Kisah Hari Minggu Dea

1197 Kata
Persiapan keberangkatan Dea sudah hampir seratus persen. Dua hari lagi rombongan iisma ke Inggris akan berangkat. Yang paling uring - uringan tentu saja Daddy Dea. Sudah dua malam ini Dea tidur bertiga sama Daddy dan maminya yang tentu saja atas permintaan sang daddy. Satu koper besar sudah penuh terisi dengan baju dan bahan makanan yang akan dipakai bersama teman - teman nanti. Bagaimanapun lidah Indonesia harus kena makanan yang berbumbu, jadi grup mereka sudah membuat list yang banyak daftar bahan makanan yang akan dibawa, terutama bumbu cabai berbagai level, saus cabai berbagai varian, kecap, saus tiram, tepung pisang goreng, bubuk bumbu dapur hingga bumbu penyedap untuk masak. Disana mungkin ada yang jual tapi karena membawa secara gotong royong akan membuat mereka mudah tidak perlu mencari - cari bahan di toko atau supermarket yang menjual bahan makanan Asia. "Besok sore ada acara ulang tahun Yayang, kita besok kesana ya De," ucap daddy ketika mereka bertiga sudah diatas tempat tidur berukuran dua kali dua meter itu. "Lho... emangnya mendadak ya, kok daddy baru kasih tahu?" "Daddy lupa, emang mami nggak ngasih tau juga? Tante Priska udah kasih tahu dari minggu lalu." "Sorry, mami juga lupa... padahal udah mesen kadonya juga dari Palembang, tapi sama anaknya lupa." "Ehhmm... mas Rezi besok mau kesini, boleh nggak aku ajak dad?" "Nggak." "Gimana dong dad...aku nggak enak, dia mau kesini besok malam." "Ya suruh pagi aja sampe siang kan cukup waktu." "Nggak bisa dad... besok pagi sampe sore dia mau nemenin saudaranya dari Tasik yang lagi ke Jakarta, aku janjian sama dia Minggu malam. " "Nggak ah... nanti aja senen." "Senen kan aku berangkat dad." "No debat De, dah malam ... tidur, baca doa jangan lupa," perintah daddy dan membuat Dea cemberut tapi mana berani dia melawan, sedangkan mami Ayu hanya diam saja...suaminya kalo sudah alergi tidak akan ada obatnya, pasti anti terus dan percuma saja dilawan. Subuhnya Dea mengirimkan pesan ke Rezi, dia menanyakan apakah Rezi bisa menukar waktunya menemani saudaranya hari ini karena acara yayang dadakan dikasih tahu oleh daddy. Tapi ditunggu sampai setengah jam belum ada jawaban dari Rezi membuat Dea meninggalkan hapenya. "De ... pagi ini ngapain, temenin mami ke tante Andin yuk." "Mami buat apa?" "Kebaya, buat acara temen kuliah daddy mau mantu." "Pengen sih, tapi mas Rezi belum jawab nih mi, aku nyuruh dia datang pagi ini." "Lho bukannya dia mau nganterin sodaranya De?" "Iya mi, maksudku bilang ke mas Rezi kalo bisa tukeran waktunya, tapi dia belum baca wa aku." "Yaudah kalo Rezi belum jawab, jam sepuluh ikut mami aja." "Iya," jawab Dea. "Kita pergi acara yayang abis Ashar, jam empat dari rumah." "Pake baju apa mi?" "Dress casual aja De, acaranya sore soalnya." "Oke, sampe jam berapa kira-kira acaranya?" "Biasanya jam sembilanan kita baru pulang, mana bisa ngajak daddy pulang cepat kalo acara disana." "Ah mami juga gitu," sahut Dea. Mami Ayu pun tertawa karena tidak sadar dia juga suka keasyikan ngobrol kalau sudah ketemu keluarga itu. "Apa iya De." "Ih mami nggak berasa ya?" "Ya maklum sih De ... namanya ibu - ibu." "Mi.... Dio udah dikasih tahu belum?" "Eh nggak tahu, daddy udah ngasih tahu kali." "Tanya dulu, daddy kan suka lupa, ntar kalo Dio nggak bisa malah ngomel - ngomel." "Nanti mami tanya daddy dulu deh," ucap mami Ayu sambil berdiri untuk masuk ke kamarnya. Dea kembali ke kamarnya untuk mengecek hapenya lagi yang sedang di charge, ternyata pesannya sudah dibalas Rezi. Mas Rezi Maaf De, ini sudah mau pergi... mau ke rumah Saudara di Tangerang, ada acara kumpul keluarga.Memangnya kenapa nanti malam? Me Yayang ulang tahun nanti sore, daddy baru bilang tadi malam, biasanya sampe malam mas. Mas Rezi Owh ... Me Maaf ya mas, dadakan. Mas Rezi Nggak apa - apa De, besok aku izin aja deh, dari pagi udah di rumah kamu aja sekalian nganter ke airport. Me Beneran? Mas Rezi Iya, kamu happy? Me Bangettt Mas Rezi I love you De Me Love you too mas. Setelah meletakkan hapenya Dea keluar kamar dengan wajah ceria untuk mencari maminya, maksudnya tentu saja mau bilang kalu dia bisa ikut ke tempat tante Andin. Dea tidak sadar bahwa saat ini pacarnya itu sedang menemani wanita lain ke acara kumpul keluarga besarnya. * Halaman belakang rumah keluarga Pratomo sudah dihias seperti biasa ketika mereka mengadakan pesta. Apalagi hari ini wanita kesayangan Aris Pratomo itu sedang berulang tahun. Meskipun undangan terbatas, tapi persiapan tidak main - main. Bunga - bunga segar di tiap sudut dan di tengah tiap meja bundar. Catering pun disiapkan oleh chef Resto yang sudah dipesan mama Rani. Ini pesta santai kekeluargaan, hanya keluarga, kerabat dan sahabat dekat keluarga Pratomo. Kurang dari seratus orang yang diundang. Begitu tiba di kediaman Aris Pratomo, Nandi sekeluarga menyalami yayang dan yangpa, mereka membawa hadiah ulang tahun berupa kain songket dari Palembang yang Ayu beli dengan cara titip dengan saudaranya yang tinggal di Palembang dari Minggu lalu. Mereka bukan orang pertama yang datang, sudah ada kakak - kakak yayang dari Bandung, ada juga sahabat - sahabatnya beserta keluarga, besan keluarga Pratomo juga datang. "Duduk sini bang Nandi," panggil Nino yang di mejanya belum ada yang duduk. "Tuh anak muda gabung di meja sana," Tunjuk Nino lagi mengarahkan Dea dan Dio ke meja abang dan Ririn. Sebelum beranjak, Dea dan Dio menyalami Om No dan tante Sarah Mereka juga menghampiri om Owie dan Tante Priska, juga tante Wendy dan om Dimas. Ketika hendak ke Meja abang, mereka juga bertemu aunty Ana dan om Dana, tentu saja ikut mereka salamin. "Rezi nggak ikut De?" tanya abang ketika Dea dan Dio menyalami mereka. "Nggak bang, lagi pergi sama saudaranya, ada acara keluarga besar. " Oo." "Mana Shaka bang?" "Lagi nenen sama ibunya, lagi rewel dia... abis imunisasi." "Bisa rewel juga si ganteng?" "Bisa banget, mending Shaka yang rewel dari pada bapaknya," sahut Ririn. "Emang abang pernah rewel dek? Perasaan nggak deh," ucap Abang dan membuat mereka tertawa. "Nggak pernah sekali, tapi sering," jawab Ririn. "Ngarang!" "Cucu mama mana?" tanyabPriska menghampiri meja anak sulungnya itu. "Lagi nenen ma, paling sebentar lagi " "Oowh . De, besok berangkat ya, jam berapa? Nanti tante anterin ke bandara. "Jam enam sore tante." "Dea mau kemana," tanya abang. "Lho abang belum tahu? Dea dapat beasiswa satu semester ke Inggris bang." "Oowh, berangkat besok?" "Iya bang." "Selamat ya De, keren banget deh." "Makasih bang." "Rezi gimana?" " Nggak gimana - gimana lah bang, kan cuma empat bulan." "Ya semoga baik - baik aja selama LDR an, walau cuma empat bulan, abang udah merasakan kayak apa seseorang spesial nggak ada di sebelah kita." "Kenapa bang? Nyesek ya?" "Nah itu tau." "Kuat bang...kuaaat," jawab Dea sambil tertawa. "Semoga aja De, abang doain kalian baik - baik aja." "Aamiin" "Eh mas Azki baru datang tuh," ucap Ririn ketika melihat Azki muncul dari dalam rumah Yangpa. "Ki sini," panggil abang. Azki datang dan tos - tosan dengan Dio, melewati Dea tanpa menyapanya dan bilang ke abang, " Aku sholat dulu bang," pamitnya. Sejak itu dia tidak kembali lagi dan saat foto keluarga dia baru muncul sebentar dan menghilang lagi. Dia sebenarnya hanya menghindar dari Dea, dia tidak mau melihat Dea bersama Rezi, pasti Rezi akan datang menyusul seperti biasa, begitu pikirnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN