Ferdy menggembungkan pipi menahan tawa, lalu melontarkan sindiran. “Saya ingin tertawa.” “It’s not funny.” Air muka Bee berubah muram. “Okay.” Ferdy berniat meredam gairah yang kian melambung tinggi. Ia berguling dan beringsut ke tepi tempat tidur mencoba meraih piama mandinya. Sudah cukup wanita gila itu mempermainkannya, pikir Ferdy. Tiba-tiba Bee mendekap Ferdy dari belakang dan setengah berbisik, “Jangan pergi, please!” “Sudah cukup kamu mempermainkan saya. Bodoh, saya masih saja tertipu oleh rayuan wanita seperti kamu.” Ferdy berusaha melepas lingkaran tangan Bee dari tubuhnya. Namun, Bee tidak membiarkannya. Wanita itu tetap mengeratkan pelukannya. “Saya bicara jujur sama kamu, Fer. Saya masih virgin.” Pengakuan Bee sontak membuat Ferdy tambah kesal. “Kalau kamu bicara sama an