Dua hari kemudian. Kantor pusat Hirawan Grup. “Kau sudah mempelajari dokumennya bukan?” tanya Thomas. “Ya” jawabku singkat. “Aku ingin kau mengurus pemecatan karyawan karyawan yang sudah tua dan tidak berguna lagi di hotel Duta Prakasa” perintah Thomas. “Ayahmu hanya menyuruhku untuk menjadi konselor mu, bukan pesuruhmu” cibirku. Thomas mengepalkan tangannya. “Kulihat kau semakin bertingkah belakangan ini, apa karena ayahku yang selalu memanjakanmu? kau harus ingat, darah lebih kental daripada air, kau bisa dibuang kapan saja” sinis Thomas. “Hirawan tidak akan sebodoh itu untuk membuang karyawan kompeten sepertiku” kekehku. “Aku tidak bodoh seperti Tamara yang bisa disetir oleh mu, akan aku buktikan bahwa aku jauh lebih baik daripada kamu” desis Thomas. “Buktikan saja, jangan cum