Neneng POV. “Aku pulang ya?” bukan pertanyaan sih itu mah. Aku tidak menanggapi apa pun, baik gelengan atau anggukan sekalipun, tetap aja a Iwan beranjak bangun. Malam minggu masa aku di tinggal sendiri?. Baru datang juga, masa udah pulang. “Aa…” rengekku ikutan bangkit mengejarnya. “Apalagi sih Neng?” jawabnya dengan nada malas. “Tuh, aa sih marah” protesku. Aku lihat dia yang menghela nafas dan batal membuka pintu kamar kos kosanku. “Aku gak marah…” “Tapi kesalkan?” potongku. “Nah itu tau. Jadi mendingan aku pulang, daripada kita malah ribut” jawabnya. Aku diam kali ini, dan tidak bisa berbuat apa apa, selain mengawasinya membuka pintu kamar lalu memakai sandalnya. “Pikirin apa yang aku bilang. Aku gak akan maksa kamu lagi. Terserah kamu sekarang mah. Malas aku drama drama” ka