BAB 23 - Rencana

3962 Kata
Halo, Fellas. Kembali lagi dengan cerita bertema remaja dan misteri dariku. Berharap kalian menyukainya. Akan sangat menyenangkan jika kalian dapat menyukai dan memberikan komentar membangun pada ceritaku yang berjudul "Ten Reasons Why She's Gone." ini. Atas kekurangan yang akan kalian temukan dalam cerita ini, penulis memohon maaf. Terima kasih. *** • Selamat Membaca • Chapter sebelumnya... "Kalau kamu mau coba lihat-lihat isi laptop ini, kata sandinya itu adalah tanggal lahir kamu sendiri, Sayang. Kamu ingat nggak tanggal lahir kamu?" Namun alih-alih merasa senang karena diberi tahu, Vanya justru merasa semakin syok dan kebingungan. "22 Juni 2003," sambung Wina. Dimana tanggal lahir itu justru sama persis dengan tanggal lahir Vanya. "Ah, Mama mau tanya, kira-kira kamu mau makan apa siang ini? Pak Jaka soalnya sekalian mau ke depan, barangkali kamu mau makan camilan atau apa gitu?" Vanya tersadar dari lamunannya. Ia pun terkesiap dan menjawab pertanyaan Wina seadanya. "E-enggak usah, Ma. Aku, kebetulan masih kenyang." "Oyaudah, kalau gitu kamu istirahat ya. Mama mau ke bawah dulu, mau kasih tahu pak Jaka takut dia nungguin." "I-iya, Ma." Dan setelah wanita itu pergi meninggalkan kamar, Vanya pun segera menuntaskan kegiatannya tadi. Ia membuka laptop dan tanpa berpikir panjang, langsung memilih satu-satunya folder di sana dan dibuka. "Untuk Vanya." Vanya memulai. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum kemudian melanjutkan untuk membaca isi dari file tersebut. "Ada tiga peraturan yang harus kamu ikutin di sini. Satu, jangan percaya sama siapapun. Siapapun." Kedua alis Vanya berkerut. "Harus banget ya siapapunnya ditulis dua kali? Hm, okelah. Lanjut lanjut. Dua, jangan membagi rahasiamu dengan siapapun. Dan tiga ... rahasiamu adalah bahwa kamu bukan Valerie Ananda." Lidah Vanya mendadak kelu, ia membeku sejadi-jadinya. "Gi-gimana kamu tahu segalanya? Siapa kamu? *** Suasana sekolah berjalan seperti biasanya. Namun semenjak Valerie hilang, beberapa guru memang dibuat kalang kabut. Pasalnya, gadis itu telah didaftarkan untuk mengisi olimpiade yang sebentar lagi akan dilaksanakan secara nasional. Beberapa guru dari mata pelajaran sains seperti fisika, kimia dan matematika kerepotan karena harus segera mencari pengganti padahal waktu tinggal satu bulan lagi. Bagi seseorang seperti Valerie, satu bulan adalah waktu yang cukup untuk mempelajari semua kisi-kisi soal dalam olimpiade, tetapi bagi yang lain, satu bulan adalah bencana. Mereka harus menggantikan seseorang yang tiba-tiba hilang. Apakah menurut panitia olimpiade, alasan itu masuk akal? Berbeda dengan para guru dan murid-murid yang terlibat di dalam kegiatan olimpiade, Rain dan Andreas justru merasa kebingungan setelah keduanya mendapat telpon dari Wina. Valerie sudah ditemukan. Berita itu mungkin akan menjadi angin segar yang baik untuk beberapa orang. Namun tidak untuk Andreas serta Rain yang diam-diam menjalani hubungan di belakang Valerie. Mereka berdua kini duduk di bangku taman sekolah, tempat yang cukup jauh dari keramaian murid-murid lain di jam istirahat. "Aku juga ditelpon sama Tante Wina," kata Rain. Andreas yang duduk di samping gadis berambut pendek itu pun menggumam seraya mengusap pelan dagunya, berpikir. "Gimana kalau kita pura-pura saja semua masalah kemarin nggak pernah terjadi?" "Maksud kamu apa, Ndre?" "Aku nggak pernah putus sama Valerie dan kamu masih berteman sama dia," timpal Andreas penuh semangat. Ia menjentikkan jarinya di udara bak mendapat ide dari mimpi semalam. "Kita bisa manfaatin keadaan dia yang lagi lupa ingatan itu, Rain." Namun tidak seperti Andreas yang tampak antusias, Rain kali ini terlihat jengah. Ia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya sekali dengan berat. "Memangnya kamu nggak capek backstreet terus?" Air muka Andreas berubah. Ia memasang ekspresi sedih yang dibuat-buat selagi menggenggam tangan Rain di sana. "Sayang, ingat 'kan? Keuntungan kita berada di circle nya Valerie tuh banyak banget. Kita bisa dengan mudah dekat sama guru-guru yang memang membanggakan dia. Ini bisa menguntungkan kita di ujian akhir sekolah nanti." "Tapi kita udah ketahuan. Kalau sampai ketahuan buat kedua kalinya gimana?" Andreas menggelengkan kepalanya. "Kamu percaya sama aku, kali ini kita nggak akan ketahuan. Selama dia amnesia, kita tetap harus berpura-pura semua ini baik-baik aja." "Tapi sampai kapan?" Laki-laki muda itu bergumam. "Cukup sampai nilai ujian akhir keluar. Setelah itu 'kan kita akan sibuk mempersiapkan kuliah, bebas deh. Kita bisa tendang Valerie jauh-jauh karena saat itu kita udah nggak ngebutuhin dia lagi." Rain tidak langsung mengiyakan. Ia mengernyitkan kening dan menyipitkan kedua matanya dengan curiga. "Terus, kalau nanti kamu jadi suka lagi sama dia gimana?" "Ya enggak dong, Sayang," pungkas Andreas meyakinkan. "Aku 'kan sayang dan cintanya cuma ke kamu. Hubungan aku sama Valerie itu cuma pura-pura aja dan kamu tahu itu, 'kan?" Ada jeda di sana. Rain tampak menimbang-nimbang rencana yang diciptakan Andreas untuk kelangsungan hubungan mereka berdua. Sampai kemudian otaknya mulai berpikir bahwa apa yang dikatakan oleh sang kekasih, ada benarnya juga. Ia pun menyilangkan kedua tangannya di dadaa dan menaikkan satu alisnya, setelah Andreas menjauhkan tangannya dari Rain. "Terus, rencana kamu apa untuk buat Valerie percaya kalau kita semua masih baik-baik saja?" "Pertama, aku adalah pacar Valerie. Aku akan memperlakukan dia kaya pacar di sekolah, seperti biasa. Kedua, kamu masih sahabatnya dan kita berdua nggak pernah ketahuan selingkuh di belakang dia. Oke?" "Oke. Lalu?" "Kita terus pepet dia, sampai kita dapat apa yang kita mau." "Segitu aja?" Andreas tersenyum lebar dan mencubit pipi kanan Rain dengan gemas. "Gampang, 'kan, Sayang? Udah aku bilang, kita berdua itu memang cocok." Rain membalas senyuman itu malu-malu. Pujian kecil dari Andreas memang selalu berdampak besar untuk perasaan gadis itu. "Yaudah, kita ke kantin dulu, yuk. Kamu pasti lapar 'kan tadi bel istirahat langsung ke sini." "Yaudah, yuk," balas Rain. Dan setelah mereka berdua pergi meninggalkan bangku tersebut, barulah Ardito keluar dari persembunyiannya. Ia yang sejak tadi duduk di balik pohon dengan menggigit tusuk gigi di sudut bibirnya itu pun menatap punggung Rain serta Andreas yang menjauh. Dan setelah mendengarkan semua rencana busuk itu, Ardito hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir terhadap kedua manusia yang kini telah menghilang di balik keramaian murid-murid lain tersebut. "Mereka sama sekali nggak tahu malu." *** INFO TIME. Kekerasan merupakan suatu hal yang paling banyak ditakuti oleh manusia. Baik kekerasan langsung maupun tidak langsung, baik kekerasan verbal maupun non verbal. Kekerasan dapat terjadi pada siapa pun termasuk pada anak-anak. Beberapa waktu belakangan peristiwa bullying pada anak semakin marak terjadi. Bullying sendiri merupakan sebuah situasi di mana terjadi penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Bentuk paling umum terjadi pada kasus bullying pada anak adalah pelecehan verbal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek seseorang. Pada mulanya kekerasan verbal tetapi jika tidak segera ditindak lanjuti dengan benar maka dapat memicu munculnya perlakuan yang lebih berbahaya seperti pelecehan secara fisik. Ada banyak faktor penyebab bullying pada anak salah satunya datang dari faktor keluarga. Anak yang tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang kurang harmonis, orang tua yang terlalu emosional dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anak dapat menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang salah satunya bullying. Untuk mencegah perilaku bullying pada anak, penting bagi kita untuk mengetahui penyebabnya sedini mungkin. 1. Faktor Keluarga. Penyebab bullying pada anak yang pertama datang dari faktor keluarga. Anak yang tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang kurang harmonis, orang tua yang terlalu emosional dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya dapat menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang salah satunya perilaku bullying. Orang tua yang terlalu sibuk dan kurang mencurahkan perhatian anak dapat menyebabkan sosialisasi tidak sempurna pada anak. Anak yang mengalami sosialisasi tidak sempurna ini berkemungkinan memiliki perilaku menyimpang. Anak bisa menjadi pelaku bullying di antaranya karena kemampuan adaptasi yang buruk, pemenuhan eksistensi diri yang kurang, harga diri yang rendah, adanya pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan di aspek lain dalam kehidupannya. Bahkan bisa jadi pelaku ini juga merupakan korban bullying sebelumnya. 2. Faktor teman sebaya. Salah satu faktor yang sangat besar dari perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan cara memberikan ide baik secara aktif maupun pasif bahwa bullying tidak akan berdampak apa-apa dan merupakan suatu hal yang wajar dilakukan. Padahal hal tersebut jelas-jelas salah dan merugikan orang lain. 3. Faktor media massa. Anak-anak maupun remaja merupakan kelompok yang paling mudah untuk dipengaruhi, sebab mereka sedang mencari jati diri sehingga mereka sangat mudah meniru atau mencontoh apa yang dilihat. Seperti pada film atau sinetron yang berisi adegan kekerasan dan sebagainya. Media massa lain yang sedang banyak digandrungi anak-anak hingga remaja adalah internet dan media sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial memiliki peran yang besar dalam kehidupan seseorang. Faktanya banyak dari para pelaku bullying yang senang bermain sosial media seperti f******k, **, t****k, maupun Youtube. Maka dari itu penting untuk mendampingi dan memberikan pengertian pada anak-anak mengenai pentingnya menyaring informasi yang beredar di jagat maya agar tidak mudah termakan hoax apalagi dengan mudah menerimanya mentah-mentah. *** Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasanisak”) merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Terdapat banyak definisi mengenai bullying, terutama yang terjadi dalam konteks lain seperti di rumah, tempat kerja, masyarakat, komunitas virtual. Namun dalam hal ini dibatasi dalam konteks school bullying atau bullying di sekolah. Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2005) mendefinisikan school bullying sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Kasus bullying yang kerap terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia kian memprihatinkan. Hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter tahun 2014 menyebutkan, hampir setiap sekolah di Indonesia ada kasus bullying, meski hanya bullying verbal dan psikologis/mental. Kasus-kasus senior menggencet junior terus bermunculan. Statistik kasus pengaduan anak di sektor pendidikan dari Januari 2011 hingga Agustus 2014 tergambar sbb: Tahun 2011 terdapat 61, tahun 2012 terdapat 130 kasus, tahun 2013 terdapat 91 kasus, tahun 2014 terdapat 87 kasus. Bullying dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori:  Kontak fisik langsung. Tindakan memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang yang dimiliki oleh orang lain. 2. Kontak verbal langsung. Tindakan mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put- downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip. 3. Perilaku non-verbal langsung. Tindakan melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam; biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal. 4. Perilaku non-verbal tidak langsung. Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng. 5. Cyber Bullying Tindakan menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik (rekaman video intimidasi, pencemaran nama baik lewat media social)  Pelecehan seksual. Kadang tindakan pelecehan dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal. Dampak Dampak bullying dapat mengancam setiap pihak yang terlibat, baik anak- anak yang di-bully, anak-anak yang mem-bully, anak-anak yang menyaksikan bullying, bahkan sekolah dengan isu bullying secara keseluruhan. Bullying dapat membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental anak. Pada kasus yang berat, bullying dapat menjadi pemicu tindakan yang fatal, seperti bunuh diri dan sebagainya. Dampak dari bullying adalah: a. Dampak bagi korban. - Depresi dan marah - rendahnya tingkat kehadiran dan rendahnya prestasi akademik siswa, - Menurunnya skor tes kecerdasan (IQ) dan kemampuan analisis siswa. b. Dampak bagi pelaku. Pelaku memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan impulsif, toleransi yang rendah terhadap frustasi. Memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati terhadap targetnya. Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan terus menerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini dapat menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan perilaku kriminal lainnya. c. Dampak bagi siswa lain yang menyaksikan bullying (bystanders). Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka para siswa lain yang menjadi penonton dapat berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang diterima secara sosial. Dalam kondisi ini, beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan penindas karena takut menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya akan diam saja tanpa melakukan apapun dan yang paling parah mereka merasa tidak perlu menghentikannya. II. Permasalahan 1) Anak yang memiliki kontrol diri yang rendah, berpotensi menjadi : a) Pembully karena sebelumnya menjadi korban kekerasan dan menganggap dirinya selalu terancam dan biasanya bertindak menyerang sebelum diserang, tidak memiliki perasaan bertanggungjawab terhadap tindakan yang telah dilakukan, serta selalu ingin mengontrol dan mendominasi dan tidak menghargai orang lain. Mereka melakukan bullying sebagai bentuk balas dendam. b) Korban bully berkaitan dengan ketidakmampuan atau kekurangan korban dari aspek fisik, psikologi sehingga merasa dikucilkan. 2) Keluarga permisif terhadap perilaku kekerasan, yang ditunjukkan dengan orangtua yang sering bertengkar dan melakukan tindakan yang agresif, serta tidak mampu memberikan pengasuhan yang baik. 3) Teman sebaya yang menjadi supporter/penonton yang secara tidak langsung membantu pembully memperoleh dukungan kuasa, popularitas dan status. 4) Sekolah, lingkungan sekolah dan kebijakan sekolah mempengaruhi aktifitas, tingkah laku serta interaksi pelajar di sekolah. Rasa aman dan dihargai merupakan dasar pencapaian akademik yang tinggi di sekolah, jika hal ini tidak dipenuhi maka pelajar akan bertindak mengontrol lingkungan dengan melakukan tingkah laku anti social seperti melakukan bully. Manajemen dan pengawasan disiplin sekolah yang lemah juga mengakibatkan munculnya bullying di sekolah. 5) Media massa sering menampilkan adegan kekerasan yang juga mempengaruhi tingkah laku kekerasan anak dan remaja. Solusi mengatasi permasalahan: Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi bullying meliputi program pencegahan dan penanganan menggunakan intervensi pemulihan sosial (rehabilitasi). A. Pencegahan Dilakukan secara menyeluruh dan terpadu, dimulai dari anak, keluarga, sekolah dan masyarakat. 1) Pencegahan melalui anak dengan melakukan pemberdayaan pada anak agar : a. Anak mampu mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya bullying b. Anak mampu melawan ketika terjadi bullying pada dirinya c. Anak mampu memberikan bantuan ketika melihat bullying terjadi (melerai/mendamaikan, mendukung teman dengan mengembalikan kepercayaan, melaporkan kepada pihak sekolah, orang tua, tokoh masyarakat) 2) Pencegahan melalui keluarga, dengan meningkatkan ketahanan keluarga dan memperkuat pola pengasuhan. Antara lain : a. Menanamkan nilai-nilai keagamaan dan mengajarkan cinta kasih antar sesama b. Memberikan lingkungan yang penuh kasih sayang sejak dini dengan memperlihatkan cara beinterakasi antar anggota keluarga. c. Membangun rasa percaya diri anak, memupuk keberanian dan ketegasan anak serta mengembangkan kemampuan anak untuk bersosialiasi d. Mengajarkan etika terhadap sesama (menumbuhkan kepedulian dan sikap menghargai), berikan teguran mendidik jika anak melakukan kesalahan e. Mendampingi anak dalam menyerap informasi utamanya dari media televisi, internet dan media elektronik lainnya. 3)Pencegahan melalui sekolah a. Merancang dan membuat desain program pencegahan yang berisikan pesan kepada murid bahwa perilaku bully tidak diterima di sekolah dan membuat kebijakan “anti bullying”. b. Membangun komunikasi efektif antara guru dan murid c. Diskusi dan ceramah mengenai perilaku bully di sekolah d. Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan kondusif. e. Menyediakan bantuan kepada murid yang menjadi korban bully. f. Melakukan pertemuan berkala dengan orangtua atau komite sekolah. Pencegahan melalui masyarakat dengan membangun kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak dimulai dari tingkat desa/kampung (Perlindungan Anak Terintegrasi Berbasis MAsyarakat : PATBM). B. Penanganan menggunakan intervensi pemulihan sosial (rehabilitasi) Merupakan proses intervensi yang memberikan gambaran yang jelas kepada pembully bahwa tingkah laku bully adalah tingkah laku yang tidak bisa dibiarkan berlaku di sekolah. Pendekatan pemulihan dilakukan dengan mengintegrasikan kembali murid yang menjadi korban bullying dan murid yang telah melakukan tindakan agresif (bullying) bersama dengan komunitas murid lainnya ke dalam komunitas sekolah supaya menjadi murid yang mempunyai daya tahan dan menjadi anggota komunitas sekolah yang patuh dan berpegang teguh pada peraturan dan nilai-nilai yang berlaku. Program pendekatan pemulihan sosial ini mempunyai nilai utama yaitu penghormatan, pertimbangan dan partisipasi. Prinsip yang digunakan adalah : 1) Mengharapkan yang terbaik dari orang lain. 2) Bertanggungjawab terhadap tingkah laku dan menghargai perasaan orang lain. 3) Bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukan. 4) Peduli kepada orang lain. *** Sangat memilukan melihat anak Anda mengalami rasa sakit fisik dan emosional dari bullying secara langsung atau cyberbullying (yang diterima saat online). Beberapa orang tua tidak yakin bagaimana cara untuk memulai melindungi anak-anak mereka dari bullying dan kekerasan lainnya. Bahkan, beberapa orang tua mungkin tidak tahu apakah anak-anak mereka adalah korban, saksi, atau bahkan pelaku dari perbuatan berbahaya ini. Berikut adalah beberapa tips tentang cara memulai percakapan dengan anak-anak Anda: Memahami dasar-dasarnya Apa itu bullying? Anda biasanya dapat mengidentifikasi bullying melalui tiga karakteristik berikut: disengaja (untuk menyakiti), terjadi secara berulang-ulang, dan ada perbedaan kekuasaan. Seorang pelaku bullying memang bermaksud menyebabkan rasa sakit pada korbannya, baik menyakiti fisik atau kata-kata atau perilaku yang menyakitkan, dan melakukannya berulang kali. Anak laki-laki lebih mungkin mengalami bullying fisik, sedangkan anak perempuan lebih mungkin mengalami bullying secara psikologis, walaupun jenis keduanya tentu cenderung saling berhubungan. Bullying adalah pola perilaku, bukan insiden yang terjadi sekali-kali. Anak-anak yang melakukan bullying biasanya berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, seperti anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap populer sehingga dapat menyalahgunakan posisinya. Anak-anak yang paling rentan menghadapi risiko lebih tinggi untuk di-bully seringkali adalah anak-anak yang berasal dari masyarakat yang terpinggirkan, anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah, anak-anak dengan penampilan atau ukuran tubuh yang berbeda, anak-anak penyandang d*********s, atau anak-anak migran dan pengungsi. Bullying dapat terjadi baik secara langsung atau online. Cyberbullying sering terjadi melalui media sosial, SMS / teks atau pesan instan, email, atau platform online tempat anak-anak berinteraksi. Orang tua mungkin tidak selalu mengikuti apa yang dilakukan anak-anak mereka di platform ini, sehingga sulit untuk mengetahui kapan anak sedang terpengaruh. Mengapa saya harus turun tangan jika anak saya di-bully? Bullying dapat menimbulkan dampak yang berbahaya dan jangka panjang bagi anak-anak. Selain efek fisik dari bullying, anak-anak dapat mengalami masalah kesehatan mental dan emosional, termasuk depresi dan kecemasan, yang dapat menyebabkan penyalahgunaan n*****a dan penurunan prestasi di sekolah. Tidak seperti bullying secara langsung, cyberbullying dapat menjangkau korban di mana saja, kapan saja. Hal ini dapat menyebabkan bahaya besar, karena dapat dengan cepat menjangkau khalayak luas dan meninggalkan jejak permanen secara online untuk semua yang terlibat di dalamnya. Anak anda memiliki hak atas lingkungan sekolah yang aman dan asri yang menghargai harkat martabat mereka. Konvensi Hak-Hak Anak menyatakan bahwa semua anak memiliki hak atas pendidikan, dan perlindungan dari semua bentuk kekerasan fisik, mental, kerusakan, atau perlakuan salah. Bullying harus dihentikan. Dimulai dengan pencegahan Bagaimana saya bisa membantu mencegah bullying di sekolah anak saya? Langkah pertama untuk menjaga keamanan anak Anda, baik secara langsung atau online, adalah memastikan mereka mengetahui masalahnya. Ajari anak-anak Anda tentang bullying. Begitu mereka tahu apa itu bullying, anak-anak Anda akan dapat mengidentifikasinya dengan lebih mudah, apakah itu terjadi pada mereka atau orang lain. Bicaralah secara terbuka dan sering kepada anak-anak Anda. Semakin sering Anda berbicara dengan anak-anak Anda tentang bullying, semakin nyaman mereka memberi tahu Anda jika mereka melihat atau mengalaminya. Periksa anak-anak Anda setiap hari dan tanyakan tentang waktu mereka di sekolah dan aktivitas mereka secara online, menanyakan tidak hanya tentang kelas dan kegiatan mereka, tetapi juga tentang perasaan mereka. Bantu anak Anda agar menjadi panutan yang positif. Ada tiga pihak yang terlibat dalam bullying: korban, pelaku, dan saksi. Bahkan jika anak-anak bukan korban bullying, mereka dapat mencegah bullying dengan bersikap positif, hormat, dan baik kepada teman sebayanya. Jika mereka menyaksikan bullying, mereka dapat membela korban, menawarkan dukungan, dan atau mempertanyakan perilaku bullying yang terjadi. Membantu membangun kepercayaan diri anak Anda. Dorong anak Anda untuk mengikuti kelas atau bergabung dengan kegiatan yang ia sukai di lingkungan Anda atau di sekolahnya. Ini juga akan membantu membangun kepercayaan diri serta menambah teman dengan minat yang sama. Jadilah teladan. Tunjukkan pada anak Anda bagaimana memperlakukan anak-anak lain dan orang dewasa dengan kebaikan dan rasa hormat, serta melakukan hal yang sama kepada orang-orang di sekitar Anda, termasuk cobalah membela ketika orang lain diperlakukan dengan tidak baik. Anak-anak melihat orang tua mereka sebagai contoh bagaimana cara berperilaku, termasuk memposting secara online. Jadilah bagian dari pengalaman online mereka. Biasakan diri Anda dengan platform yang digunakan anak Anda, jelaskan kepada anak Anda bagaimana dunia online dan dunia offline terhubung, dan peringatkan mereka tentang berbagai risiko yang akan mereka hadapi secara online. Saya tidak yakin apakah anak saya di-bully. Tanda-tanda apa yang harus saya perhatikan? Perhatikan baik-baik. Amati keadaan emosi anak Anda, karena beberapa anak mungkin tidak mengungkapkan kekhawatiran mereka secara lisan. Tanda-tanda yang harus diwaspadai antara lain: Tanda fisik seperti memar yang tidak dapat dijelaskan, goresan, patah tulang dan luka dalam penyembuhan. Takut pergi ke sekolah atau mengikuti acara sekolah. Menjadi cemas, gelisah, atau sangat waspada. Memiliki beberapa teman di sekolah atau di luar sekolah. Kehilangan teman secara tiba-tiba atau menghindari situasi sosial Pakaian, alat elektronik, atau barang-barang pribadi lainnya hilang atau hancur Seringkali meminta uang untuk alasan yang mungkin kurang jelas atau mencurigakan Prestasi yang rendah Ketidakhadiran, bolos, atau menelepon dari sekolah meminta pulang Mencoba terus menerus ingin dekat orang dewasa Tidak tidur nyenyak dan mungkin mengalami mimpi buruk Mengeluh sakit kepala, sakit perut atau penyakit fisik lainnya Sering tertekan setelah menghabiskan waktu online atau memainkan telepon genggam atau komputer (tanpa penjelasan yang masuk akal) Menjadi sangat rahasia, terutama dalam hal aktivitas online Menjadi agresif atau memiliki ledakan kemarahan yang tiba-tiba Bicaralah secara terbuka. Bicaralah dengan anak Anda tentang apa yang mereka anggap sebagai perilaku baik dan buruk di sekolah, di lingkungan sekitar dan online. Penting untuk memiliki komunikasi terbuka sehingga anak-anak Anda akan merasa nyaman memberi tahu Anda tentang apa yang terjadi dalam hidup mereka. Menanggapi bullying Apa yang harus saya lakukan jika anak saya di-bully atau diancam? Jika Anda tahu anak Anda di-bully, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk membantu mereka: Dengarkan anak Anda secara terbuka dan tenang. Berfokuslah untuk membuat mereka merasa didengar dan didukung, alih-alih mencoba menemukan penyebab bullying atau mencoba menyelesaikan masalah. Pastikan mereka tahu bahwa itu bukan kesalahan mereka. Beri tahu anak bahwa Anda mempercayai mereka; bahwa Anda senang mereka memberi tahu Anda; bahwa itu bukan kesalahan mereka; Anda akan melakukan yang terbaik untuk mendapatkan bantuan. Bicaralah dengan guru atau pihak sekolah. Anda dan anak Anda tidak harus menghadapi bullying sendirian. Tanyakan apakah sekolah Anda memiliki kebijakan atau panduan mengenai perilaku bullying. Ini mungkin berlaku untuk bullying secara langsung dan online. Jadilah sistem pendukung. Untuk anak Anda, memiliki orang tua yang suportif sangat penting untuk menghadapi efek bullying. Pastikan mereka tahu bahwa ia dapat berbicara dengan Anda kapan saja dan meyakinkannya bahwa semuanya akan menjadi lebih baik. Apa yang bisa saya lakukan jika anak saya melakukan bullying kepada orang lain? Jika Anda pikir atau tahu bahwa anak Anda sedang melakukan bullying kepada anak-anak lain, penting untuk diingat bahwa mereka pada dasarnya tidak jahat, tetapi mungkin bertindak karena sejumlah alasan. Anak-anak yang sering melakukan bullying hanya ingin menyesuaikan diri, membutuhkan perhatian atau hanya mencari tahu bagaimana menghadapi emosi yang rumit. Dalam beberapa kasus, pelaku bullying sendiri adalah korban atau saksi kekerasan di rumah atau di lingkungan mereka. Ada beberapa langkah yang harus Anda ambil untuk membantu anak Anda menghentikan bullying: Komunikasikan. Memahami mengapa anak Anda bertingkah akan membantu Anda tahu bagaimana membantu mereka. Apakah mereka merasa tidak aman di sekolah? Apakah mereka berkelahi dengan teman atau saudara? Jika mereka kesulitan menjelaskan perilaku mereka, Anda dapat memilih untuk berkonsultasi dengan seorang konselor, pekerja sosial, atau profesional kesehatan mental yang dilatih untuk bekerja dengan anak-anak. Menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang sehat dan baik. Minta anak Anda untuk menjelaskan skenario yang membuat mereka frustrasi, dan tawarkan cara-cara bereaksi yang konstruktif. Gunakan latihan ini untuk bertukar pikiran tentang kemungkinan skenario di masa depan dengan merespon secara baik. Dorong anak Anda untuk "menempatkan diri pada posisi orang lain" dengan membayangkan pengalaman orang yang di-bully. Ingatkan anak Anda bahwa komentar yang dibuat secara online bisa terasa sangat menyakitkan seperti di dunia nyata. Berkaca pada diri sendiri. Anak-anak yang melakukan bullying seringkali meniru apa yang mereka lihat di rumah. Apakah mereka terpapar perilaku berbahaya secara fisik atau emosional dari Anda atau pengasuh lain? Lihatlah pada diri sendiri sebagai orang tua dan pikirkan dengan jujur ​​tentang bagaimana Anda memperlakukan anak Anda. Berikan konsekuensi dan peluang untuk menebus kesalahan. Jika Anda mengetahui bahwa anak Anda telah melakukan bullying, penting untuk memberikan konsekuensi yang tepat dan tanpa kekerasan. Misalnya bisa dengan membatasi aktivitas mereka, terutama kegiatan yang mendorong bullying (berkumpul bersama teman ‘geng’nya, waktu bermain media sosial atau online). Dorong anak Anda untuk meminta maaf kepada teman-temannya dan mencari cara agar mereka lebih positif di masa depan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN