FRIENDSHIT UDAH 500 THANK'S GAISS. NAH SEKARANG KALIAN BANTU TAB LOVE KISAHKU YANG JUDULNYA "LDR" KALIAN MASUKKAN KE DALAM LIBRARY KALAU SAMPAI 250 AKU BAKALAN UPDATE SETELAH INI ADA ADEGAN KE-UWU-AN VALLERIE SAMA LUCAS LOH HAHA, BANYAK YANG DM AKU MEREKA KANGENNYA SAMA LUCAS ADA YANG SAMA? NAH SILAHKAN IKUTIN TANTANGANNYA
Vallerie menggeret koper miliknya. Setelah penerbangannya, Roland meminta untuk ditemani. Makanya Vallerie segera ke tempat Roland saat itu. Tapi berhubung bossnya itu sudah kembali pulang, maka Vallerie juga kembali pulang ke apartement sederhana miliknya bersama sahabatnya.
Lucas mengangatkan Vallerie sampai lobby saja, karena pria itu mengatakan ada urusan lain. Vallerie tidak mau ambil pusing mengenai hal itu dan membiarkan Lucas pergi. Vallerie memasukkan kunci aksesnya dan ia masuk.
Vallerie langsung disuguhi dengan pemandangan sahabatnya sekaligus teman kamarnya itu sedang bercinta dengan kekasihnya. Keduanya kaget dan berdiam sejenak melihat Vallerie yang datang.
“Sorry gue ganggu. Silahkan dilanjutkan.” Vallerie melewati kedua orang yang sedang bercinta di ruang tengah itu dan masuk ke dalam kamarnya.
Vallerie tidak marah, dia bisa menghargai. Karena biasanya memang jarang pulang ke apartement dan Ainsley dengan bebas membawa kekasihnya ke apartement mereka. Vallerie bisa mendengarkan kembali erangan keduanya.
Vallerie tak mau ambil pusing, dia membereskan kamarnya yang sedikit berantakan dan Menyusun kembali bajunya yang berantakan. Mengisi kopernya dengan pakaian yang baru dan seragam kerjanya juga tak lupa dia masukkan.
Vallerie selalu menyiapkan jauh-jauh hari kebutuhannya untuk pergi terbang. Karena terkadang jadwal Vallerie bisa saja berganti, maka itu Vallerie harus sudah siap menyiapkannya terlebih dahulu.
Setelah Vallerie membereskan kekacauan kamarnya dan sudah mengganti bajunya dengan tanktop miliknya serta hotpans, kamarnya terketuk.
“Vall,” Panggil Ainsley. Vallerie yang baru saja mengistirahat tubuhnya tidak jadi. Ia membuka pintu kamarnya dan kini Ainsley tersenyum padanya.
“Ayo gabung makan, kita baru beli makanan.” Vallerie kembali menutup pintunya dan mengikuti Ainsley yang berjalan di depannya.
“Hey apa kabar?” Sapa Vallerie pada Liam Fernandes kekasih Ainsley.
“Baik. Gimana aman?” Tanyanya balik, Vallerie tersenyum tipis dan membantu Ainsley yang sedang membuka bungkusan makanan.
Liam Fernandes hanya menggunakan boxer, sedangkan Ainsley berpakaian sama seperti dirinya. Vallerie sampai tidak sadar kapan mereka selesai bercinta dan sudah membeli makanan saja pikirnya.
“Lo udah selesai nemenin Boss Roland?” Tanya Ainsley sambil bersandar ke sofa dan mulai memakan makananya.
“Kalau belum gue nggak disini sekarang.” Ainsley menganggukkan kepalanya sambil mengunyah makanannya.
“Cepat juga, biasanya lama.” Kata Liam mengikuti pembicaraan.
“Bukan urusan gue, yang penting tugas gue selesaikan?” Liam tertawa membenarkan.
Ainsley dan Liam memang mengetahui apa yang sedang dijalani Vallerie. Keduanya tidak meunjudge, mereka bisa menerima keputusan yang di ambil Vallerie. Keduanya hanya mengingatkan agar Vallerie bermain aman dan menjaga diri agar tidak hamil.
Vallerie selalu mengingat itu, lagian Vallerie mengkonsumsi obat ketika sedang bermain. Vallerie tidak pernah lupa itu buktinya sampai sekarang dia amankan, belum pernah kebobolan sama sekali.
“Oh iya Harry nyariin, kangen katanya.” Kali ini Liam mengganti topik pembicaraan.
“Oh ya? Udah lama emang gue nggak satu penerbangan sama dia.”
Harry Scott merupakan pilot yang juga bekerja ditempat mereka. Liam mengenal Harry karena keduanya sering di penerbangan yang sama. Harry tahu kalau Liam kekasih Ainsley yang merupakan sahabat dari Vallerie.
“Tapi kayaknya minggu depan gue ada penerbangan sama dia deh.” Vallerie tiba-tiba mengingat jadwal penerbangannya untuk minggu depan.
“Yaudah senang dia pasti, temeninlah.” Kata Ainsley sambil mengedipkan matanya membuat Vallerie tertawa.
“Tenang aja, jangan ragukan Vallerie kalau soal itu pasti dengan siap memberikan pelayanan yang terbaik.” Ainsley dan Liam kompak tertawa karena jawabannya.
“Oh iya nyokap Lo datang kemarin nyariin, gue bilang aja Lo nggak ada.”
“Lo nggak kasih tahu gue dimanakan?”
“Ya enggaklah, mana mungkin gue kasih tahu.” Vallerie bernafas lega.
“Palingan juga butuh uang. Bukannya selalu kayak gitu?” Kata Vallerie dengan tertawa. Menertawakan dirinya sendiri yang menurutnya sangat miris.
“Oh iya Lo udah lihat hadiah yang gue kasih?” Ainsley sengaja mengalihkan pembicaraan mereka. Ainsley tahu kalau Vallerie tidak begitu suka membahas soal orangtuanya.
“Udah. Thank’s.” Vallerie tersenyum tulus, tadi memang dia melihat paper bag di atas tempat tidurnya ia tahu itu dari Ainsley. Kalau Ainsley pergi terbang ke negara mana dan ada waktu berbelanja sahabatnya itu tidak lupa untuk membawakannya oleh-oleh. Keduanya sering melakukan hal itu dari dulu.
“Gue harap Lo suka, cobalah pake yang itu buat godain tuh pengawal Lo.” Vallerie tertawa.
Salah satu yang diberikan Ainsley memang ada lingerie, menurutnya itu sangat unik dan lucu. Sangat terbuka dari lingerie yang biasa ia gunakan. Tapi lebih lucu lagi ketika Ainsley menyuruhnya menggunakan itu untuk menggoda Lucas?
Hello! Vallerie sudah bertelanjang saja tetap saja itu laki-laki nggak tergoda. Apa lagi lingerie yang masih bisa menyembunyikan yang ada jelas kagak mempanlah. Vallerie saja sudah kehabisan akal untuk menggoda Lucas.
Bagaimana bisa pria itu hanya menatapnya saja tanpa berniat menyentuhnya tanpa melakukan apapun. Mengingat itu Vallerie jadi kesal sendiri dan nafsu makannya jadi memburuk. Vallerie menyelesaikan makannya dengan cepat dan mengambil rokok milik Liam yang ada di atas meja.
Mengambil sebatang, lalu disulutkannya dengan api dan menghisap dengan dalam tepi dari rokok tersebut dan mengepul asapnya ke atas. Selesai makan memang sangat enak ditemeani dengan rokok.
“Kalau Lo di posisi gue, gimana? Gue emang bener aneh banget lihat itu orang, kenapa masih aja nggak tergoda. Apa gue kurang menarik?” Vallerie melihat bentuk tubuhnya sendiri dan Liam ikut melihat bentuk tubuh Vallerie dan ia mendapati pukulan dari Ainsley.
“Matanya jangan jelalatan!” Vallerie tertawa melihat Liam yang sudah meringis kesakitan akibat dipukul Ainsley. Padahal pria itu tidak berniat maksud apa-apa hanya ingin menilai sesuai dengan pertanyaan Vallerie.
“Yaampun aku Cuma mau menilai Honey tidak ada maksud apa-apa!”
“Lo tahu pria kedua yang nggak akan tertarik sama gue siapa?” Tanya Vallerie tiba-tiba pada Ainsley.
“Siapa?” Beo Ainsley.
“Ya Liam, gue telanjang pun dia nggak akan b*******h lihat gue.” Liam menepuk dadanya bangga dan senyum tak lepas dari wajahnya. Ainsley menatap Liam tak percaya.
“Mau gue buktiin?” Tantang Vallerie yang tiba-tiba meletakkan rokoknya di asbak dan hendak melepaskan tanktopnya namun langsung ditahan Ainsley.
“Jangan, gue nggak bisa jamin soalnya.” Vallerie tertawa dan Liam menghela nafas kecewa.
“Itu berarti Lo nggak percaya sama Liam. Tapi gue yakin kok, iyakan?” Vallerie mengedipkan matanya pada Liam dan pria itu tertawa menganggukkan kepalanya.
Soalnya ada rahasia yang hanya diketahui oleh keduanya. Saat itu Ainsley belum pulang, Vallerie berada di apartement. Kamar mandinya saat itu sedang bermasalah dan dia menumpang mandi di kamar Ainsley. Liam datang dan langsung masuk ke kamar kekasihnya. Liam berpikir Ainsley yang sedang mandi, maka Liam berniat memberi kejutan untuk ikut bergabung.
Ternyata dia sangat dikejutkan bukan Ainsley yang mandi tapi Vallerie. Setelah itu Liam segera keluar dan meminta maaf. Satu Vallerie bisa menilai kalau Liam tipe orang yang setia. Salahkan mata nakal Vallerie yang saat itu langsung melihat milik Liam dan tidak ada reaksi apa-apa. Padahal Liam sudah melihat miliknya seutuhnya.
Mereka memutuskan itu hanya rahasia mereka berdua. Tidak pernah terjadi apa-apa diantara keduanya, murni hanya sekedar teman. Untuk melakukan lebih tidak pernah, karena memang Vallerie tidak berniat bermain dengan Liam begitupun sebaliknya. Kalau mereka jahat bisa saja mereka melakukannya tanpa sepengetahuan Ainsley.
“Gue aja iri lihat bentuk tubuh Lo.” Kata Ainsley jujur.
“Tapi aku lebih menyukai bentuh tubuh kamu Honey!” Puji Liam yang mendapat cibiran dari kekasihnya. Vallerie tertawa.
Vallerie akui lebih banyak keunggulan dari bentuk tubuh Vallerie. Bukan mau memuji diri sendiri, karena sudah terbukti dan banyak orang yang mengatakannya. Tubuh Vallerie lebih sexy, b****g indah Vallerie lebih berisi dan banyak orang yang ingin meremasnya.
Bukit kembar milik Vallerie jangan tanyakan lagi bagaimana kekenyalan padat yang sangat menggoda itu. Sangat menggairahkan, dan lagi Vallerie sangat bisa menjaga bentuk tubuhnya. Karena menurutnya tubuhnya itu asset yang paling berharga untuknya.
“Setidaknya Lo beruntung bisa dapatkan Liam yang setia sama Lo dan bisa mencintai Lo enggak kayak gue.” Kata Vallerie tersenyum tipis.
“Masih mau penjajakan mencari pria yang Lo nggak bisa lupa?” Vallerie mengganggukkan kepalanya sambil menghisap dalam-dalam nikotin yang membuat dirinya lebih rileks.
Ainsley jelas mengetahui soal pria yang selama ini dicari Vallerie tapi belum ia dapatkan. Vallerie sampai bingung harus mencari kemana lagi. Vallerie bisa bertahan di Indonesia karena pria itu saja. Kalau tidak sudah lama Vallerie ingin meninggalkan Indonesia kembali ke negara dia dilahirkan.
Ada hal-hal yang Vallerie tidak suka dengan negara Neneknya itu. Salah satu kebebasan yang tidak pernah ia dapatkan. Makanya Vallerie tidak mempunyai kartu tanda pengenal Indonesia tetapi kartu tanda pengenal yang sama dengan Daddynya. Dengan akses yang ia punya apalagi kalau bukan berkat bantuan Roland makanya dia bisa menetap dengan lama di Indonesia.
“Mau sampai kapan?” Tanya Ainsley lagi dan Vallerie mengedikkan bahunya menandakan ketidaktahuannya.
“Kalau kalian keluar gue titip pengaman sekaligus obat biasa ya. Gue mau istirahat dulu.” Vallerie mematikan rokoknya. Ia merasa lelah, hati dan pikirannya benar-benar lelah saat ini. Vallerie bingung dengan perasaannya saat ini.
“Okey, selamat beristirahat.” Kali ini Liam yang memberikan semangat dan Vallerie membalasnya dengan senyum simpul. Lalu ia masuk ke dalam kamar, setidaknya dengan tidur ia bisa merilekskan kembali hati dan pikirannya.