Part 68. Perlawanan

1818 Kata

Shaba menggebrak meja. Keras, hingga tangan pria itu memerah. Matanya menyorot nyalang. Di hadapannya, berdiri Haris dengan kepala tertunduk dalam. Laki-laki muda itu, tak tampu mengangkat wajah--saat lagi-lagi tidak berhasil menyenangkan atasannya. Ia kembali gagal mendapatkan proyek yang menjadi incaran Shabaga Husein. Proyek tol yang bernilai triliunan rupiah itu, lepas begitu saja dari genggaman tangannya. Padahal, ia sudah melakukan prosedur yang sudah biasa mereka lakukan, untuk mendapatkan sebuah proyek besar. Uang yang ia keluarkan sudah cukup banyak, namun ternyata masih belum mampu meloloskan Shaba grup untuk memenangkan tender tersebut. Dia sudah bisa menerka akan semurka apa sang atasan karena kegagalannya. Tapi dia tidak punya pilihan, selain untuk segera melaporkan hasilnya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN