Dengan tangan gemetar, aku menyentuh belati yang ada di bahunya. Calla menjerit ketika belati itu kucabut, darah kehitaman mengalir semakin deras. Cepat kutangkup luka yang menganga dengan tangan kananku beberapa saat, masih sempat kurasakan hangatnya cairan itu sebelum akhirnya aku mengusap perlahan, dan saat tanganku terangkat, luka itu sudah menutup. Melakukan hal yang sama pada belati di kakinya. Calla menjerit lebih kencang saat belati yang ada di matanya tercabut, lengkingannya menggema menghadirkan kesunyiaan sesaat setelah suara itu tidak terdengar. Tubuhnya terkulai lemas, begitu aku menyelesaikan tugasku. Aku berdiri, berbalik dan menatap Channery. “Sudah selesai,” kataku. Channery dan ketiga saudarinya menghampiri Calla tergesa. Salah satu dari mereka—Canace—mengangkat dan me
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari