Jantung Diana bagai terbelah menjadi dua saat melihat Bima sudah berdiri tidak jauh dari tempatnya. Wajahnya pucat pasi, apalagi melihat suaminya itu perlahan berjalan menghampirinya. Diana refleks memegang erat baju kimononya sembari mundur beberapa langkah. “Kenapa sayang, kau seperti melihat hantu. Padahal aku ini kan suamimu, dan sebagai seorang suami yang baik, tentunya harus memberi nafkah lahir dan batin. Nah, aku sekarang ingin memberimu nafkah batin yang pastinya akan sangat menyenangkan. Sudah lama kan kita tidak bermesraan. Aku bahkan sampai lupa bentuk tubuh indahmu seperti apa.” ucap Bima sambil terus melangkah menghampiri Diana yang juga terus mundur sembari mencari jalan keluar untuk melarikan diri. “Aku melihatmu bermesraan dengan seorang wanita mas, siapa itu?’ ucap Dia