22. Surprise

1197 Kata

Bagian 22 "Hanif, ini sama sekali enggak lucu. Simpan saja lelucon mu itu." Ibu malah membentakku. Malah mengira kalau putranya ini sedang membuat lelucon. "Aku tidak sedang bercanda, Bu. Tadi aku ditelpon oleh rekan kantor, disuruh buru-buru datang ke sana. Ternyata bos mau memberikan surat pemecatanku." Aku menjeda kalimatku sejenak, rasanya tak mampu lagi melanjutkannya. Kulihat Ibu, Mbak Nuni dan Sofia serentak menatap ke arahku, seolah menanti kelanjutan dari kalimat yang akan kusampaikan. "Bahkan aku sampai lupa bahwa di dalam mobil ada Vino yang masih tertidur saking buru-burunya. Beneran, sumpah, aku tidak sengaja. Aku benar-benar teledor. maafkan aku, Mbak, Bu." "Jadi sekarang kamu sudah tidak memiliki pekerjaan? Kamu pengangguran? Begitu maksudnya, Hanif?" Aku mengangguk.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN