“An, nanti malam papa mau balik,” guman Dirga pagi itu ketika mereka duduk berdua di meja makan. “Lho, secepat itu?” tampak Andhara protes, ia sedang ingin bersama sang papa setelah sekian lama ia kembali memusuhinya itu. “Ada meeting pengadaan inventoris tahunan besok,” Dirga tersenyum menatap wajah Andhara yang tampak manyun itu. “Baiklah, mungkin lain kali Andhara yang harus ke sana, mengunjungi papa.” Andhara mengoles Nutella di selembar rotinya, segelas s**u cokelat hangat menjadi pilihannya pagi ini. “Nah itu yang papa harapkan, ajaklah Yudha kalau kamu pulang nanti!” Sontak Andhara tertegun, ia menatap Dirga yang hanya tersenyum dan mengangguk itu. Andhara meletakkan pisau rotinya, lalu menatap sang papa lekat-lekat. “Kenapa harus mengajak Mas Yudha? Kan Andhara bisa pulang se