Edo tidak main-main, dia benar-benar mengajari Andin beberapa tehnik yang belum sempat papanya ajarkan. Hingga beberapa jam kemudian, latihan sudah selesai, Andin sengaja merebahkan tubuhnya ke lantai, rasanya lelah banget. “Capek?” Edo menyodorkan sebuah air mineral kepadanya. Duduk di samping Andin terbaring. “Lumayan.” Andin bangkit, mengubah posisinya, duduk sejajar dengan Edo, menenggak air mineral yang Edo berikan kepadanya. “Lo sudah lama ngelatih di sini?” tanya Andin, pandangan dia fokus ke depan, ke beberapa anak cewek yang menyapanya. Andin tersenyum, mengangguk ramah kearahnya. Edo diam-diam memperhatikan Andin dari samping. Tuh mulut sampai nganga, nggak berkedip, Andin kalau senyum kek gitu cakep banget. Untung Edo langsung sadar, buru-buru Edo membuang semua pikiran ane