SIAPA PEREMPUAN ITU?
“Sudah semua? Enggak ada yang salah kan? Ada yang kurang nggak coba lihat lagi di listnya. Saya nggak mau ada komplain ya. Ini bukan pemesanan pertama mereka dan mereka selalu memberi referensi bagus, seorang perempuan muda memperatikan dengan teliti semua isi list. Dia perhatikan tiga check list QC tiap bagian.
“Insya Allah enggak ada yang kurang Nyonya. Sudah rapi semua sesuai pesanan,” ucap Masitoh yang bertanggung jawab untuk order kali ini. Semua order memang berbeda penanggung jawabnya agar tak over lapping.
“Oke bismillah. Saya yang berangkat karena sekalian saya mau belanja untuk besok. Jangan lupa besok kita punya order sendiri yaitu ulang tahun suami saya. Jadi kita besok masaknya untuk ulang tahun suami. Kalian menyiapkan perlengkapan yang lain. Saya akan belanjakan kekurangan bahan,” ucap sang pemilik cattering.
“Ingat ya jangan sampai tidak tercover,” Bulan sang pemilik MOON’s CATTERING memberi pesan untuk semua karyawannya. Bulan punya usaha kecil cattering makanan dengan 7 orang pegawai utama dan 60 karyawan lepas.
“Insya Allah Bu, yang bisa saya kami kerjakan sekarang kami kerjakan, setelah dibereskan bekas order ini dulu. Nanti sesudah itu baru kami mengurus order ibu Bulan,” kata Nuning menggoda majikan mereka.
Bulan Saumya Diratama atau biasa dipanggil Bulan. Hari ini dia akan mengantar semua pesanan dari pelangg4n yang sudah beberapa kali memesan padanya. Dia akan drop barang-barang tersebut sehabis ngedrop lalu dia dan Ujang akan mengurus semua perbekalan selanjutnya.
Yang bertugas di sana adalah bagian display. Kalau bagian display yang menunggu di lokasi pesta biasanya mereka dipekerjakan saat ada order pesta saja. Kalau tidak ada mereka tidak ikut dalam keseharian sehingga mereka memang dibayarkan berdasarkan order di lokasi.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
‘Loh itu bukannya mas Rasha ya? Kok sama perempuan lain? Ya ampun itu bener mas Rasha. Ya Allah … ya Allah,’ sesal Bulan melihat perempuan tersebut mencium punggung tangan suaminya dan Rasha dengan sangat manis mencium kening perempuan tersebut.
Bulan belum pernah melihat siapa perempuan itu, kalau semua saudara Rasha pasti dia sudah tahu. Bulan dan Rashaun Tarangga Vardhaman atau Rasha, seorang ASN sudah menikah 5 tahun dan mereka punya satu orang anak bernama Mentari yang saat ini berusia 3 tahun. Jadi Bulan tahu siapa semua saudaranya Rasha.
Dia belum pernah lihat perempuan tersebut, perempuan tinggi kurus dengan rambut sebahu. “Siapa dia?”
“Ujang kamu lanjutin saja turunin barang, terus nanti ambil pesanan ini. Semuanya sudah saya bayar. Kamu tinggal ambil di masing-masing toko. Nanti saya hubungi lagi setelah semuanya selesai. Saya ada perlu dulu sebentar,” pamit Bulan.
“Baik Nyonya,” kata Ujang.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Bulan melihat suaminya langsung naik ke mobil dinasnya, meninggalkan perempuan tersebut di kafe seberang tempat dia menurunkan barang-barang.
“Kiki! Kamu Kiki kan? Kiki Amelia kan?” kata Bulan pada perempuan tersebut.
“Maaf Mbak, kayaknya Mbak salah orang deh. Saya bukan Kiki Amelia seperti yang Mbak maksud. Saya Galuh Mbak,” jawab perempuan muda itu ramah.
“Oalah kamu mirip banget sama sahabat saya waktu SMP. Namanya Kiki Amelia, saya kangen. Ya saya pikir tadi Anda. Maaf ya saya ganggu kamu,” ucap Bulan penuh penyesalan.
“Tidak apa kok Mbak. Saya santai,” jawab wanita bernama Galuh.
“Wah enak ya jadi nyonya besar, santai hari gini,” kata Bulan.
“Nyonya besar apa Mbak? Saya itu perawat kok,” jawab Galuh.
“Oh kirain tadi suamimu itu, yang kayaknya mobilnya mobil pejabat ya?” pancing Bulan.
“Oh suami iya Mbak. Tadi memang suami saya. Kami baru menikah 6 bulan lalu tapi sedihnya dia nggak kerja di Jakarta sini Mbak. Dia tuh kerjanya di Bandung,” jelas Galuh sedikit sedih.
“Ke Jakarta itu cuma bisa seminggu dua kali. Itu pun hari kerja. Nggak bisa weekend dan 2 hari itu dia nggak bisa nginep di rumah saya Mbak. Dia hanya datang pagi saat saya memang habis off dinas malam, jadi kami bisa seharian di kamar. Sore dia harus cek pekerjaan sampai pagi berikutnya, besoknya dia kembali ke rumah. Hanya itu saja. Dua hari itu.”
“Jadi dia selalu ngepasin ke Jakarta itu dengan jadwal saya off habis dinas malam agar kami bisa puas bersama.”
“Oh begitu. Sedih juga ya. Baru nikah 6 bulan nggak pernah bersama malam.”
“Super sedih sih Mbak. Kadang kalau saya libur, saya mau nyusul ke Bandung dia bilang pas lagi dinas ke Cirebon, atau pas dinas ke mana begitu. Akhirnya ya sudah terpaksa saya ngalah.”
“Padahal besok tuh ulang tahunnya dia loh Mbak. Tapi dia pas hari ini harus pulang ke Bandung buru-buru. Tapi dia bilang sih lusa dia akan datang ke Jakarta lalu saya dan mamanya juga adiknya akan liburan ke Bali selama 5 hari. Anggap saja honeymoon lah. Karena waktu liburan menikah kemarin kami nggak sempat honeymoon.”
“Saya hanya menikah di Bogor, 2 hari langsung pulang. Susah deh nikah sama orang sibuk. Tapi resiko saya sih mau sama dia yang super sibuk.”
“Wah jadi lusa kalian akan ke Bali? Wah selamat ya. Seneng rasanya walaupun kita baru kenalan, tapi kamu bisa bahagia dengan suami dan mertuamu.”
“Eh masa honeymoon sama mertua sih?”
“Ya enggak apa-apa lah Mbak, sekali-sekali nyenengin orang tua. Toh enggak sekamar dan suami saya bilang, eh suami saya itu namanya kang Rasha Mbak. Kang Rasha bilang nanti di sana kita jalan berdua sih. Nggak bawa adik sama mamanya. Adik sama mamanya tinggal dibekelin uang biar mereka jalan sendiri, nggak sama saya. Dia sudah janji begitu kok. Jadi saya tenang. Kami akan bulan madu sama 5 hari di Bali dan kata suami kamar kami juga berjauhan dengan kamar mertua. Merka hanya teman seperjalanan saja. Di sananya enggak bareng sama sekali,” jelas Galuh dengan senang.
“Wah happy banget rasanya. Oke selamat senang-senang mohon maaf kalau tadi saya salah tegur. Sekali lagi mohon maaf ya siapa tadi namanya, Mbak Galuh. Lupa saya Mbak Galuh maaf ya dan selamat bersenang.”
“Iya Mbak, saya sambil menunggu adik ipar saya, katanya dia mau ke sini.”
“Baiklah. Selamat bersenang-senang dengan adik iparnya,” ucap Bulan santai dan dia pergi melenggang.