Seranjang Berdua

1037 Kata
Tepat pukul 7 pagi Willy menghampiri apartemen Zayn, Ia berdiri di depan pintu apartemen itu dan berkali-kali menekan belnya, namun tidak ada satupun orang yang membukakan pintu untuknya. “Si Bella kemana sih? Kenapa dia lama sekali membuka pintunya?” gerutu Willy masih berdiri menunggu di depan pintu. Willy pun menekan bel pintu itu lagi namun tetap saja tidak ada yang membukakan pintu untuknya. Tak terasa Willy sudah berdiri hampir 20 menit disana dan ia tak sabar lagi menunggu. Ia pun memutuskan memencet beberapa digit angka sandi untuk membuka pintu apartemen CEO-nya itu. Ceklek…. “Haaah, untungnya aku masih ingat kata sandi pintu apartemen tuan Zayn.” Gumam Willy lantas masuk ke dalam apartemen Zayn.   Willy melihat suasana ruang apartemen itu tampak sepi. Ia tidak menemukan Bella diruang manapun. “Kemana si Bella? Apa dia tidak kerja hari ini?” tanya Willy dalam benaknya. Willy menaiki anak tangga menuju kelantai atas. Ia menyusuri beberapa ruangan lain disana untuk mencari keberadaan Bella sebelum ia masuk ke kamar Zayn. “Dilantai atas juga tidak ada! Mungkin Bella tidak kerja hari ini!” gumam Willy lagi. Willy pun mengetuk pintu kamar Zayn beberapa kali, namun pintu itu tetap saja tertutup rapat. Merasa penasaran dengan keberadaan CEO-nya itu, Willy pun memberanikan diri untuk membuka pintu kamar yang kebetulan tidak dikunci. “Tuan?” ucap Willy memasukkan setengah badannya ke dalam ruang kamar itu mencari keberadaan Zayn. “Heemm, kemana tuan Zayn?” gumam Willy sembari melangkah masuk dan berniat untuk mendekati pintu kamar mandi. Namun tanpa sengaja ia melihat penampakan yang sangat mengejutkan baginya, dimana Zayn dan Bella tidur bersama diatas ranjang yang sama. “Aaarrgghhh!!! Apa yang terjadi??? Me-me-mereka ti-tidur bersama semalam!!!” pekik Willy melompat kaget menemukan Zayn tidur telungkup diatas ranjang itu sementara Bella terlentang setangah badan dengan kakinya yang menjuntai kelantai, bahkan saat itu posisi tubuh Bella berada di dekat kaki Zayn.   Willy menatap mereka tanpa berkedip sama sekali saking terkejutnya. Apa yang ia lihat telah membuatnya menjadi salah paham antara hubungan Zayn dengan Bella. “Hebat juga wanita ini… dia bisa menarik perhatian tuan Zayn dalam waktu yang singkat, aku sangat tau bagaimana sikap tuan Zayn yang sebenarnya, dia tidak akan mudah dirayu wanita manapun kecuali dia yang menginginkannya.” Gumam Willy dalam hatinya. “Atau jangan-jangan Bella sudah menjebak tuan Zayn? Oh, berani sekali dia!” gumam Willi lagi. Masih menatap keduanya seketika keusilan pun menyeruak di dalam pikiran Willy. Sambil terkekeh geli Willy mengambil ponselnya lalu memotret Zayn dan Bella yang tampak tertidur dengan pulas diatas ranjang yang sama. “Hehehe, tuan Zayn pasti terkejut melihat foto ini nanti.” Ucap Willy sambil terkekeh geli. “Heemm, lebih baik aku biarkan saja mereka yang menyadari setelah mereka bangun tidur. Sebenarnya aku ingin sekali melihat ekspresi mereka saat mereka bangun nanti, tapi aku harus segera ke kantor.” Ucap Willi lagi kemudian beranjak pergi dari apartemen Zayn.   Zayn pun terbangun dari tidurnya. Ia tampak meringis kesakitan merasakan sakit di kepalanya akibat minuman beralkohol yang ia tenggak semalam. Rasa haus pun tengah melanda tenggorokannya. Ia ingin segera bangkit dari ranjang tidurnya untuk mengambil air minum, namun saat ia menggeser kakinya tanpa sengaja kakinya menyentuh sesuatu yang membuatnya geli. “Eh, apa itu?” ucap Zayn samar-samar melihat rambut yang mengenai telapak kakinya. Zayn berupaya membuka matanya lebar-lebar. Ia melihat seorang wanita yang tampak tertidur di dekat kakinya. Ia memperhatikan wajah wanita itu dengan seksama. “Hoooh!!! Be-Bella!!!” pekiknya kaget mendapati pelayan barunya itu tertidur pulas di bawah kakinya. Zayn melihat bagaimana posisi tubuh Bella ketika tidur di ranjang yang sama dengannya. Setengah badan terlentang diatas ranjang dengan kedua tangan yang terangkat pasrah keatas dan kedua kaki yang menjuntai kelantai. “Heh, posisi tidur macam apa ini? Bisa-bisanya dia tidur dengan posisi badan seperti itu!” gerutu Zayn dalam hatinya. Zayn mendekati Bella secara dekat. Perlahan ia menyibak rambut Bella yang sedikit menutupi wajahnya. Zayn memperhatikan wajah pelayan barunya itu dengan seksama. “Kalau kuperhatikan secara dekat seperti ini, wajahnya lumayan juga.” Ucap Zayn dalam hatinya. Kemudian Zayn segera tersadar dengan apa yang ia ucapankan di dalam hatinya barusan mengenai raut wajah Bella. “Aahh, apa yang aku pikirkan barusan? Lupakan! Ini mungkin karena di dalam tubuhku masih ada efek alcohol yang aku minum semalam!” ucap Zayn lagi dalam hatinya.   Zayn segera turun dari ranjang tidurnya. Ia berdiri di hadapan Bella lalu membangunkannya. “Hei, Bella!” seru Zayn sembari menyenggol kaki Bella yang menjuntai kelantai. Bella masih saja terlelap di ranjang itu. “Woi Bella… bangun!!!” seru Zayn lagi. “Eeerrmmm….” Bella tampak bergerak sambil mengernyitkan dahinya. “Cih, dasar tukang tidur!” gerutu Zayn sewot. Zayn menyunggingkan senyuman disudut bibirnya, lalu ia mendekatkan bibirnya di telinga Bella. “Woi Bella… bangun woi!!!” teriak Zayn membuat Bella terkejut setengah mati dan langsung terbangun dari tidurnya. Gendang telinganya pun terasa pengang setelah apa yang Zayn lakukan padanya. Saking kagetnya Bella sampai jatuh dari atas ranjang itu kelantai. “Heh, akhirnya kau bangun juga!” kata Zayn menatap Bella yang masih bingung lantaran baru saja bangun tidur. Bella pun mengangkat wajahnya keatas melihat majikannya tersebut sedang berdiri di hadapannya. “Eh, tuan! Kenapa ada di kamarku?” tanya Bella tak menyadari bahwa dirinyalah yang berada di dalam kamar majikannya itu. “Apa? Kamarmu? Apa matamu buta setelah bangun tidur? Kau tidak lihat dimana kau sekarang?” kata Zayn tampak dongkol pada Bella. Bella melihat sekeliling ruangan kamar mewah yang sangat berbeda jauh dengan ruang kamar kosnya yang tampak kumuh. Ia pun mengingat kembali apa yang telah ia lewatkan semalam. “Semalam aku dijebak bos di club malam, lalu aku menemani tuan Zayn minum sampai dia mabuk… karena dia mabuk berat aku mengantarnya pulang ke apartemen, saat itu aku sangat ngantuk dan berniat untuk tidur sebentar sebelum aku mengerjakan pekerjaanku sebagai pelayan disini, tapi….” Gumam Bella dalam hatinya kemudian ia melirik jam dinding yang berputar yang sudah menunjukkan pukul 2 siang. “Aaarrrggghhhh!!!” pekik Bella membuat Zayn terlonjak kaget. “Aku ketiduran!!!!” pekik Bella langsung berlari keluar dari kamar Zayn menuju dapur, menyiapkan makan siang untuk majikannya tersebut. “Huh, dasar wanita aneh!” gerutu Zayn sewot pada pelayannya itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN