Balasan Edo

1185 Kata

Edo mendorong Leo yang menjadi pegangannya, sedikit berlari tergopoh menuju tempat duduknya. Edo terduduk di sana, satu tangan dia masih megangin sosisnya, satu tangannya lagi memukul-mukul meja, untuk menyalurkan rasa ngilunya yang luar biasa. Bahkan dia bergerak tak teratur kek cacing kepanasan. Leo, Febian dan juga Risky, mendekati Edo. Mereka ikut-ikutan meringis, ngerasain apa yang Edo rasakan. Lebay bukan?! namanya juga senasib sepenanggungan. Satu ngerasa sakit, yang lain ikut merasakan. “Nyet, ngilu ya …” Leo mengusap punggung Edo. “Banget …” Nyahut pun lirih, itu berarti si Edo emang kesakitan. Untung jam pelajaran pertama kosong. Jadi mereka sedikit bersantai. Andin yang emang bangku dia bersebelahan dengan Edo, nggak peduli. Salah sendiri ngeremehin cewek. Giliran asetnya d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN