Tatiana berjalan tak tahu arah. Ia hanya mengikuti kemana langkahnya akan melangkah. Tidak peduli hujan deras mengguyur seluruh tubuhnya, tidak peduli banyak pasang mata memandangnya aneh. Saat ini yang di butuhkan hanya mendinginkan kepalanya. Amarah menguasainya, Ia butuh pelampiasan amarah yang meluap. Pukulan yang ia layangkan untuk Damian tidak cukup. "Hah!!" Tatiana berteriak. Sontak setiap pasang mata menoleh ke arah kegaduhan yang di perbuat Tatiana. Pletak Kepala Tatiana di toyor seseorang dari belakang. "Anj-" Hampir saja tatiana mengumpat sumpah serapah kepada sesorang berani menoyor kepalanya. Sebelum orang itu membekap mulutnya dengan tangannya. "Nih congor menta di slepet yak kasar banget. Tar kalo dia ikut-ikutan gimana." Ternyata manusia yang berani ngeplak Tatia