Hari demi hari berlalu, semakin lama Andhara semakin dekat dengan sosok Sandy Angkara itu. Dia laki-laki yang manis, bertanggungjawab dan bisa dipercayai, itu yang Andhara dapatkan dari beberapa Minggu ini dekat dengan sosok itu. Kedekatannya dengan Sandy lambat laun juga sedikit mencairkan kebekuan yang selama ini terjadi diantara ia dan sang papa. Membuat Dirga begitu semangat mendukung hubungan anaknya dengan calon dokter anestesi itu. "Pah, Andhara bareng ya berangkatnya," mohon Andhara manja ketika pagi ini ia sedang sarapan bersama sang papa. "Lho, kok tumben? Supir pribadi kamu kemana?" Dirga menatap putrinya dengan wajah setengah menggoda. "Papa, dia bukan supir! Dia calon dokter spesialis," tukas Andhara sambil tersenyum geli. "Iya papa tahu, kalau bukan calon dokter spesiali