” kata Zayn lagi.
Bella tercengang mendengarnya lantaran Zayn memberikan uang sebanyak itu tanpa memperhitungkannya sebagai utang.
“Tu-tuan, yakin mau memberikannya padaku tidak sebagai utang?” tanya Bella seakan tak percaya begitu saja.
Zayn menggerakkan dua jarinya meminta sesuatu pada Willy, lalu Willy memberikan secarik kertas serta pulpen kepadanya. Kemudian Zayn menyodorkan surat serta pulpen itu kehadapan Bella.
“Tanda tangani surat ini, sebelum kau mengambil uang 100 ribu dollar itu!” kata Zayn pada Bella.
Dengan tangannya yang tampak gemetar, Bella meraih kertas itu lalu membacanya dengan seksama.
“Apa? Istri dan pernikahan palsu? Apa maksudnya ini?” tanya Bella lagi dalam benaknya.
“Ayo tanda tangan jika kau menginginkan uang itu!” seru Zayn pada Bella.
Bella menatap lama kepada majikannya itu. Ia menatap sambil berpikir dan sesekali melirik surat pernyataan bahwa ia harus bekerja sama dengan Zayn dalam pernikahan palsu.
“Aku memang tidak berpendidikan tinggi, tapi aku tidak bodoh! Heh, dia pikir dia bisa mempermainkan aku.” Gumam Bella dalam hatinya.
“Hei, apalagi yang kau tunggu? Kau ingin uang itu kan, jadi kau harus menandatangani surat pernyataan itu!” kata Willy pada Bella.
“Tuan, apa aku boleh bertanya?” tanya Bella.
“Tanyakan saja!” kata Zayn.
“Kenapa harus menikah palsu? Jika tuan ingin aku bekerja sama dengan tuan, maka sudah sepatutnya aku tau kan apa tujuan dari surat pernyataan ini!” tanya Bella lagi.
Sebenarnya Zayn agak kesal untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan Bella kepadanya, namun mau tak mau demi misi yang ia jalankan, ia harus menjelaskan secara rinci agar Bella setuju menjadi wanita simpanannya walaupun hanya terikat dengan pernikahan palsu.
“Oh, jadi begitu! Ternyata sepele sekali alasannya, hanya karena ingin memperebutkan harta keluarga.” Kata Bella.
“Kenapa tuan memilihku? Bukannya diluaran sana banyak wanita cantik yang mengejar-ngejar tuan? Secara tuan kan orang kaya raya.” Kata Bella lagi.
“Kau ini terlalu banyak pertanyaan membuatku pusing saja! To do point saja, kau mau tidak!” seru Zayn tampak jengkel terhadap Bella.
“Aku tidak mau!” sahut Bella membuat Zayn dan Willy terkejut hingga melotot kepadanya.
“Hei, Bella! Bukannya kau sedang membutuhkan uang?” tanya Willy.
“Iya, memang… tapi aku tidak ingin terlibat hal-hal yang mengerikan dengan orang kaya!” sahut Bella.
Zayn menatap kesal kepada Bella yang sedang duduk dengan santai sambil bersandar di sofa ruang tamu itu.
“Pekerjaanku memang hanya berpura-pura saja menjadi istri tuan Zayn, tapi apa mungkin keluarga tuan Zayn akan menyetujuinya? Apalagi keluarga tuan Zayn sudah memilihkan wanita untuknya, mana mungkin mereka akan setuju jika aku menjadi istri tuan Zayn, walaupun hanya tipu-tipu saja.” Sambung Bella.
“Pekerjaan ini gampang-gampang susah bagiku, dan menurutku uang 100 ribu dolkar tidak cocok untuk pekerjaan ini!” sambung Bella lagi.
“Sialan! Ternyata wanita ini sedang mengajakku bernegosiasi dengannya!” umpat Zayn kesal.
Zayn tak ingin pikir panjang setelah tau bahwa Bella bukan wanita biasa yang bisa ia permainkan dengan mudah. Bahkan ia menganggap Bella sebagai wanita terlicik di dunia yang pernah ia temui.
“Jadi kau ingin berapa?” tanya Zayn yang tak memiliki banyak waktu untuk menjawab ancaman ayahnya.
“2 kali lipat dari uang yang ada di koper itu!” ucap Bella mengatakannya dengan gamblang.
“Apa?” ucap Willy terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa wanita yang ia anggap bodoh, ternyata memiliki kelicikan yang pantas diacungi jempol.
“Tak hanya itu saja… aku juga ingin menikmati hari-hariku sebagai wanitanya tuan Zayn! Aku ingin uang bulanan sebanyak 50 ribu dollar, kartu kredit agar aku puas berbelanja dan aku juga ingin memiliki supir pribadi yang akan mengantarkan aku pergi kemanapun yang aku mau!” kata Bella lagi-lagi membuat Willy tercengang mendengar permintaannya tersebut. Sementara Zayn melirik kesal pada asisten kepercayaannya itu yang telah merekomendasikan Bella kepadanya.
“Hei, apa kau sudah gila dengan semua permintaanmu itu? Serakah sekali kau!” kata Willy pada Bella.
“Apa salahnya? Tuan Zayn kan orang kaya… jadi aku harus berusaha untuk menjadi wanita yang pantas atau sepadan saat mendampingi tuan Zayn kan? Aku harus memiliki uang dan juga barang-barang mewah untuk menunjang penampilanku… kalau tidak orang tidak akan percaya kalau aku adalah wanita yang pantas berada disisi tuan Zayn!” kata Bella memberikan alasan yang langsung membuat mulut Willy tak bisa berkata-kata lagi.
“Oh my God! Wanita ini sungguh luar biasa… dia sangat licik! Sungguh diluar dugaanku!” ucap Zayn dalam hatinya.
“Heemm, bagaimana tuan? Apa tuan mau memenuhi persyaratan dariku?” tanya Bella sembari tersenyum lebar pada Zayn yang tampak stress menghadapinya.
“Baik, aku setuju!” ucap Zayn membuat Willy tercengang lebar.
“Tu-tuan, apa yang tuan lakukan? Wanita ini sedang memeras tuan!” kata Willy.
“Bukankah kau yang merekomendasikan wanita licik ini padaku, hah???” pekik Zayn kesal pada Willy.
“Eeemm, itu… anu….” Willy tampak gugup untuk menjawabnya.
“Oh, jadi tuan Willy yang merekomendasikan diriku untuk menjadi istri palsu tuan Zayn! Wah, tuan Willy baik sekali ya!” seru Bella senang membuat Willy lantas sengit meliriknya.
Zayn melirik secarik kertas yang masih tergeletak diatas meja itu. Ia sempat membaca semua persyaratan yang harus Bella penuhi sebelum menyodorkannya kepada Bella. Ia mengingat satu poin penting pada persyaratan di kertas pernyataan tersebut, yaitu Bella harus melakukan apa saja yang diinginkan olehnya. Mengingat akan hal itu, Zayn lantas menyunggingkan senyuman licik di sudut bibirnya.
“Heh, memangnya dia saja yang bisa berlaku licik? Aku juga bisa!” ucap Zayn dalam hatinya.
Setelah semua persyaratan yang diminta Bella disetujui oleh Zayn, dengan senang hati Bella menandatangani surat pernyataan tersebut tanpa mau mengulang kembali membaca setiap poin dari persyaratan yang harus ia jalankan sebagai istri palsu majikannya itu.