“Pak Devan?” Eca nyaris terpesona dengan sosok laki-laki yang telah membantunya berdiri itu. Apalagi perlakuan lembut dari Devan yang ditunjukkan saat ini, membuat Eca hampir luluh dengan sikapnya. Hanya saja, ini bukan waktu yang tepat jika ia memuja serta membanggakannya. Pemikiran Eca belum sampai ke arah sana. “Kamu enggak apa-apa?” tanya Devan memastikan. Laki-laki itu bahkan tunjukkan raut khawatir dan cemas, hingga siapapun bisa menyadari jika Devan memang menyimpan rasa pada Eca. Namun sayang, hanya Eca seorang yang tidak menyadari hal tersebut. “Enggak apa-apa, Pak,” jawab Eca sembari menggeleng dan lemparkan senyum meskipun tipis. Ia melepaskan pegangan Devan pada lengannya secara perlahan, sambil mengisyaratkan dia baik-baik saja. Sementara Fara sendiri, ia terlihat sangat te