Dua Puluh Empat

1765 Kata

"Mas?" Elang menatapku lama, tidak bersuara apalagi membalas pernyataan cintaku. Jakunnya naik turun dengan cepat, dia berdehem dan matanya kembali fokus. "Ya?" "Ck! Jawab kek." "Jawab apa?" Eh? "I love you too, kek. Atau apa gitu, bawa aku ke kamar lagi juga boleh." Aku bersidekap, cemberut. Dia tertawa, "yuk lanjut yang tadi. Masih kuat kan?" Aku memutar mata, "gendong!" Elang menggendongku dengan cepat, aku mengalungkan tangan di lehernya, takut jatuh. Dia membawaku ke kamar. "Hihihi, aku kan berat." "Nggak." Katanya singkat. "Beneran?" Aku meremas rambutnya, iseng. "Enggak salah lagi." "Mas Elang ih!" Elang tertawa dan menurunkanku di kasur. Tangannya mengangkat baju pantai yang kupakai. Alih - alih menjawab, dia malah sibuk menelanjangi aku. Dilema banget perempuan, di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN