"Kita sudah sampai!" Lucky menghentikan laju sepeda motor miliknya tepat di depan pintu gerbang sebuah rumah tua. "Beneran ini alamatnya, Mas?" Tri ragu. Ia tak yakin. "Iya, coba cocokkan saja alamat yang ada di pesan itu!" Lucky memberikan perintahnya. Tri menuruti perintah Lucky, ia buka kembali pesan dari di penculik. Ternyata alamatnya sesuai. "Ini, kan rumah tua." Tri bergidik ngeri. "Rumah-rumah tua seperti ini memang sering digunakan untuk aksi kejahatan karena jarang didatangi warga dan cenderung dihindari, jadi ga akan ada yang curiga." Lucky memberikan penjelasan. Tri terdiam. Ia masih diselimuti keraguan dan ketakutan. "Ayo buruan, Neng! Nanti ada yang curiga!" Lucky berbisik. Khawatir ada yang memergoki. "Hati-hati! Goodluck!" Lucky menyemangati. Tri pun menuruti kat