Author Pov
Disisi lain Rafael dan kawan-kawannya sedang asik makan dikantin. Rafael sangat puas karena ia bisa mempermalukan Dita lagi.
"Rafa? apa lo ga ngerasa bersalah udah memperlakukan Dita dengan begitu kasar." ucap kevin
"Tau sih Fa! lo itu seharusnya, jangan memperlakukan wanita seperti itu. Lagian dia kan ga salah apa-apa." celetuk Rio
"Gue sih biasa-biasa aja!" jawab Rafael datar "Lo tau kan kalau gue tuh gak suka liat wanita berhijab di sekolah gue."
"Lo boleh ga suka. Tapi kan ga semua wanita itu sama fa." Bela Rio, Rafael memang tidak mempunyai perasaan. Beda dengan sahabatnya yang masih punya kepekaan terhadap orang lain.
"Tapi nyatanya semua wanita itu sama!. Apalagi setelah yang udah kirana lakuin ke gue." ucap Rafael. Masa lalunya bagai kaset rusak yang berputar diotaknya.
Yah. Jadi, dulu waktu kelas 1 SMA ada siswi cantik berhijab yang sekelas dengan Rafael namanya Kirana. Dia satu-satunya wanita berhijab disekolah Rafael. Kirana adalah cinta pertamanya. Rafael kira Kirana adalah wanita baik-baik karena penampilannya yang tertutup. Sikapnya yang sangat diidamkan oleh semua pria termasuk Rafael. Itulah yang membuatnya tertarik dengan kirana. Namun kenyataannya dia tidak sebaik yang rafael kira. Saat Rafael akan melakukan p*********n terhadap musuhnya, Rafael memergoki Kirana yang sedang berbuat m***m dengan musuh bebuyutannya Yaitu cakra. Dari situlah mengapa Rafael benci dengan wanita berhijab. Hingga jika ia melihat wanita berhijab ia selalu teringat akan kirana.
"Jangan berburuk sangka! siapa tau Dita wanita yang baik dan mungkin sangat baik." ucap rio
"Tau sih lagian lo juga bukan psikolog fa. Yang tau sikap setiap orang hanya dengan sekali lihat" ucap Kevin yang sedang asyik ngemil
"Raka sama bayu kemana? Kok dari tadi gue ga liat dia?" ucap Rafael mengalihkan pembicaraan saat tersadar bahwa 2 sahabatnya tidak bersama mereka
"Biasalah fa, lo tau kan si Raka itu sukanya tidur, pasti dia lagi molor dikelas. Bayu? Udah jangan ditanya lagi. pasti dia sedang keasyikan main sama cewe-cewenya." ucap rio
"Yaudah gue udah bosen disini mending kita ke kelas." ajak
Kevin
Rafael, kevin dan Rio pun bergegas untuk ke kelas menemui Raka dan Bayu.
Geng warior atau gengnya rafael itu terdiri lima orang Rafael, Kevin, Rio, Raka dan bayu. namun Raka dan bayu itu jarang kumpul bersama Rafael, karena hobinya Raka yang suka tidur dikelas, dan Bayu dia selalu saja sibuk dengan Cewek-ceweknya. Yah maklum lah bayu itu terkenal Playboy cap kakap meskipun dengan tampang pas-pasan.
"kebakaran woyyy kebakaran. Cepet bangun." teriak kevin membangunkan Raka
"Apaaaaa kebakaran?? Mati gue." ucap Raka sambil mengelap sisa ilernya dan berlari tak jelas kesana kemari.
melihat tingkah laku Raka membuat tawa pecah dikelas itu. Raka menutupi wajahnya dengan buku merasa malu karena telah ditertawakan.
"s**l lo!! Buat gue malu aja!." Bentak Raka melempar Kevin dengan buku yang ada ditangannya.
"Lagian orang-orang pada belajar, makan, jajan. Lah lo malah molor." ucap kevin ketus dibalas tatapan sinis oleh Raka
"Ka? Bayu mana?" tanya Rio
"Mana gue tau. Gue kan abis bangun tidur." ucap Raka acuh
Terlihat Bayu sedang duduk bersama sila disana. Sila adalah pacar baru Bayu. Mereka baru jadian satu minggu yang lalu. Yah begitulah Bayu yang suka gonta ganti pacar.
"Heh lo bayu! sini jangan pacaran mulu. enek tau gue liatnya." ucap Rio datar
"Apa sih lo ganggu gue aja. sirik ya lo? Kalau sirik tuh makanya cari pacar! Jangan Jomblo mulu. Udah jomblo ngenes lagi." ucap Bayu di lanjut tawa tipis oleh sila
"Eh enak aja lo. Siapa juga yang jomblo. Gue itu Single." balas Rio
"apa bedanya single sama jomblo! Bukannya Sama aja." timpal Kevin
"Jelas lah beda single itu Prinsip lah jomblo itu nasib." ucap Rio percaya diri
"Iyah, tapi mau single atau jomblo itu sama aja! sama-sama sendiri." ucap Bayu tak mau kalah
"Uhhh awas lo yah." ucap Rio sinis sambil menghampiri Bayu yang hendak memukulnya. Namun belum saja Rio memukulnya Bayu sudah lari terbirit-b***t.
"Hei kalian diem napah! jangan kayak anak kecil. Gak tau malu!" melihat tingkah laku sahabatnya membuat Rafael Risih
"Tau sih kalian itu udah dewasa jadi harus tau umur. Gak malu tuh sama bulunya!" lanjut Kevin
Rio dan Bayu pun berhenti dari aktivitas kejar-kejarannya dengan napas terengah-engah mereka segera menghampiri Rafael, kevin, dan Raka
"Astaga dia tidur lagi." ucap mereka berbarengan saat melihat raka yang sudah pulas dengan tidurnya.
***
"Kesel deh sama cowok aneh itu."gerutu Dita kesal
"Udahlah Dita jangan dibahas kita lupain aja masalah tadi." ucap Syalwa berusaha menenangkan sahabatnya yang sedang emosi.
"Mmm gimana aku mau lupain itu syal, sedangkan dia aja cari masalah terus." Balas dita, menikmati semilir angin yang menerpa wajah dan hijabnya.
"Tapi, Rafael kalau lagi marah itu ganteng yah." celetuk Rita sambil membayangkan wajah marah Rafael.
"Ga nyambung! Lagian Ganteng dari mana coba? Ganteng diliat dari sedotan." ucap Dita karena tak menyangka bahwa sahabatnya ini mengagumi sosok Rafael yang menurutnya seperti iblis.
"Halahhh... sekarang ngomong gitu, nanti lama kelamaan kamu naksir." ucap Rita menggoda
"Dih, jangan sampai ya Allah." balas Dita mengadah menatap langit
"Iyah sih bener tuh kata Rita bisa-bisa kamu naksir sama Rafael." celetuk Syalwa
"Dih amit-amit deh. Jangan sampe!" ucap Dita bergidik.
"Kenapa kalian jadi bahas itu sih. Bikin bete aku aja." ucap Dita menekuk wajahnya
"Yaudah-yaudah maaf." ucap Rita mengulum senyumnya melihat tingkah Sahabatnya.
Tak lama kemudian bel masuk berbunyi
"Dita ayo ke kelas." ajak Rita
"duluan aja,nanti aku nyusul! aku mau ke toilet dulu kebelet nih." Ucap Dita yang segera berlari menuju toilet
"Yaudah gue duluan ke kelas yah." Teriak Rita
"Aku juga duluan yah." dilanjut Syalwa
"Iyah." Teriak Dita yang sudah menjauh dari pandangan Rita dan Syalwa
Mereka berduapun bergegas ke kelas. Sedangkan Dita dia pergi ke toilet untuk buang air kecil.
"Hadehhh udah diujung lagi." oceh Dita. Yang belum juga sampai ditoilet. Karena letak toilet dengan taman yang lumayan cukup jauh.
Namun tiba-tiba
Brukkk
Dita terjatuh karena ada seseorang yang menabraknya dari depan. membuatnya terjungkal dan kepalanya membentur lantai. saat ia ingin melihat seseorang yang menabraknya pandangannya terasa kabur dan langsung saja tak sadarkan diri.
"Awww"Dita mulai tersadar
memegangi kepalanya yang masih sakit
"aku dimana?." ucap dita
Terlihat ruangan kecil berwarna dominan putih dengan bau obat-obatan yang menyengat masuk kedalam hidung.
"Kamu ada di UKS."terdengar suara serak khas laki-laki. suara yang sangat familiar ditelinganya.
"Sepertinya aku kenal suara ini." batin Dita.
Benar saja setelah menoleh ia melihat sosok laki-laki yang tak asing baginya. Laki-laki yang sudah membuatnya kesal sekaligus malu. siapa lagi? Kalau bukan Rafael Bryantara!
"Ngapain kamu disini?" ucap Dita kaget.
"Seharusnya lo berterimakasih karena gue udah bawa lo kesini." ucap Rafael datar.
"Berarti yang nabrak aku tadi kamu?." tanya dita menyipitkan matanya
"Iyah." jawab rafael dengan wajah tanpa dosa
"Jihhh... bukannya aku yang harus berterimakasih! tapi kamu yang seharusnya minta maaf." ucap dita
"Ngapain gue minta maaf sama cewek munafik kayak lo!. masih untung lo gue bantu. Kalau gue mau, gue bisa biarin lo tergeletak disana tanpa punya inisiatif buat bantu lo.'' ucap Rafael berlalu meninggalkan Dita
Saat rafael menyebutnya munafik membuat hati Dita merasa teriris
"Munafik? Apakah semunafik itu? Hingga membuat seorang Rafael Bryantara membencinya."batin Dita
***********************
"Dit kamu gak apa-apa kan? Tadi aku denger dari bu Ratna kamu pingsan." ucap Syalwa khawatir
"ngga. Aku baik-baik aja ko." dita tersenyum karena masih ada yang peduli terhadapnya.
"Alhamdulilah." ucap syalwa
"Iyah syal. BTW Rita mana?" tanya dita
"Oh Rita? Biasalah dia pulang duluan sama Raka."jelas syalwa. Yang membuat dita tak menyangka dengan apa yang dia dengar
"Pulang Sama Raka?." ucap dita bingung
"Iyah emangnya kamu ga tau kalau Raka sama Rita baru jadian?."
"Hah jadian? Ngga! aku malah baru tau dari kamu. Raka itu yang mana?"
"Mmm Raka itu yang sekelas sama Rafael, sekaligus termasuk anggota gengnya Rafael." Geng nya Rafael? Apakah sikapnya sama seperti Rafael? Itulah yang memenuhi fikiran Dita.
"aku cuma bisa berdoa semoga sifat Raka gak sama kayak Rafael." ucap dita
"Iyah semoga aja. Dita mau pulang bareng aku ga?" ajak Syalwa
"Mmm gausah deh syal aku mau dijemput sama supirku."
"Yaudah aku duluan yah."
"Iyah hati-hati."
Syalwa pun bergegas untuk pulang. Dan Dita pun beranjak dari uks dengan lemas karena masih merasa pusing.
Diparkiran Dita menunggu jemputannya namun tak kunjung ada sampai jam menunjukan pukul 16:50. Dita pun memilih naik ojek online saja. Tak lama memesan, ojek online pun datang.
Ditengah perjalanan Dita melihat sekelompok pelajar sedang tawuran. Terlihat jalan yang sudah tak terkondisikan karena banyaknya pecahan-pecahan s*****a tajam berserakan dimana-mana. Dita sangat amat ketakutan. terlihat dari kejauhan seseorang yang sepertinya ia kenal. Dita menyipitkan matanya mencoba melihat lebih jelas, Dan benar saja seseorang itu adalah Rafael. Terlihat rambut dan bajunya yang sudah acak-acakan.
Saat motor yang ditumpangi Dita akan putar balik. Terlihat Rafael tersungkur jatuh dan terlihat juga seseorang yang akan menusuknya oleh s*****a tajam yang sepertinya adalah pisau. Dita pun berhenti dan turun, ia segera berlari untuk menolong Rafael. Saat pisau itu akan mengenai Rafael.
"RAFAEL AWASSS!!!" teriak dita
Dan tiba-tiba
JLEPSSSSS
Pisau itu mengenai perut Dita. Terlihat darah mengucur dari perut Dita dan mengotori baju seragamnya. Dita langsung tak sadarkan diri. Karena banyaknya darah yang keluar.