Amel menutup telinganya. Suara desahan dan kecipak saling adu kulit terdengar di dalam kamar yang ada di dalam kamar hotel ini. Amel menggeleng, menjauh berjalan menuju balkon. Tanpa sadar air mata Amel menetes. Belum menikah saja, Amel sudah merasakan ini. Apalagi saat dia menikah nantinya. Akan lebih parah dari ini pastinya. Hansel pasti tetap bermain wanita.
“Sayang… terus…”
Amel menghapus air matanya. Amel ingin membatalkan pernikahan ini. Tapi uang yang sudah diterima oleh dirinya. Harus didapatkan dari mana mengganti semua uang Hansel yang tidaklah sedikit. Uang yang dikirim oleh Calvin untuk dirinya, hanya sisa tiga ratus juta lagi. Kemana Amel harus mencari pengganti uang sebanyak itu?
“Kalian memang nikmat.”
Amel mendengar bunyi langkah kaki keluar dari dalam kamar. Amel tidak berbalik untuk melihat siapa yang keluar dari dalam kamar. Sudah tahu Hansel dan kedua wanita yang lainnya sudah siap melakukan itu.
Tubuh Amel tersentak, ketika merasakan Hansel memeluk dirinya, lalu menghirup aroma tubuh Amel. Amel mengeliat pelan, tidak mau Hansel memeluknya sekarang, setelah melakukan itu dengan kedua wanita yang lainnya maka pria itu memeluk dirinya sekarang. Amel tidak mau bekas pria itu melakukannya dengan wanita lain, lalu dia memeluk dirinya sekarang.
“Jangan beraninya kau menolak Amel!” tekan Hansel, menyudutkan Amel. Lalu membalikkan tubuh Amel dengan mudah.
Amel menangis, menatap mata tajam Hansel yang melihat pada dirinya sekarang. “Pa-k Hansel- saya minta maaf.” Amel lebih baik meminta maaf lebih dulu, daripada lelaki itu melakukan sesuatu yang lebih buruk pada dirinya.
“Minta maaf? Enak saja kau minta maaf. Aku tidak akan memaafkan dirimu Amel. Aku akan membuat kau merasakan nikmat. Kau mau melakukannya sekarang? Pernikahan kita juga sebentar lagi. Nyicil dulu malam pertamanya tidak masalah bukan?” tanya Hansel, mengusap pipi Amel lembut.
Mata Amel membola mendengar apa yang dikatakan oleh Hansel pada dirinya. Amel menggeleng. Tidak mau melakukan itu sebelum mereka menikah. Ya Tuhan. Tolong dirinya jangan sampai dia melakukan itu dengan Hansel sekarang. Amel tidak mau keperawanannya lepas tanpa adanya ikatan pernikahan. Amel hanya mau melakukan itu bila dia sudah menikah.
“Jangan Pak! Saya mohon. Saya hanya mau melakukannya bila sudah menikah. Jangan melakukan itu sekarang.” Tolak Amel, mendorong tubuh Hansel pelan. Hansel tertawa kecil mendengar penolakan Amel pada dirinya.
Hansel menjilat cuping Amel. Amel menahan desahannya agar tidak keluar. Hansel kembali melecehkan Amel, dengan mengerayangi tubuh Amel. Kancing kemeja Amel perlahan di buka oleh Hansel. Mata pria itu menyeringai menatap pada tubuh bagian Atas Amel yang memang menggoda sekali bukan?
Kulit Amel putih mulus. Tubuh Amel yang seksi. Seakan menarik Hansel untuk menyentuh gadis itu sekarang, memberikan sebuah kenikmatan pada Amel. Lalu mendengar desahan Amel memanggil namanya. Ah! Membayangkannya saja sudah membuat Hansel berdiri tegak di bawah sana. Apalagi dia memasuki Amel detik ini juga.
“Kau memang menggoda. Coba pegang milikku. Dia sudah berdiri sayang, padahal baru saja dia mendapatkan kenikmatan. Tapi hanya dengan melihat kulitmu yang putih mulus nan menggoda. Dia kembali berdiri.” Tangan Hansel memegang tangan Amel, lalu membawa tangan Amel menuju miliknya yang tak terbalut apapun di balik bathrub yang dipakai oleh Hansel.
Amel menggeleng. Kembali menarik tangannya. Tetapi Hansel malah menahan tangan Amel. “Sayang, kenapa dilepaskan. Ayo, tidurkan milikku sayang. Aku mau kau menidurkan milikku.” Ucap Hansel, menatap pada mata Amel.
“Ayo, sayang. Awas saja kalau kau menolak dan tidak mau melakukannya.” Nada ancaman itu kembali diucapkan oleh Hansel. Pada sekretarisnya yang segera menjadi istrinya ini.
Amel menela saliva kasar. Tangannya masih memegang milik Hansel yang menegang dan berdiri tegak. Amel selama hidupnya tidak pernah memegang milik seorang lelaki. Sekarang dia harus menyentuh milik Hansel— atasannya sekaligus calon suaminya.
Hansel menyeringai melihat peluh keringat mengalir dari pelipis Amel. Menyenangkan sekali melihat Amel yang tegang seperti ini. “Tidak usah tegang sayang. Coba mainkan. Jilat sekalian. Kau harus mulai belajar untuk memuaskan milikku sayang.” ucap Hansel berat, membawa Amel untuk menunduk.
Amel menangis. Melihat Hansel yang membuka pakaiannya di depan Amel sekarang. Kini milik lelaki itu sudah terlihat nyata di depan Amel. Amel takut. Amel mau pergi. Amel tidak mau di sini.
“Pak Hansel. Hiks! Biarkan saya pergi. Saya tidak mau.” Amel menangis terisak, meminta pergi pada pria itu.
Hansel bukannya mendengar apa yang dikatakan oleh Amel. Malah Hansel memegang miliknya. Lalu menepukkan di wajah Amel. Hanya menepukkan di wajah Amel, Hansel sudah merasakan yang namanya nikmat apalagi miliknya yang akan masuk ke dalam mulut atau lubang surgawi milik Amel.
Pasti akan lebih nikmat lagi.
“Kenapa menangis sayang? Jangan menangis. bukankah kita sedang menyicil sekarang? Kau tetap akan melakukan ini nantinya. Jadi, tidak usah menangis cinta.” Ucap Hansel tertawa kecil. Mengatakan kata cinta. Cuih! Hansel saja tidak tahu apa itu cinta. Dia tidak mau tahu tentang cinta.
“Pegang!” perintah Hansel.
Tangan Amel gemetar meraih milik Hansel. Lalu memegang milik pria itu. Pelecehan kembali dirasakan olehnya. Belum menikah saja, dia sudah diperlakukan sangat buruk. Apalagi, kalau dia sudah menikah nantinya. Maka Amel akan diperlakukan lebih buruk dari ini. Amel masih menangis. Menghapus air matanya pilu.
“Pak Hansel-
-Jangan menangis sialan! Atau menolak. Sekarang mainkan dengan mulut dan tanganmu! Atau kau mau aku masukkan sekarang ke dalam lubangmu yang masih perawan itu hah?!” ucap Hansel, mengancam tidak main-main dengan apa yang dikatakan oleh dirinya sekarang.
Hansel mampu melakukannya. Amel mulai memainkan milik Hansel menggunakan tangannya, matanya terpejam tidak mau melihat milik Hansel yang dipegang dan dimainkan olehnya sekarang.
Hansel melihat Amel menutup mata. Berdecak. “Buka matamu! Jangan pernah berani kau menutup matamu, saat kau memainkan milikku!” ucap Hansel kasar.
Amel mendengar apa yang dikatakan oleh Hansel mengangguk. Perlahan membuka matanya. Lalu dia menatap pada milik Hansel yang sangat pas di depan wajahnya. Milik pria itu, seolah melambai meminta Amel untuk masukkan ke dalam mulutnya.
“Sekarang masukkan ke dalam mulutmu sialan!” ucap Hansel memerintah.
Amel hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh Hansel pada dirinya. Tidak berani menolak apa yang disuruh oleh Hansel. Padahal Amel sekarang sedang dilecehkan dianggap w************n pemuas nafsu pria itu. Padahal selama ini Amel selalu menjaga kehormatannya, tidak pernah membiarkan dia disentuh dan dilecehkan seperti ini.
Pak, Buk. Amel sudah ditahap kotor. Amel tidak bisa menjaga harga diri Amel. Maafkan Amel. Hanya karena uang. Amel harus seperti ini. Kenapa kita terlahir miskin?