“Mas tahu apa yang menimpaku.” Kirana menurunkan pandangan lesunya. “Menikah itu—“ “Itu kalau kamu mau,” potong Gala, “kalau tidak, aku tidak menjadikan itu sebuah masalah. Aku hanya mau membantu.” Dari tempat duduknya di samping Kirana, Rosi berusaha membuang keraguannya dengan mengembus napas. Dia menatap Kirana selama beberapa saat dan kemudian beralih menatap Gala. “Kalau kamu tulus mau membantu, Mama tidak keberatan kamu menikah dengan Kirana. Namun, Mama minta satu hal. Tolong kamu menjaga Kirana. Jangan sampai ada yang menyakitinya lagi.” Kirana mengernyitkan dahi. Secara otomatis tatap protesnya mengarah pada wanita tua itu. “Ma ....” Rosi menumpuk tangan di atas tangan Kirana yang berada di pangkuannya. Pandangan wanita tua itu sarat akan permohonan yang tidak terucap. Rasa sa