Mata Natasya masih terasa sembab. Semalaman dia banyak menangis dan belajar. Menangis sembari mengerjakan tugas sekolahnya. Menangis sembari mempersiapkan bahan untuk ujian semester 2 hari lagi. Dia sungguh kacau. Padahal biasanya seminggu sebelum ujian, dirinya sudah mengasingkan diri di dalam perpustakaan. Beban sebagai juara paralel membuatnya bekerja keras. Namun, kali ini, dua hari sebelum ujian dia masih saja memikirkan nasib percintaannya. Bagaimana tidak ayah Arga sangat menentang hubungan mereka. Padahal Tasya terlanjur jatuh cinta pada Arga. Terkadang rasa sesal hinggap dalam hatinya. Andai dia tahu nasibnya akan sepahit ini, dia akan kembali ke masa lalu. Dia takkan pernah menanggapi kebaikan demi kebaikan Arga padanya dulu. Andai dia sebatas mengagumi A