KMP EMPAT // PRIA GILA

996 Kata
Pria bernama Adam Archer itu meninggalkan Teresa yang sedang meneguk saliva nya saat pria itu menyebut namanya. Pria yang terbilang tidak muda lagi tak melunturkan pesona yang dimilikinya. Teresa memperhatikan punggung Adam sampai hilang dibalik pintu, tanpa sadar mulutnya terbuka dan beberapa kali meneguk saliva nya. Tenggorokan nya tiba-tiba terasa panas saat Adam menatap mata Teresa. "Benar-benar tidak adil." Gumam Teresa setelah kepergian Adam. Teresa menganggap jika Adam sempurna karena semua yang dimiliki pria matang itu. Teresa melihat sekeliling kamar itu dengan decak kagum. Interior yang sangat sempurna bagai istana dalam dongeng saja. Teresa bertanya-tanya, apakah Adam tinggal seorang diri di dalam rumah megah itu, atau bersama istri dan anak-anaknya. Teresa pun tersadar jika dia sudah keterlaluan tidur di dalam kamar orang. Dia pun segera berdiri dan mencari kopernya di se penjuru kamar itu. Tapi sayang, tidak ada satupun terlihat koper miliknya. "Apa yang sedang kau cari?" Adam kembali datang ke kamarnya. "Jangan bilang kau ingin mencuri sesuatu. Bagaimanapun kau orang asing yang masuk kedalam rumah orang. Atau ini modus baru pencurian?" Cecarnya. "Hei tuan!! Aku tahu sekarang aku terlihat seperti pengemis. Tapi aku di didik untuk menjadi orang yang berguna. Bukan sebagai pencuri." Kesal Teresa karena Adam menuduhnya. "Lalu apa yang kau cari?" Tanya Adam. "Aku mencari koper ku. Dimana anda meletakkannya? Saya ingin pergi agar barang-barang anda tidak ada yang hilang." Teresa benar-benar merasa tersinggung dengan yang dikatakan oleh Adam. "Koper? Aku tidak membawanya." Jawabnya enteng. "Bagaimana anda bisa tidak membawanya?? Itu barang yang sangat berharga. Pasport, kartu Identitas, bahkan dmpetku juga ada disitu." Teresa kembali menangis karena barang berharganya hilang. "Aku tidak mau tahu." Adam hendak keluar, tapi Teresa berlari dan berdiri tepat di depan pintu agar Adam tidak keluar. "Pergilah, kau menghalangiku." Adam terlihat kesal. Teresa tidak peduli karena dia sendiri pun tidak tahu kenapa bersikap sangat berani kepada pria yang telah menolongnya. "Aku tidak mau." Teresa bersikukuh tidak mau pindah dari tempatnya. "Apa yang harus aku lakukan agar kau menyingkir dan pergi dari sini." Adam memijat keningnya yang berdenyut akibat Teresa. "Aku.. " Teresa bingung ingin mengatakan apa. Adam diam memperhatikan Teresa yang sedang berpikir. Entah kenapa matanya fokus melihat wajah wanita itu, terutama pada matanya yang berwarna coklat, lalu warna kulitnya yang berwarna putih pucat. "Aku ingin kau bertanggung jawab." Ucapnya cepat sambil menatap Adam dengan berani. Adam menyunggingkan senyumnya, lalu mendekati Teresa. Teresa melihat Adam lebih mendekat membuat debut jantungnya menggila. Adam begitu tajam melihat wajahnya tanpa berkedip. "Kau bilang aku harus bertanggung jawab? Memang aku melakukan apa padamu?" Adam menyunggingkan sudut bibirnya melihat Teresa gugup. "Kau telah menghilangkan koper ku!! Aku tidak mau pergi dari tempat ini sebelum kau mengembalikan koper itu." Ucapnya dengan berani. Bagaimanapun juga, kopernya sangat berharga. Semua barang-barang penting ada di dalam koper itu. Uang, paspor dan barang penting lainnya ada di dalam koper itu. Terlebih ada foto ayahnya. Jika tidak ditemukan, Teresa tidak tahu apa yang harus dilakukan di negara orang tanpa uang. Sebenarnya Teresa ingin meminta tolong kepada Adam untuk memberikannya tempat tinggal untuk sementara, tapi karena malu akhirnya Teresa memilih koper menjadi alasannya. Meskipun Teresa tidak tahu apakah Adam ini orang baik atau bukan. Tapi mau bagaimana lagi, Teresa tidak memiliki siapapun. "Aku akan menemukan koper anda dan setelah aku menemukannya, cepat pergi dari sini." Adam melewati Teresa yang hanya diam di depan pintu tanpa mengatakan apapun. "Dan jangan tempati kamar itu. Kau boleh memakai kamar dibawah." Adam memberitahu. "Kenapa?" Teresa penasaran. "Apa aku harus mengatakan lebih detail kepada orang asing?" Jawab Adam, lalu pergi meninggalkan Teresa. Teresa melihat sekeliling kamar yang dia tempati. Rasa penasaran menjalar saat Adam seperti dengan keras memperingatinya untuk tidak memakai kamar itu. Apa begitu spesial, sampai orang lain tidak boleh menempatinya? Batin Teresa. "Masa bodo, yang penting aku punya tempat tinggal untuk sementara sampai koper ku ditemukan." Teresa pun menutup pintu kamar itu dan pergi untuk mencari kamar yang di maksud Adam. Teresa pun melihat sekeliling rumah megah itu. Berbagai furnitur mewah dan mahal menjadi hiasan ruangan. Teresa menjadi penasaran akan sosok Adam Archer ini. Siapakah pria matang nan tampan dan seksi di usianya yang terbilang tidak muda lagi, apa pekerjaannya sampai benar-benar sangat kaya. Dan apakah Adam mempunyai istri? Teresa segera mengenyahkan pikirannya. Untuk apa dia mengorek urusan pribadi orang asing. Dapat tempat tinggal untuk bertahan kerasnya kota New York saja sudah bersyukur. "Wah.. Megah sekali." Ucap Teresa tanpa sadar sudah berada di belakang rumah Adam. Terdapat kolam berenang dan tidak jauh dari situ ada beberapa pohon mangga, jeruk dan lain-lain sedang berbuah. "Apa yang sedang kau lakukan." Adam tiba-tiba datang dari belakang dan hanya mengenakan handuk melilit di bagian bawahnya mengagetkan Teresa sampai terjatuh ke dalam kolam. Teresa yang memang tidak bisa berenang pun mencoba meminta tolong kepada Adam yang masih berdiam diri. "Jangan bercanda, cepat naik." Adam menganggap Teresa sedang bercanda dan tidak tahu jika Teresa benar-benar tidak bisa berenang. "Tolong.. Aku tidak bisa berenang." Teresa pun sudah mulai kehabisan nafas dan mulai tenggelam. Adam pun panik dan segera masuk ke dalam kolam untuk menyelamatkan Teresa yang sudah tenggelam. Saat sudah masuk kedalam, Teresa terlihat masih membuka matanya dan melihat Adam yang ingin menggapai tangannya. Adam pun mengangkat tubuh Teresa dengan menggendongnya dari depan. Teresa ter batuk-batuk saat sudah diatas. Tapi sesuatu menggelitik di bawah sana. "Kau tidak mengenakan apapun?" Kaget Teresa. "Diamlah, kau bisa tenggelam lagi jika terlepas." Adam meminta teresa untuk diam karena terus memberontak. Adam memang habis mandi dan mendengar suara Teresa langsung menghampirinya. "Dasar mesum.." Teresa memukul d**a Adam berkali-kali. Kesal karena Teresa tidak mau diam. Adam menghimpit Teresa di dinding kolam. "Kau ingin mati tenggelam? Kalau aku m***m, sedari tadi saat kau pingsan sudah aku lakukan." Adam mengangkat Teresa keatas kolam. "Lagi pula, milikmu tidak pas ditanganku." Adam menatap d**a Teresa yang basah dan menampakan bra berwarna hitamnya. Teresa reflek menutup dadanya dengan kedua tangannya. Adam naik ke atas kolam dengan cueknya meskipun tidak mengenakan apapun. Teresa pun langsung memalingkan wajahnya karena tidak mau melihat yang disuguhkan oleh Adam. "Dasar pria gila." Kata Teresa setelah Adam pergi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN