Kelemahan Andin

1584 Kata

Edo masih berdiri di belakang gudang, isakan Andin masih terdengar samar-samar. Dengan hati yang begitu kacau, Edo meninjukan tangannya ke sebuah tembok. Nggak peduli dengan darah segar yang menetes pada tangannya yang terluka. Edo benar-benar hilang akal, kenapa dia sampai berbuat sekeji itu kepada Andin. Untung Andin segera menyadarkannya saat dia memanggil ‘Mama’. Di luarnya saja, Edo selalu bilang membenci sosok Mamanya yang telah pergi meninggalkannya sejak usianya masih anak-anak. Tapi di dalam lubuk hati Edo yang paling dalam, Edo sangat merindukan sosok Mamanya. Edo terus mengumpat untuk setiap perbuatannya kepada Andin barusan. “Sialan! kenapa gue bisa lupa kalau dia itu seorang Cewek!” Edo kembali memukul tembok. “Ahh … anjing, memang!” umpat Edo. Meskipun dia begitu menyesal,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN