“Senang bisa bertemu kembali, Zel,” ucap Farrel dengan memperhatikan wajah Zeline. “Terima kasih, Rel.” Zeline tersenyum seraya mengambilkan beberapa buah sampel kue untuk dicobakan oleh Farrel. “Kapan pestanya?” Zeline meletakkan sampel kue tersebut di atas meja. “Bulan depan, Zel. Tetapi, aku ingin menyelesaikan semuanya secepat mungkin karena pekerjaan di kantor juga tidak bisa ditinggalkan. “Selamat ya, Rel. Akhirnya diresmikan juga,” ucap Zeline dengan tersenyum manis. “Terima kasih, Zel. Maaf atas semua yang pernah terjadi dan maaf karena sudah melukai kamu selama ini.” Farel menghembuskan napasnya dengan kencang. Beban pikiran dan rasa bersalah yang menghantuinya selama ini akhirnya keluar juga. “Tidak masalah, Rel. Aku sudah memaafkannya kok, lagian masalah itu sudah sangat l