DIUSIR TANPA HARTA

1131 Kata
Keluarga Bulan yang hadir di situ tentu saja kaget mereka tak menyangka Bulan sedemikian tegar membuka kelakuan buruk suaminya. Keluarga Rasha juga tak percaya karena banyak sepupu dari Rasha yang sengaja diundang oleh Bulan untuk mempermalukan Rasha seperti sedemikian. Semua harus tahu bagaimana Rasha mengkhianati pernikahan mereka lebih dari enam bulan. Kalau mereka menikah sudah enam bulan, artinya perselingkuhan sudah lebih dari itu kan? Belum proses lamaran dan persiapan pernikahan. “Ya ampun Mbak, bisa ya nikah di bodoh-bodohin begitu. Bisa ya percaya cuma suami cuma datang dua hari ke Jakarta dan Cuma siang doang bisa ketemunya, malam dia ke mana?” begitu orang mengejek Galuh. “Nggak mungkin lah dia nggak tahu. Paling alasan saja pura-pura nggak tahu. Dari jabatannya semua orang tahu lah orang sekelas Rasha pasti sudah punya anak istri. Nggak mungkin bujangan. Nggak mungkin kalau dia nggak kroscek.” “Dia sudah kroscek karena dia memang berharap dapat kucuran dana. Biasalah perempuan-perempuan seperti itu, Cuma modal ng4ngkang, biar dapat cuan. Ani-ani kan begitu,” bisik-bisik orang membuat Galuh jadi serba salah. Saat itu tiga pegawai Bulan menurunkan koper berisi pakaian Rasha dari kamarnya. Juga barang-barang Rasha yang lainnya, karena Rasha sudah tidak diperbolehkan masuk ke kamar Galuh lagi. “Silakan ibu berkemas semuanya. Saya tidak akan melihat tapi nanti ada pegawai saya yang akan menyortir barang apa yang ibu bawa. Begitu pun dengan Ani.” “Hanya boleh bawa buku dan baju-bajunya walau bajunya juga pemberian saya. Tapi saya relalah. Ngapain saya tahan baju bekas orang walau brandeed sekali pun. Tapi kalau untuk laptop dan segala macamnya tidak saya perkenankan. Saya tidak rela. Saya juga Tarik semua handphone kalian, akan saya berikan nomor ponselnya saja termasuk Anda Rasha.” “Handphone terbaik kalian itu harus diserahkan ke saya. Lumayan itu kalau dijual setengah harganya saja bisa diatas tujuh juta. Jadi semua handphone saya sita. Yang penting nomor kalian saya berikan.” “Anda semua, tak berhak membawa barang saya. Jadi tidak boleh ada yang Anda bawa. Silakan pegawai saya akan mengikuti Anda ke mana pun. Kalau masih mau mencuri ya sudah, penjara langsung tempatnya.” Zaibunissa atau Nissa, mama Bulan tentu saja sedih, dia memeluk Mentari Hapsara Vardhaman, atau Mentari cucunya erat-erat. Cucunya baru berusia tiga tahun. Bulan sendiri juga tidak menduga kasus ini akan dia buka, padahal baru kemarin dia tahu dan belum ada yang diberitahu. Bulan baru tahu kemarin, tapi dia langsung bergerak, tidak ada ampun untuk suaminya. Dia tidak mau sama sekali menunda. Kemarin tahu hari ini langsung eksekusi, tidak ada toleransi sama sekali, karena sudah jelas-jelas Galuh mengaku mereka sudah menikah enam bulan. Bulan tak ingin pura-pura tak ada apa-apa, terlebih lusa Galuh, Rasha, Ani dan Tanti ibu mertuanya mau jalan-jalan ke Bali. Tak perlu tambahan kasus apalagi. Mau berdarah-darah apa lagi? Apa harus melihat mereka sedang making love untuk pembuktian perselingkuhan? Nggak kan. Entah kapan mereka menjalin hubungan sebelum menikah, entah berapa lama. Tapi setidaknya sejak enam bulan Rasha sudah resmi mendua. Dengan tertunduk Rasha langsung keluar dari rumah itu, tanpa handphone, dan jam tangan serta semua cincin juga dilucuti oleh seorang pegawai Bulan. Di depan semua orang Rasha ‘ditelanjangi’ istrinya. Ini lebih sakit daripada dia hanya dibongkar perselingkuhan dengan bukti foto atau chat m3sum. Kalau ditelanjangi seperti ini mau apa? Dia tak ada harga diri karena disebut semua utang harus bayar sendiri, semua harta milik istrinya, bahkan handphone juga milik istri. Apa yang dia punya selain burung emprit yang kegatelan minta digaruk Galuh? “Kamu naik apa ke sini?” tanya Rasha. “Naik taksilah. Memang Akang sudah belikan aku mobil?” jawab Galuh ketus. Dia sedang bingung mengapa Rasha dan ibu serta adiknya bisa ditendang dari rumah super mewah dengan banyak mobil itu? Apa suaminya tak punya apa pun? “Bagaimana Bulan bisa tahu kamu?” tanya Hartanti Vardhaman atau Tanti, mama Rasha. “Aku juga nggak tahu. Kemarin waktu Akang baru saja ninggalin aku, teteh tadi negur aku, dia kira temannya. Trus dia sindir aku nyonya boz karena suamiku terlihat keren. Ya aku bilang suamiku kerja di Bandung, aku sedih hari ini suami ulang tahun tapi enggak bisa bersama. Tapi aku bilang sebagai gantinya besok aku dan suami akan ke Bali.” “Aku cerita sambil nunggu Ani. Sebelum Ani datang pegawai resto ngasih catatan, datang ke alamat ini jam 08.00 tepat jangan kurang jangan lebih kalau nggak ingin nasib Anda celaka jadi aku coba datang sesuai dengan alamat tersebut.” “Aku sama sekali nggak tahu siapa yang mengundang. Tadi waktu aku tanya sama satpam di depan, katanya sudah ditunggu sama nyonya rumah. Aku tanya siapa nyonya rumah, dia nggak bilang apa pun.” Rasha yakin Bulan melihanya kemarin saat dia menurunkan Galuh, karena saat dia keluar, dia bersamaan dengan mobil catering yang dikendarai Ujang. Mereka sama-sama sendiri jadi Rasha tak berpikir kalau Bulan malah menemui Galuh di café. Rasha jadi bingung bagaimana dia harus menghadapi persoalan ini besok di kantor. Padahal besok adalah hari terakhir sebelum dia cuti karena dia cutinya lusa. Lalu bagaimana dengan biaya selama di Bali, karena biaya di Bali dia akan pakai uang dari kartu kredit. Kalau kartu kreditnya sudah diblokir dan semua pembayarannya sudah harus dia yang tanggung tentu dia bingung sendiri. Uang di ATM-nya cukup untuk membayar semuanya pergi ke Bali. Tapi lalu mereka hidup pakai apa? Bayar kartu kreditnya nanti dia malah dikejar-kejar bank. Nggak mungkin kan dia mau dikejar-kejar Bank. Lebih baik itu untuk bayar kartu kreditnya. penggunaan kartu kreditnya hampir 50 juta bulan ini. Itu selama ini karena dia selalu mensuplai kebutuhaunn Galuh. Padahal diluar kartu kredit semua penghasilan harian Rasha juga dialokasikan untuk Galuh semata. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Semua diam di dalam taksi. Galuh bertiga dengan ibu mertua dan adik iparnya. Mereka diam menuju rumah kontrakan galuh. Rumah yang dikontrak untuk Galuh sekarang adalah rumah yang dikontrakkan oleh Rasha. Cukup besar dengan dua kamar, tapi ya lumayan mewah lah daripada rumah kost Galuh sebelumnya. Sebelumnya Galuh hanya kost di satu kamar di belakang rumah sakit, kamar sederhana. Sekarang kontrak rumah permanen besar type 45 dengan dua kamar, ruang tamu yang luas, ruang makan serta dapur yang hebat. Sekarang satu kamar itu akan ditempati oleh mertua dengan adik iparnya, dia juga bingung kalau mereka tinggal di situ terus lalu bagaimana privasinya. Tapi kalau tidak tinggal di sana, lalu bagaimana? Dia sekarang satu-satunya istri Rasha. Setidaknya nanti dia akan mendapat gaji sebagai istri pegawai negeri lah. Lumayan karena pasti Bulan istrinya Galuh tidak mau ngambil Rasha. Ternyata Bulan itu wanita hebat yang berpenghasilan sangat besar, rumahnya saja super besar, mobilnya banyak. Ternyata selama ini Rasha itu tidak kaya. Dia hanya dapat uang proyek sehingga bisa membiayai hidupnya. Kalau Rasha punya jabatan tentu dia tidak perlu jadi jadi perawat lagi. Tapi kalau dia tak dapat proyek lagi, gaji ASN kecil tanpa tambahan apa pun. Lalu buat apa dia menikah dengan Rasha?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN