PART 8

1497 Kata
Part 8 Suara adzan subuh berkumandang Dita segera bangun untuk menunaikan kewajibannya. Namun sahabatnya Rita dan syalwa mereka masih tertidur pulas. Dita ingin membangunkan mereka tetapi ia tidak tega. Namun Dita memberanikan diri untuk membangunkan mereka ia harus tega daripada kedua sahabatnya ini masuk neraka kan!. "Rita, Syalwa bangun." Dita membangun kan kedua sahabatnya dengan sedikit mengguncang tubuh mereka. namun mereka tak kunjung bangun Dita memikirkan cara untuk membangun kan kedua sahabatnya. "Woy kebakaran kebakaran!!!." teriak Dita ditelinga kedua sahabatnya "Hah? Kebakaran? mati gue mati." ucap Rita seketika kedua sahabatnya kaget. Dita tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku sahabatnya apalagi Syalwa ia mencari jalan keluar dengan mata yang masih terpejam "Gila lo Dit. Bulu hidung lo tuh kali kebakaran." ucap Rita sambil melempar bantal "Tau sih bercanda nya keterlaluan." lanjut Syalwa dan sekarang sudah benar-benar bangun "Lagian dibanguninnya susah. Dasar kebo. Ayo sholat subuh."ajak Dita "Kenapa gak sholat sendiri aja." ucap Rita "Ih gak mau pengennya berjamaah biar dapat pahala 27 kali lipat." ucap Dita "yaudah ayo Rita, Syalwa sholat?" Lanjut Dita menarik paksa lengan Rita dan Syalwa. Akhirnya Rita dan Syalwa mau tidak mau menuruti Dita meskipun mereka masih ingin tidur. ***** Setelah sholat mereka bertigapun bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Berhubung Pak diman supir dita Hari ini cuti karena istrinya sedang sakit mereka semua pun kesekolah menggunakan taxi. Sesampainya disekolah mereka bergegas untuk ke kelas. Tak mereka sangka ada seseorang yang sedang menunggu. "Hai selamat pagi." sapa laki-laki yang ternyata adalah Rafael "Ra-rafael." ucap Rita dan Syalwa berbarengan mereka berdua tak menyangka jika yang menyapa mereka adalah Rafael Dita hanya diam ditempatnya ia juga tidak menyangka kalau Rafael ada dikelasnya. Rafael pun bangun dari tempat duduknya dan menghampiri Dita. Ia berjalan maju dan maju terus maju dan....... HAP Rafael langsung memegang tangan Dita. Dita Yang melihat itupun kaget, ia langsung menghempaskan tangan Rafael yang menggenggam tangannya "Apa apaan sih Rafael." ketus Dita ia tidak ingin ada yang menyentuhnya selain suaminya nanti "Gue cuma mau bicara sebentar Dita." lirih Rafael "Yaudah cepet bicara. Gausah sentuh-sentuh." gerutu Dita Semua orang yang ada dikelas hanya memperhatikan mereka. Tatapan mereka terhadap Dita sangat sulit diartikan. "Tapi jangan disini. Lo mau jadi pusat perhatian." jelas Rafael Dita langsung melihat sekitarnya dia baru menyadari jika semua orang memperhatikannya terutama kedua sahabatnya Rita dan syalwa. Dita menghela nafas panjang "Baiklah ayo kita bicara di taman." ajak dita "Rita tolong nih taro tas aku ke bangku, aku mau bicara sebentar sama dia." lanjut Dita. Rita hanya mengangguk dan Dita pun segera pergi. Sedangkan Rafael sudah berjalan duluan ketaman. Dita hanya mengekorinya dari belakang Sesampainya di Taman Sekolah "Cepet!! Apa yang mau kamu bicarain?." tanya Dita penasaran Rafael pun berbalik menghadap Dita. Kini jarak diantara mereka sangatlah dekat. Sehingga bisa di ukur dengan ukuran cm. "Mmmmm............gue ingin lo jadi Partner gue diacara ulang tahun sekolah besok. Tapi.........?" Rafael pun menggantung ucapannya yang membuat Dita bingung "Tapi? Tapi apa." tanya dita menimbulkan kerut didahinya "Tapi gue harap lo bisa lepas hijab lo buat acara besok." jelas Rafael "Apa? Lepas hijab? Apa kamu gila Rafael." Dita pun kaget mendengar ucapan Rafael "Iyah gue mohon Dita."lirih Rafael " Maaf gak bisa!!!. Mending kamu cari wanita lain saja Rafael." ucap Dita dan hendak meninggalkan Rafael. Namun langkahnya terhenti pada saat ada sebuah tangan yang mencekalnya. "Aku bilang Jangan sentuh aku Rafael!!. Harusnya kamu paham akan batasan antara perempuan dan laki-laki!" Dita menghempaskan kasar tangan Rafael dan langsung pergi meninggalkan Rafael Rafael hanya diam ia tidak menyangka jika dia bisa di tolak mentah-mentah oleh seorang wanita "Dasar wanita munafik bisa-bisanya menolak gue hanya karena kain penutup s****n itu." batin Rafael tidak terima ***** Setelah sampai dikelas Dita langsung duduk. Ia hanya diam sambil mengotak-ngatik handponenya dengan malas. Rita dan syalwa pun bingung dengan sikap Dita "Lo kenapa Dita? apa Rafael berbuat macem-macem lagi ke lo?." tanya Rita penasaran "Iyah kamu kenapa Dita habis bicara sama Rafael mukanya ditekuk gitu?." tanya Syalwa juga penasaran Sebenarnya Dita malas untuk menjawab pertanyaan Rita dan syalwa. Tetapi bagaimana pun mereka berdua adalah sahabatnya jadi Dita harus menceritakan semuanya "Jadi gini Rita, Syalwa tadi itu Rafael ngajak aku buat jadi Partner untuk acara ulang tahun sekolah besok." jelas Dita "Terus gimana? Lo terima?" tanya Rita "Enggak." jawab Dita singkat "Kenapa?." tanya Syalwa juga penasaran Dita hanya menghela nafas pelan "Karena Rafael minta aku buat lepas hijabku." jelas Dita "Apa? Kurang ajar si Rafael! harusnya dia tau lo gak bakal lepas hijab lo karena itu udah bagian dari hidup lo!" geram Rita Dita hanya mengangkat bahunya tak acuh "Entahlah." Malam ini adalah malam yang membuat Dita dilanda bimbang. Ia bimbang karena Rafael ingin menjadikan dirinya menjadi partner dalam acara ulang tahun sekolah besok. Dita ingin saja menjadi partner Rafael hanya saja yang membuat Dita bimbang adalah Rafael ingin Dita melepas hijabnya, Dita tidak mungkin melakukannya karena bagaimana pun hijab adalah bagian dari hidupnya... Disaat Dita sedang menatap kosong ke depan tiba-tiba ponselnya berdering tanda pesan masuk. dita segera membuka pesan tersebut Nomor yang ada di handpone itu sangat lah asing bagi Dita. Ia pun mulai membacanya Send no tak dikenal Assalamualaikum Dita Dita pun membalas pesan tersebut dengan Ragu-ragu Waalaikumsalam ini siapa yah Send Ini aku kevin temannya Rafael. Dita aku ngajak kamu buat jadi partner buat acara besok, gimana kamu mau gak? Dita nampak berpikir untuk menerima ajakan Kevin. Aneh yang dita rasakan mengapa kevin mengajaknya kenapa tidak mengajak wanita lain. Kini fikiran Dita berkecamuk antara Rafael atau kevin. Aku tidak tau kevin aku belum bisa menjawabnya Send Baiklah aku tunggu jawaban kamu besokk √√ Dita hanya membaca pesan chat itu malas. Dia bingung harus apa. Tidak mungkin kan dia sholat istikharah hanya untuk perkara seperti ini. Daripada memikirkan ini dita memilih tidur untuk menjernihkan pikirannya. Keesokan harinya Dita bangun jam 05.30 ia sangat terlambat hari ini ia pun segera mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Mungkin ia sangat kelelahan karena memikirkan sesuatu yang tidak penting semalaman. Berhubung sekolah diliburkan karena persiapan ulang tahun sekolah. Setelah melaksanakan sholat subuh ia pun mandi lalu membereskan rumah. Setelah itu ia bersantai menonton tv. Dita hanya memindah-mindahkan channel malas tidak ada acara yang ia sukai. Ia sangat sedih karena mama dan papanya belum juga pulang. Karena suatu hal entah apalah itu. Dita pov Aku hanya menatap kosong kedepan memikirkan ajakan Kevin. Disaat aku sedang melamun tiba-tiba Drrrt drttt Teleponku berbunyi. Tertera nama Kevin disana. Hallo assalamualaikum Waalaikumsalam dita Bagaimana? kamu mau Kan jadi partner acara Malam ini? Aku tidak tau harus menjawab apa. Aku berfikir keras menerima tawarannya atau tidak. Aku menghembuskan nafas kasar sebelum akhirnya menerimanya Baiklah Apa kau serius? oke nanti aku jemput Dan untuk gaun Nanti akan kupilihkan Kau tunggu saja dirumah Ta-tapi itu tidak perlu Aku tidak menerima Penolakan. Sudah dulu Yah sampai ketemu Nanti malam Tut tut tut suara telepon dimatikan sepihak. Sebenarnya Kevin tidak perlu memilihkan gaun untukku karena aku hanya takut jika gaun itu tidak sesuai dengan kesyar'ian ku. Bingung aku harus melakukan apa hari ini aku merasa bosan di rumah hanya sendirian. aku tertidur diatas sofa ruang tamu. Sampai terdengar suara seseorang memencet bel rumah. Aku berharap itu adalah mama dan papa. Aku membuka pintu. Dan diluar dugaan ku "Selamat siang ini ada paket untuk Pradita Wulandari." ucapnya "Iyah saya sendiri. Baiklah terimakasih pak." ucapku lalu menandatangani kertas dari bapak-bapak yang ku tau dia adalah kurir. Aku kembali masuk kedalam sambil membawa paperbag tersebut.ku kira itu mama dan papa ternyata pak kurir. Aku sangat penasaran dengan isinya. Apakah bom? Oh ayolah tidak mungkin kan ada seseorang yang memberiku bom. Saat ku buka ternyata itu adalah gaun. gaun yang sangat indah berwarna biru. Ku Fikir itu dari Kevin. ****** Malam tiba Malam ini adalah malam yang aku tunggu-tunggu malam dimana akan diadakan pesta. Siapa yang tidak suka pesta? Pasti semuanya suka kan!. Aku pun segera bersiap-siap dengan memakai gaun yang kevin berikan kepadaku. Gaun ini sangat cantik aku sangat menyukainya. Aku memoles tipis wajahku dengan make up tidak lupa lip cream berwarna peach dipakai tipis dibibirku. Aku sengaja hanya memakai make up tipis. karena diusia ku yang menginjak remaja ini tidak mungkin menggunakan make up tebal karena itu tidak pantas dan tidak sesuai dengan umurku. Setelah selesai akupun segera beranjak dari kamar dan beralih kedepan, disana Kevin sudah menungguku. Kevin Pov Sebenarnya sudah sejak lama aku menyukai Dita. Sejak dia pindah ke sekolah Bryantara. Aku merasa iba saat dia selalu dikucilkan dan dipermalukan oleh Rafael. Namun aku tidak bisa berbuat apa-apa karena kalian taukan jika Rafael anak pemilik sekolah Bryantara. Aku tidak ingin dikeluarkan dari sekolah hanya karena masalah ini. Pasti yang kalian fikir aku itu lelaki pengecut!. Tak apalah kalian berfikir seperti itu. Toh aku juga akan memperbaikinya. Aku sedang menunggu Dita didepan Rumahnya. Aku sangat bahagia saat ia menerima tawaranku, untuk menjadi partner acara kali ini. Namun disisi lain aku sangat sedih karena tidak sempat membelikannya gaun karena adikku mengalami kecelakaan. jadi, aku harus mengurusnya. padahal aku sudah berjanji untuk memilihkan gaun untuk Dita. Tak apalah nanti aku akan meminta maaf kepadanya. Dan membelikan gaun dilain waktu. Sekitar 5 menit aku menunggu akhirnya Dita sudah selesai. Aku sangat terpesona dengannya ia sangat cantik aku sampai tak berkedip melihatnya. Namun sayangnya gaun yang Dita pakai dengan jas yang aku pakai sangat tidak cocok. Seandainya aku yang memilihkan gaun itu pasti tidak akan begini. "Hei apa kau menunggu lama." tanyanya tak terdengar ditelingaku "Heiii." ucapnya membuyarkan lamunanku "Eh-eh iyah ada apa?" ucapku kikuk "Aku bertanya apa kau menunggu lama?" lanjutnya "Oh tidak baru saja." ucapku "Baiklah ayo kita berangkat." ajaknya Akupun segera masuk kedalam mobil dan melajukannya dengan pelan berharap bisa berlama-lama dengannya hanya berdua dan saling bertukar obrolan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN